Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Jumat, 06 Desember 2013


PENGARUH PAKSAAN ORANG TUA TERHADAP KEHIDUPAN DAN PRESTASI IRMA ERFIANA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.pd dan Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.pd., S.Hum., M.Pd



OLEH
IRMA ERFIANA
130731615750


um.jpg




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2013




DAFTAR ISI
                                                                                            
                                                                                                    Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................... ..5
C. Tujuan.......................................................................................5
D. Metode.......................................................................................5
BAB II            PEMBAHASAN
2.1 permasalahan yang dihadapi Irma Erfiana................................ 8
2.2 dampak yang dihadapi oleh Irma erfiana............................... 12
2.3 solusi sebagai upaya mengatasi permasalahan........................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................. 16
3.2 Saran....................................................................................... 16
WAWANCARA..................................................................................... 17
DOKUMENTASI................................................................................... 18



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmad, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGARUH PAKSAAN ORANG TUA TERHADAP KEHIDUPAN DAN PRESTASI IRMA ERFIANA” untuk memenuhi tugas pengantar ilmu sejarah.
Dalam makalah ini dibahas secara rinci mengenai kehidupan Irma erfiana dari awal mula sekolah TK sampai MAN beserta permasalahan dan solusi. Dan juga menyertakan alasan yang jelas yang diperoleh dari hasil wawancara trhadap Ibu dari penulis (irma erfiana).
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing atas motivasi dan bimbingannya yang diberikan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta pihak yang terlibat di dalamnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga dapat mendatangkan manfaat bagi para pembaca.












                                                                         Malang,   Desember  2013

BAB 1
Pendahuluan
A.   Latar Belakang
          Keluarga adalah sebuah kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapak ibu dan anak-anak yang terkumpul dan tinggal disuatu bangunan dalam keadaan saling membutuhkan satu sama lain. Yang membagi suatu kegiatan dengan kerja sama untuk meringankan pekerjaan tersebut. Didalam keluarga pastilah ada aturan-aturan yang mengikat. Dan antara keluarga satu dengan yang lain mempunyai aturan yang berbeda. Bagi penulis keluarga adalah harta paling berharga yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Didalam keluarga pasti adanya batasan-batasan aturan yang dibuat oleh kepala keluarga.
            Aturan yang mengikat anggota keluarga untuk mematuhinya, dan aturan tersebut apabila terlalu memberatkan tidak begitu bagus kepada perkembangan anggota keluarga. Sebagai penulis mengharapkan aturan tersebut tidak terlalu memaksa ataupun berpihak kepada satu sisi saja. Karena akan berdampak pada sikap yang penulis jalankan.
            Pilihan dalam hidup itu banyak pilihan menentukan kemauan diri sendiri untuk kehidupannya sendiri adalah salah satu cita-cita penulis. Memilih sesuai kemampuan dan kemauan sebagai harapan agar dapat menjalankannya dengan baik. Tetapi tidak jarang ada sekelompok keluarga yang masih memaksakan keinginannya kepada anak-anaknya. Dan tidak jarang juga paksaan tersebut diiringi dengan kekerasan.
            Mengapa harus dipaksa jikalau paksaan itu menimbulkan efek yang buruk kepada anak-anak yang merasa diringa menginginkan berinofasi di kehidupannya, tetapi karna paksaan semua itu gagal terlaksana karena mersa tidak menyukainya. Sekalipun paksaan itu dijalankan tetapi belum tentu saat menjalankannya anak-anak tersebut bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena penulis berfikir paksaan itu mendorong anak untuk menjadi pribadi yang bebas dari paksaan, sehingga mengakibatkan kenakalan dan tidak perduli akan adanya aturan. Hal tersebut adalah bagian kecil akibat orang tua terlalu memaksakan keinginannya tanpa memperdulikan kemampuan anak-anaknya. Penulis berfikir menjalankan hal yang dikarenakan paksaan tidak karena niat, tetapi takut terbilang anak yang durhaka. Maka dari itu penulis mengambil topik “pengaruh paksaan orang tua terhadap kehidupan Irma Erfiana”

B.     Rumusan Masalah
                               I.            Apa saja yang orang tua paksaakan terhadap kehidupan Irma Erfiana?
                            II.            Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat paksaan dari orang tua terhadap kehidupan Irma Erfiana?
                         III.            Apa saja solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat paksaan tersebut?

