Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Sabtu, 07 Desember 2013




SEJARAH KEHIDUPAN AYAHKU




MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu, M.Pd







oleh:

Jailani Abdul Azis
130731615738











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang berjudul Sejarah Kehidupan Ayahku
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai sumber hingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menucapkan terima kasih kepada Bu Indah Wahyu, MPd selaku pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan untuk terselesaikannya makalah ini. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan maupun bantuan agar makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terlalu banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengarapkan kritik maupun saran yang dapat memberikan bantuan agar penulis dapat menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
















DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang
2.       Rumusan Masalah
3.       Tujuan
4.       Metode Sejarah
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah kehidupan  Ayah Saya sebelum menjadi seorang perantau
2.2. Penyebab Ayah Saya Menjadi Seorang Perantau
2.3.Sejarah Kehidupan Ayah Saya Setelah Menikah
BAB III PENUTUP        
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
















BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Kehidupan Ayah saya mungkin identik dengan perantauan. Karena semasa mudanya ayah saya lebih sering tinggal di perantauan dari pada tinggal di tanah kelahirannya. Ayah saya pernah mengalami malang melintang hidup di perantauan dan merasakan manis pahitnya hidup jauh dari kampung kelahiran.
Kehidupan seperti itu memang pernah dijalani oleh saya selama bertahun-tahun. Namun ayah saya sadar bahwa tak selamamya ia akan hidup di tanah perantauan, karena ia memiliki keluarga yang membutuhkan perhatiannya. Maka dari itu kehidupan ayah saya mulai dari kegemarannya yang sering merantau hingga menarik untuk dibahas karena mengandung nilai sejarah seseorang, dan memilik nilai moral yang bisa diambil manfaatnya.
2.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kehidupan ayah saya sebelum menjadi seorang perantau?
2.      Apa yang menyebabkan ayah saya merantau ke luar kota bahkan ke luar pulau?
3.      Bagaimana kehidupan Ayah saya setelah ia menikah hingga sekarang?

3.      Tujuan   

1.      Mengetahui kehidupan masa muda ayah saya
2.      Mengetahui apa saja yang menyebabkan ayah saya menjadi seorang perantau
3.      Mengetahui kehidupan ayah saya setelah ia menikah hingga sekarang
4.        Metode

1.    Pemilihan Topik
1.       Kedekatan Emosional
            Ayah saya merupakan seseorang yang pernah mengalami kehidupan yang kurang yang menyenagkan, tepatnya ia pernah menjalani kehidupan sebagai seorang perantau. Maka dari itu untuk mengetauhi sejarah ayah saya sebagai seorang perantau, penulis mencoba membahas kehidupan masa muda ayah saya, faktor-faktor yang menyebabkan ayah saya menjadi seorang perantau dan kehidupan ayah saya setelah menikah hingga sekarang.

2.       Kedekatan intelektual
Untuk keabsahan makalah ini penulis mencari sumber-sumber, baik primer maupun sekunder.  Pemilhan topik ini bertujuan agar pembaca bisa mengambil hikmah atau pelajaran  dari kehidupan ayah saya yang latar belakanggnya adalah seorang perantau. Oleh sebab itu topik yang akan  saya bahas adalah kehidupan ayah saya yang menjadi seorang perantau.
2.       Heuristik
Pengumpulan data dan sumber-sumber yang sesuai dengan topik pembahasan  yaitu sumber primer didapat penulis dari mewawancari ayah sayaSutaji yang merupakan seseorang yang pernah mengalami malang mlintang hidup dalam perantauan. Sedangkan sumber sekunder adalah ibu saya Supini yang tak lain aalah istri dari ayah saya, sumber sekunder sendiri adalah untuk pembanding dari sumber primer.