C.     Tujuan
                               I.            Untuk mendeskripsika mengenai paksaan orang tua terhadap kehidupan Irma Erfiana.
                            II.            Untuk mendeskripsikan mengenai dampak yang ditimbulkan akibat paksaan orang tua di kehidupan Irma Erfiana.
                         III.            Untuk mendeskripsikan solusi yang terbaik sebagai pemecahan masalah akibat adanya paksaan orang tua dikeluarga Irma Erfiana.
D.    Metode
Dengan cara yang sederhana penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, penulisan.(Kuntowijoyo, 2013:69-80).
                               I.            Pemilihan Topik
Penulis memilih topik yang berjudul pengaruh paksaan orang tua terhadap kehidupan Irma Erfiana. Karena penulis ingin menceritakan sejarah pejalanan hidup dan permasalahan yang pernah dihadapi. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi penulis yang menarik untuk dikupas secara terperinci. Tetapi penulis tidak menceritakan semua masalah yang ada didalam kehidupannya, karena penulis tidak terlalu membuka masalah yang dialami.
                            II.            Pengumpulan Sumber
Penulis menggunakan metode wawancara kepada Ibu dari saudari Irma Erfiana. Dan menggunakan bukti pengumpulan data berupa Akta, kartu keluarga dan ijazah SMA yang ditempuh oleh saudari Irma Erfiana.
                         III.            Kritik
a.       Ktritik Eksternal
                 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu dari Irma Erfiana menjelaskan bahwa, irma erfiana pada saat itu masih terlalu kecil untuk dilepas didunia luar sendiri tanpa pengawasan dari pihak oran tua. Dan pada akhirnya orang tua Irma bertindak memaksa sedemikian rupa supaya Irma dapat menjadi pribadi yang terdidik.
b.      Kritik Internal
                 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ibu dari saudari Irma, Ibu Warsini berumur empat puluh tuju tahun dan menikah pada tahun 1987, dan setahun kemudian Ibu dari Irma erfiana ini mempunyai anak laki-laki yang bernama Fadli Fatkhur Rohman yang lahir pada 09 Maret 1988. Dan enam tahun kemudian pada tanggal 07 April 1995 keluarga kecil tersebut bertambah satu anggota yaitu Irma Erfiana, yang kemudian mereka tinggal disebuah rumah yang beralamat Plelek Rt 02/02 Pengkol Mantingan.
                         IV.            Verifikasi
Penulis menggunakan metode wawancara dan pengumpulan data sebagai perbandingan maupun sebagai bukti yang nyata bahwa saudari Irma Erfiana adalah salah satu anak yang menjadi korban paksaan orang tua dan pada akhirnya berdampak tidak begitu baik diprestasi sekolahnya.

                            V.            Interpretasi
Menurut penulis hal semacam ini masih banyak digunakan oleh para orang tua yang menganggap dirinya yang benar dan tidak terlalu menghiraukan keinginan dan kemauan anak-anaknya.
                         VI.            Penulisan
Pada bab 1 penulis menjelaskan bagaimana cara mencari informasi dengan cara mengumpulkan wawancara dan mengumpulkan data dari dokumen yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang telah terjadi.sedangkan bab 2 menjelaskan bagaimana isi dari perjalanan hidup dan  permasalahan hidup yang dijalani oleh Irma Erfiana.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa saja yang orang tua paksaakan terhadap kehidupan Irma Erfiana?

            Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus ada alur dan tatanan, tetapi dalam hidup juga harus mempunyai prinsip agar dapat memotivasi dirinya sendiri. tetapi tidak dalam kehidupan Irma Erfiana. Irma Erfiana adalah putri dari Bapak Paruki dan Ibu Warsini, Irma adalah anak kedua dari dua bersaudara Ia mempunya kakak yang bernama Fadli Fatkhur Rohman. Dari kecil Irma tidak pernah memilih sekolah sesuai apa yang Ia inginkan, tidak hanya sekolah waktu Ia sehari-hari penuh dengan aturan yang membuat Ia merasa terkekang dan tidak seperti anak-anak yang lain, yang dapat menikmati indahnya bermain dan berimajinasi sesuai apa yang diinginkan oleh diri sendiri.
            Yang penulis akan ceritakan adalah penglaman Irma Erfian yang dipaksa karena urusan sekolah, Irma Erfiana yang lahir pada tanggal 07 April 1995 yang seharusnya sekolah TK umur enam Tahun, tetapi karna ibunya yang menginginkan Irma sekolah lebih awal, saat Irma baru umur empat tahun lebih delapan bulan, Irma sudah memasuki sekolah TK Darma Wanita 1 Pengkol, dan pada akhirnya Ia bersekolah di TK selama dua tahun. Setelah dua tahun Irma di TK, Ia menginginkan masuk sekolah di SDN Pengkol 2, tetapi orang tua tidak mengizinkan dan menyekolahkan Irma di MI AL-Huda Pengkol, selama dua tahun Irma sekolah di MI tersebut prestasi yang Ia dapatka selalu setandart dan tidak terlalu memuaskan buat orang tuanya Ia hanya mendapat peringkat empat, lima, bahkan eman dari delapan belas siswa. Melihat prestasi yang kurang begitu memuaskan tersebut, ayah dari Irma ini bertindak keras, ayahnya membuat aturan, dan aturan tersebut sangatlah berat untuk anak yang baru duduk di kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah. Aturan tersebut adalah Irma harus masuk tiga besar dalam kelas, tidak mau tau bagaimana caranya dan apabila tidak mendapat peringkat tiga bersar Irma tidak diperbolehkan keluar rumah sebelum mendapat peringkat tiga besar dalam Ia bersekolah di MI tersebut.
            Secara tidak langsung hal tersebut memaksa Irma mengikuti les yang diadakan gurunya sepulang sekolah, dengan wajah yang tidak terlalu besemangat Irma selalu aktif mengikuti les tersebut, dengan mengendarai sepeda kecilnya setiap jam dua siang Ia melaju menuju tempat les tersebut, sedangkan anak-anak yang sebaya dengannya asik bermain sesuka hatinya, kadang Irma merasa hal itu tidak adil untuknya, tetapi apa daya semua itu demi orang tuanya. les pun dimulai dari jam dua siang sampai jam empat sore. Sehabis pulang dari les Irma tidaklah langsung bisa bermain bersama teman-temannya, Ia harus mengikuti TPA (taman pendidikan al-quran) yang diikutinya dari sehabis mahrib sampai isya.
            Kegiatan seperti itu dilakoninya selama satu tahun karena pada kelas tiga semester dua Irma mendapatka juara dua dalam kelasnya. Setelah Ia mendapat juara dua, Irma meminta berhenti dari les yang tiap hari dilakoninya. Dan akhirnya dari kelas empat sampai kelas enam MI Irma bisa menikmati permainan seperti teman yang lain walaupun hanya sedikit karena orang tua yang selalu mengawasinya.
            Setelah dinyatakan lulus dari MI irma ingin melanjutkan di MTSN 1 MANTINGAN, tetapi orang tua berkehendak lain dan Irma hanya diberi dua pilihan yaitu SMPN 1 Mantingan atau di GONTOR PUTRI, dan pada akhirnya Ia memilih di SMPN 1 Mantingan. Yang semula Ia dari MI memakai jilbab harus melepas jilbab sekolah di SMPN 1 Mantingan tersebut. Irma menikmati sekolah di SMP tersebut karena ketika pengambilan Raport tidak mencantumkan peringkat ataupun juara, sehingga orang tuanya tidak menuntut lebih walaupun nilainya selalu setandart.