3.       Kritik

1.      Kritik eksternal
Dari sumber primer ayah saya memang mengaku benar, bahwa ia pernah merasakan manis pahitnya menjadi seorang perantau, dimana ayah saya pernah malang melintang merantau dari Madura, Lampung, Kalimantan, bahkan sampai ke Timor-timor. Kehidupan itu dijalaninya selama bertahun-tahun sebelum ia menikah dengan ibu saya. Setelah berkeluarga dan memiliki dua orang anak ayah saya masih sering merantau hingga akhirnya pada suatu saat ia memutuskan untuk berhenti merantau dan memilih tinggal di desa dan bekerja sebagai petani untuk bisa berkumpul  dengan keluarganya.
2.       Kritik Internal
Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis, masuk akal jika penyebab utama yang membuat ayah saya menjadi seorang perantau adalah faktor ekonomi kenyataannya ayah saya bila hidup di desa hanya bekerja sebagai buruh tani. Dan proses beralihnya pekerjaan Ayah saya dari seorang perantau menjadi seorang petani memerlukan waktu yang cukup lama.
4.       Interpretasi
        Dari data-data atau fakta-fakta yang saya dapat melalui wawancara, baik dengan sumber primer maupun sumber sekunder dapat saya interpretasikan bahwa, kehidupan sulit yang pernah dijalani ayah saya berawal dari dia bekerja di Kalimantan sebagai Tukang. Penyebab utamanya tak lain adalah faktor ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan di desa. Sehingga dia harus bekerja mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kedua orang tuanya. Sedangkan proses beralihnya pekerjaan ayah saya dari seorang perantau menjadi seorang petani dilaluinya setelah ia memilliki keluarga.

5.       Historiografi

                               Dalam historiografi penulis memulai dengan Bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta metode-metode sejarah. Kemudian dilanjutkan pada Bab II yaitu pembahasan, pembahasan ini merupakan inti makalah, tepatnya jawaban dari rumusna masalah yang akan dibahas lebih detail mengenai historiografi ini. Dan yang terakhir Bab III penutup yaitu berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah kehidupan  Ayah Saya sebelum menjadi seorang perantau
Kehidupan ayah saya dimulai dari pernikahan kakek saya yang bernama Paeman dengan nenek saya yang bernama faridah . ayah saya lahir di Jombang, pada tangal 7 april 1961 ia anak ke lima dari enam bersaudara, ayah saya di besarkan bersama saudara-saudaranya di sebuah desa Puri Semanding, waktu SD ia bersekolah di SDN Puri Semanding 1. Setelah lulus SD ayah saya tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya. pada saat ia berusia 15 tahun ia  pergi ke mojoagung untuk bekerja sebagai buruh ia bekerja di rumah abah Sholeh, Abah Sholeh adalah seorang kyai di daerah Mojoagung jadi selain bekerja ayah saya mendapatkan kesempatan belajar ilmu agama disana. Selama disana ayah saya bekerja sebagai pengembala ternak selama hampir lima tahun.
Ketika bekerja disana ayah saya mendapat banyak sekali pengalaman yang tak ternilai harganya diantaranya selain lihai dalam mengembala ternak, ayah saya juga mengerti tentang ilmu agama. Sehingga ketika ia kembali  ke desanya ayah saya sangat menonjol daripada teman-teman seusianya dalam bidang agama. 

2.2  Penyebab Ayah Aya Menjadi Seorang Perantau

Penyebab utama ayah saya menjadi seorang perantau adalah karena  faktor ekonomi. Ayah saya adalah seorang anak dari    bapak Paeman dan ibu Farida. Kedua orang tuanya bercerai disaat ia masih berusia dua belas tahun. Ayah saya hanya mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar(SD).
Terbatasnya pendidikan membuat ayah saya menjadi menganggur dan memaksanya untuk mencari pekerjaan di luar daerah maupun di luar pulau. Selain itu latar belakang keluarga ayah saya memang identik dengan perantauan, ia ingin berhasil seperti saudara-saudaranya yang hidupnya jauh lebih baik di tanah perantauan, seperti kakak laki-lakinya yang sukses menjadi petani tebu di daerah Lampung atau seperti adhek perempuannya yang sukses bekerja di Kalimantan. di tahun 1981 ayah saya merantau ke Kalimantan disana ia bekerja sebagai tukang namun dia hanya bekerja selama dua bulan karena saudaranya meminta agar ia bekerja di Lampung. Disinilah ayah saya menghabiskan masa mudanya. Bertahun-tahun ayah saya bekerja sebagai petani Tebu dan bertemu dengan sahabat-sahabatnya.bersama para sahabatnya inilah ia melewati suka duka hidup di tanah perantauan. Ia merasakan betapa beratnya hidup di tanah perantauan karena harus terpisah dari keluarganya.
Sebelum berkeluarga Ayah saya harus menghidupi ibunya yang memasuki usia senja, karena setelah bercerai dengan suaminya biaya hidup ibunya menjadi beban tanggung jawabannya hal itu dikarenakan karena dari ke enam saudaranya hanya ia yang belum berkeluarga.
Karena faktor-faktor itulah ayah saya rela menjadi seorang perantau dan menghabiskan masa mudanya untuk bekerja di tanah perantauan.   