            Tiga tahun Ia sekolah di SMPN 1 Mantingan dan dinyatakan lulus, paksaan tidak berhenti sampai SMP, tetapi berlanjut sampai SMA. Irma yang menginginkan sekolah di SMA/SMK karna Ia berangkat dari SMP umum yang kurang pelajaran agamanya. Tetapi berbeda dengan cara fikir Ibunya yang menginginkan Irma sekolah di MAN, dan dengan sangat terpaksa Irmapun mengikuti apa yang diinginka oleh Ibunya, tetapi dalam perjlanan menuju pendaftaran di MAN tersebut selalu diiringi dengan air mata, karena tanpa niat dan kemauan. Irma yang selalu menangis melihat seragam sekolah, melihat mata pejaran yang ada di Jadwal, dan melihat teman-temannya yang mayoritas berangkat dari MTSN yang sudah mahir dalam bidang agama.
            Rasa minder dan malas bercampur aduk menjadi satu, maka dari itu disekolah MAN Irma mempunyai banyak catatan buruk di Badan Kesiswaan. Yang semula berangkat terlambat, tidak memakai atribut sekolah berupa dasi, sepatu yang ditentukan, sragam yang sudah ditentukan, Irma selalu membolos seketika ada kegiatan yang wajib datang contohnya PMR dan PRAMUKA yang diadakan setiap hari jumat dan sabtu. Itu semua akibat dari tidak minatnya Irma sekolah di MAN Tempursari tersebut, awalnya prestasi yang didapat seketika Ia sekolah di MAN setandart peringkat enam bahkan tuju dari tiga puluh tiga siswa.
            Melihat itu semua Ibunya mulai bertindak, dan selam satu tahun dari awal kelas tiga irma mengikuti les yang guru lesnya itu juga guru yang ada di sekolahnya yang bernama Bu Anis Miatun. Irma mengikuti les tiga kali dalam seminggu hari selasa, rabu, dan jumat. Kegiatan tersebut dilaksanaka pada jam tiga sampai jam enam petang. Padahal jarak yang harus ditempuhdari rumah ke tempat les sangat jauh, jadi tidak jarang kalau selama Ia kelas tiga sering pulang habis mahrib bahkan sudah masuk jam isya yaitu jam tujuh.
            Semua itu dilakoninya sampai seminggu sebelum ujian nasional, setelah ujian nasional jangka satu minggu Irma tidak seperti anak-anak yang lain menikmati liburan sembari menunggu hasil ujian dan hasil pengumuman SNMPTN, Ia harus berangkat ke Ngawi tepatnya ki Kedunggalar mengikuti BPUN (bimbingan paska ujian nasional) yang dipaksa ayahnya untuk mengikutinya sebagai upaya antisipasi apabila SNMPTN tidak ketrima. BPUN ini sendiri bertempatan dilingkup ponpes ini dilakoni selama satu bulan dan dalam satu bulan ini tidak ada kata pulang kalau tidak menyangkut urusan sekolah, seperti mengambil pengumuman kelulusan dan akhirussanah.
            Dan dari BPUN situlah Irma mempunya pemikiran berinofasi dan memuaskan berineraksi bersama teman-teman yang sudah lama Ia tidak dapatkan ketika dirumah. Dan antisipasinya itu berguna karena SNMPTN Irma tidak diterima, dan akhirnya Irma berusaha keras untuk belajar agar SBMPTN dapat ketrima, berkat dukungan dan dorongan dari keluarga Irma tidah patah semangat untuk menghadapi semuanya. Pada akhirnya usaha yang Ia lakoni dari kecil dan paksaan-paksaan yang dari dulu muncul dikehidupannya berbuah manis Irma diterima di Universitas Negeri Malang diprodi S1 Pendidikan Sejarah.


















2.2 Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat paksaan dari orang tua terhadap kehidupan Irma Erfiana?

Disetiap perbuatan ataupun aturan pastilah menimbulkan yang namanya dampak, entah itu dampak positif maupun dampak negatif atau dua-duanya. Dan dampak dari paksaan orang tua yang dialami oleh penulis (irma erfiana) adalah pengalaman yang kurang, pelajaran yang didapat dari non akademik yang kurang, kurangnya kemandirian terhadap aktivitas sehari-hari, dan kurangnya wawasan pergaulan dengan teman-teman yang menyeluruh.
Dan dampak dari itu semua Irma rasakan pada saat memasuki bangku perkuliahan yang harus hidup sendiri dan mandiri, tidak ada yang mengingatkan kalau tidak dirinya sendiri. yang semula segala aktivitas diatur oleh waktu dan panduan dari orang tua tetapi sekarang semua serba sendiri. dan malasnya mengenal lingkungan sekitar yang dikarenakan keterbiasaan dilarang bermain dan itu sekarang sudah menjadi kebiasaan, cuek dengan sekitar, dam masa bodoh dengan perkembangan zaman yang ada pada saat ini.
Dampak positif juga dirasakan oleh penulis, rasa ingin mengetahui tentang hal-hal yang belum diketahui sangat besar dan rasa ingin menjadi pribadi yang lebih baik selalu muncul dalam diri, prestasi yang didapat adanya paksaan juga berbuah manis. Walaupun tidak sempurna tetepi setidaknya sudah bisa mengobati rasa haus yang ayah dan ibu rasakan selama ini.
Tidak semua paksaan itu berbuah pahit dan tidak juga selalu berbuah manis tergantung bagaimana cara kita menjalaninya. Tetapi paksaan yang terlalu berpihak kepada orang lain akan menyebabkan salah satu menjadi pribadi yang ingin meloloskan diri dari paksaan tersebut. Contohnya kejadian yang dialami penulis diatas, yang bermula buruk karena penulis berfikir dirinya tidak berminat dalam bidang tersebut. Tetapi pada akhirnya paksaan itu menunjukan kebaikannya.
Sebagai bukti dari paksaan yang berbuah manis adalah Irma dapat diteriam diperguruan tinggi yang Ia Idam-idamkan yaitu Universitas Negeri Malang dengan jalur SBMPTN dan dengan bantuan ilmu dari BPUN yang semula Irma tidak mau mengikuti tetapi dipaksa oleh ayahnya sebagai antisipasi jikalau tidak diterima diSNMPTN, dan pada akhirnya semua menjadi kenyataan SNMPTN yang Irma nanti-nanti tidak ketrima dan berkat Ia mengikuti kata ayahnya untuk mengikuti BPUN Irma dapat mengerjakan SBMPTN dengan baik dan dapat ketrima di Universitas pilihannya.
















2.3 Apa saja solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat paksaan tersebut?

Disetiap masalah pastilah ada titik terang yang membawa masalah tersebut kejalan keluar, entah itu dengan jalan yang mudah ataupun dengan jalan yang sulit. Karena dalam hadist disebutkan “Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan Hamba itu sendiri”. jadi jangan pernah putus asa dengan masalah yang membuat anda merasa lelah, karna disitulah Tuhan akan menambah tingkat kedewasaan anda apabila anda dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan rasa ikhlas dan sabar.
Irma bukanlah tipe orang kuat akan masalah, irma adalah tipe orang yang gampang menyerah, tetapi didalam proses Ia berusaha merubah rasa menyerah tersebut dan menjadikannya sebuah tantangan, masalah yang dihadapi adalah paksaan dari orang tua, yang walnya Ia dari MI sampai SMP pasrah akan aturan yang dibuat oleh orang tuanya, dan pda MAN Ia mulai melakukan penyimpangan yang membuat Ia mengetahui rasanya hidup tanpa aturan yang pasti sepertia apa.
Hidup tanpa aturan bagaikan sayur yang tanpa bumbu, hambar, dingin, dan tak ada greget orang untuk mencoba, nah dari kenakalan itulah irma berfikir bagaimana Ia harus menghargai aturan yang telah dibuat oleh kedua orang tua, dan tidak harus menyikapinya dengan hal yang menimbulkan permasalahan. Kehidupan yang ada pada dirinya adalah semata-mata demi kebaikannya, lambat waktu irma menangkap semua peraturan tersebut dengan pola pemikiran yang dewasa, rasa kesadaran akan pentingnya aturan mulai dirasakan.
Hal yang paling penting sebagai upaya menyikapi paksaan yang dibuat oleh orang tua adalah menikmati setiap alur yang ada dengan ikhlas dan senang hati, karena rasa senang yang akan membawa hah tersebut tersa cepat berlalu. Sehingga semua merasa senang dan tidak ada yang dirugikan oleh salah satu pihak. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah usaha yang sungguh-sungguh agar orang tua percaya bahawa kita mampu dalam hal yang mereka inginkan sehingga terciptanya rasa percaya orang tua kepada diri kita sehingga kita tidak terlalu diikat oleh suatu aturan yang terlalu memberatkan, dan usaha tersebut disertai dengan doa dan berbakti kepada keduanya dengan tulus. Agar ilmu yang kita dapatkan tidak semata-mata karna paksaan tetapi karna kita yang membutuhkan ilmu tersebut sebagai bekal kita hidup.



















BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
      Keluarga adalah lingkup kecil dari yang ada dalam masyarakat, keluarga terdiri dari beberapa anggota yaitu ayah, ibu, dan anak. Yang biasanya dikepalai  oleh seorang ayah, dan didalam keluarga pastilah mempunyai aturan-aturan yang mengikat antara anggota satu dengan anggota yang lain. Dan tiap keluarga mempunyai aturan yang berbeda-beda dan semua itu tergantung dari kebijakan kepala keluarga.
      Didalam keluarga Bapak Paruki ini adalah paksaan yang menuntut para anak-anaknya memenuhi peraturan tersebut, salah satunya adalah irma yang dari kecil selalu dipaksa dan tidak dihiraukan kemauanya. Dan selalu dianggap anak kecil walaupun sebenarnya sudah dapat hidup mandiri.
      Mungkin orang tua terlalu sayang kepadanya, dan mungkin orang tua tidak ingin irma terjerumus kedalam pergaulan anak remaja sekarang. Tetapi paksaan tersebut membawa efek yang tidak begitu baik kepada kehidupan dan prestasi Irma selama sekolah. Tetapi disamping efek negatif terselip juga efek positif yang dirasakan oleh penulis (irma erfiana).
        Solusinya adalah menjalani semuanya dengan senang hati dan menerima pastilah semua itu terasa indah dan membawa kebaikan.
3.2   Saran
         Janganlah melihat aturan tersebut dari kasa mata luar, tetapi cermatilah apa yang ada didalam aturan tersebut, disetiap tindakan pasatilah ada yang namanya dampak. Dampak positif maupun dampak negatif, tergantung sikap kita menyikapai aturan tersebut. Jalanilah sesuatu dengan senang hati dan ikhlas maka hal tersebut akan terlihat cepat dan menyenangkan.

WAWANCARA
Pada hari Minggu tanggal 01 Desember dengan Ibu dari penulis (Irma erfiana) yaitu Ibu Warsini yang dilaksanakan melalui Telepon.
Penulis : Bu, mengapa dahulu ibu mengartur jam-jam yang membuat Irma merasa tertekan ?
Ibu : karena ibu tidak menginginkan anak ibu menjadi anak yang tidak mempunyai aturan, aturan tersebut suatu saat akan berguna entah itu kapan, yang pasti, aturan yang ibu ajarkan dari kecil sebagai bekal anak ibu kelak.
Penulis : mengapa ibu tidak memberi anak ibu kesempatan untuk bersekolah sesuai keinginan Ia sendiri ?
Ibu : sebenarnya ibu sudah mengatur itu dari sejak irma TK irma saya sekolahkan ke sekolah umum dan Minya kesekolah agama SMPnya umum dan MANnya ke agama, ibu menginginkan Ia merasakan bagaimana sekolah di umum dan bagaimana sekolah di agama supaya Ia mendapatka ilmu agama dan ilmu umum.
Penulis : bagaimana pendapat ibu mengenai perkembangan dan prestasi Irma?
Ibu : alhamdulilah perkembangan irma tidak kalah dengan anak-anak yang dibebaskan oleh oran tuanya, dan prestasinya tidak kalah dengan anak-anak yang lain, irma adalah anak kebanggaan Ibu.







DOKUMENTASI
1.   photo1183.jpgIMG-20131206-WA0002.jpgWALI KELAS DI MAN TEMPURSARI yang bernama Bapak Hariyono. 


 


2. photo1186.jpgAKTA KELAHIRAN IRMA ERFIANA
 




3. photo1185.jpgPIAGAM KELULUSAN MAN TEMPURSARI


 

4. SURAT KETERANGAN LULUS DARI MAN TEMPURSARI

 
5.   photo1182.jpgKARTU KELUARGA BAPAK PARUKI


6.   DAFTAR NILAI SEMESTER AKHIR DI MAN TEMPURSARI
 


7.   FOTO IRMA ERFIANA (PENULIS)
 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blog Archive