2.3  Sejarah Kehidupan Ayah Saya Setelah Menikah

Pada tahun 1986 setelah ayah saya kembali dari Lampung ayah saya menikah dengan seorang perempuan dari lain desa yang tak lain adalah ibu saya. Pada saat itu  ayah saya berusia 25 tahun sedangkan ibu saya masih berumur 17 tahun.
Setelah menikah banyak peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan ayah saya, diantaranya kelahiran putra pertamanya di tahun1987 namun karena usia kandungan ibu saya yang masih muda anak pertamanya meninggal dunia pada saat kelahirannya. Begitupun dengan kelahiran anak kedua dan ketiganya mereka mengalami nasib yang sama seperti anak pertamanya bedanya anak kedua dan ketiga ayah saya berjenis kelamin perempuan. Mereka masing-masing lahir di tahun 1989 dan 1990. Banyak orang yang beranggapan bahwa ayah saya tidak akan memiliki keturunan dari ibu saya. Tetapi berkehendak lain di akhir tahun 1992 tepatnya pada tanggal 27 desember 1992 lahirlah dua putra kembar yang tak lain adalah saya sendiri Jailani Abdul Azis dan Adhik saya Junaidi Abdul Azis yang lahir dengan selamat. Ayah saya sangat bahagia dengan kelahiran kedua putranya karena ia sudah lama mengidamkan memiliki anak laki-laki.
Kehidupan ayah saya setelah menikah memang tak jauh berbeda pada saat ia masih muda. Ayah saya masih suka merantau ke daerah lain. Pada saat saya masih kecil ayah kembali merantau ke Madura, Lampung, bahkan sampai ke Timor-Timor. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti merantau dan memilih bekerja di desa sebagai petani. Hal itu dikarenakan banyaknya konflik yang terjadi di tanah perantauan dan ia menyadari bahwa keluarganya membutuhkan perhatiannya.
Sekarang kedua putranya telah duduk di bangku perkuliahan. Harapan terbesarnya adalah ia ingin melihat kedua putranya bisa menjadi sarjana dan kehidupannya jauh lebih baik dari dirinya. Ia tak ingin kedua putranya menjadi seorang perantau seperti dirinya.

BAB III
PENUTUP
1.                     Kesimpulan
Sebelum menjadi seorang perantau ayah saya pernah bekerja sebagai buruh di rumah Abah Sholeh selama lima tahun. Ketika bekerja disana ia mendapatkan kesempatan untuk belajar ilmu agama dari Abah Sholeh.
Penyebab ayah saya menjadi seorang perantau tak lain adalah faktor ekonomi. Ayah saya adalah anak laki-laki yang terlahir dari keluarga yang kurang harmonis, kedua orang tuanya bercerai pada saat dia masih berusia dua belas tahun. Setelah pulang dari rumah Abah Sholeh, ayah saya merantau ke Kalimantan dan ke Lampung.
Tetapi tidak selamanya ayah saya hidup di tanah perantauan. karena setelah menikah dan memilik keluarga ayah saya mulai meninggalkan kebiasaan merantaunya. Meskipun pada saat kedua putranya masih kecil ia masih merantau untuk waktu yang tak cukup lama.

2.                     Saran
       Kehidupan sulit yang pernah dialami oleh seseorang, janganlah di anggap remeh. Sebagai seorang ilmuan khusunya sejarawan harus mengetahui seluk-beluk awalnya khusunya faktor penyebab. Sehingga, bisa mengambil pelajaran dan lebih menghargai orang yang pernah mengalaminya.

DAFTAR RUJUKAN
Nara Sumber
·      Nama                       : Sutaji
TTL                        : Jombang, 7 April 1961
Pekerjaan                :  Buruh Tani                       
Status                      : Menikah
Alamat                    : Dusun Bululowo, Desa Puri Semanding, Kecamatan  Palndaan, Kabupaten Jombang.
·      Nama                       : Supini
·      TTL                         : Jombang, 12 maret 1969
Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga
Status                     : Menikah
Alamat                    : Puri Semanding, kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.









LAMPIRAN




 











                                                                                             


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blog Archive