Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Rabu, 18 Desember 2013


ILMU-ILMU BANTU SEJARAH


MAKALAH REVISI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd



oleh


Ana Nur Rohmatus Saudah               (130731615736)
Farisi Widodo                                  (130731607261)
Ihdina Aulia Putri                              (130731615740)
   Ika Fajarwati                                  (130731615694)
M. Syaeful Anam                               (130731616724)


















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Nopember 2013






DAFTAR ISI

                                                               Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.     Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Bantu Sejarah.............................................................. 3
B.     Bidang-bidang Ilmu Bantu Sejarah....................................................... 3
1.      Arkeologi............................................................................................... 3
2.      Epigrafi.................................................................................................. 4
3.      Filologi.................................................................................................. 5
4.      Genealogi.............................................................................................. 6
5.      Kronologi.............................................................................................. 7
6.      Numismatik........................................................................................... 8
7.      Ilmu-Ilmu Sosial.................................................................................... 9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 11

DAFTAR RUJUKAN.............................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan salah satu rumpun ilmu sosial. Sebagai sebuah ilmu, sejarah bersifat objektif, logis, dan emperis. Sejarah bersifat objektif dilihat dari sudut pandang peristiwanya. Logis memiliki pemahaman peristiwa-peristiwa dalam sejarah tidak dikaitkan pada hal-hal yang ada kaitannya dengan mitos tapi lebih mengutamakan akal (rasionalitas) dalam menganalisanya. Sedangkan sejarah bersifat empiris, sejarah memiliki data-data atau sumber yang bisa digunakan oleh para ahli sejarawan untuk menambah kevalidan isi dari penelitian.
Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan sejarah. Periodesasi itu dimulai pada zaman prasejarah (pra aksara) hingga masa sejarah kontemporer (masa kini). Sehingga, sejarawan baik dari Indonesia maupun luar negeri banyak melakukan penelitian terhadap sejarah yang ada di Indonesia. Hal ini muncul permasalahan bagi para peneliti sejarah dalam kaitannya interpretasi terhadap sejarah itu sendiri. Dalam pelaksanaannya bidang ilmu sejarah belum bisa memberikan sebuah pemahaman terhadap sumber-sumber sejarah yang diperoleh. Sejarawan memerlukan ilmu-ilmu bantu lain agar dalam menginterpretasikan sejarah dapat mendapatkan informasi maupun data yang akurat untuk penelitiannya. Sarono Kartodirdjo, pelopor sejarawan sosial Indonesia menyarankan agar sejarawan dalam berusaha memperoleh pemahaman sejarah secara utuh menerapkan pendekatan yang dinamakannya pendekatan multi dimensional (multi dimention approach), atau social scientific approach. Yang dimaksud ini adalah untuk mencapai kebenaran sejarah yang obyektif, serta menyeluruh sejarawan harus menganalisanya dengan berbagai pendekatan ilmu sosial atau dimensi ilmu sosial secara terkait.  Salah satu ilmu bantu sejarah adalah arkeologi. Sejarawan tidak akan memperoleh data jika tidak menguasai (dibantu) ilmu arkeologi, karena sumber-sumber sejarah yang didapat kebanyakan merupakan benda-benda peninggalan (purbakala), sedangkan benda-benda purbakala dipelajari didalam ilmu arkeologi.
Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk membuat sebuah karangan ilmiah yang berjudul “Ilmu-ilmu Bantu Sejarah”. Dengan adanya tulisan ini membuat sejarawan dan para pengamat sejarah baik dari kalangan akademik ataupun non akademik untuk berhati-hati dalam mengintepretasikan sejarah. Karena diperlukan pemahaman keilmuwan yang lain agar sejarah yang diteliti itu menghasilkan sebuah informasi atau data yang akurat. Dengan demikian, sejarah tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu-ilmu yang lain tapi sejarah dengan ilmu-ilmu yang lain memiliki sebuah ikatan yang saling berhubungan dan saling membutuhkan.
                 
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan Ilmu Bantu Sejarah?
2.       Apa saja ilmu Bantu dalam bidang Ilmu Sejarah?

C.    TUJUAN
1.      Untuk memahami tentang ilmu bantu sejarah
2.      Untuk memberi pemahaman pada bidang-bidang ilmu yang memiliki kaitan dengan ilmu sejarah.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Bantu Sejarah
                    Ilmu Bantu merupakan ilmu yang berguna untuk sejarah. Diantara ilmu bantu ialah numismatik (ilmu mata uang dan medali), arkeologi, kronologi, dan sebagainya. Ilmu bantu tersebut memiliki peranan penting bagi Ilmu Sejarah dan saling memiliki kaitan satu sama lain. Para sejarawan juga membutuhkan ilmu bantu untuk interpretasi serta merekontruksi dari peristiwa sejarah. Dengan bantuan ilmu tersebut ilmu sejarah dapat memberikan sebuah informasi yang diperoleh melalui sumber-sumber sejarah dengan lebih mendetail.

B.     Bidang-bidang Ilmu Bantu Sejarah
1.      Arkeologi
                  Arkeologi berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuno” dan logos “ilmu”. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Peninggalan purbakala atau peninggalan arkeologi merupakan warisan sejarah dalam bentuk visual. Benda-benda itu dikeluarkan lewat penggalian (excavasi).
Peninggalan purbakala sangat penting artinya bagi rekronstruksi sejarah kebudayaan, di samping juga untuk mengisi celah-celah yang tidak terekam oleh sumber-sumber tertulis. Sehingga sejarawan membutuhkan ilmu arkeologi untuk penelitiannya. Misalnya, dalam penelitiannya mengenai kerajaan Majapahit sejarawan memerlukan data melalui benda-benda peninggalan dari kerajaan Majapahit agar interpretasi dan rekontruksi dari peristiwa sejarah dapat menghasilkan informasi yang valid meskipun dalam interpretasi terdapat subjektivitas sejarawan. Informasi mengenai keberadaan kerajaan Majapahit pun dipelajari dalam ilmu arkeologi melalui penggalian dalam hal ini dapat diketahui melalui adanya situs trowulan yang setelah di excavasi ternyata menyimpan situs-situs Majapahit seperti patirtan (kolam pemandian) ataupun benda lain seperti celengan hasil budaya pada masa Majapahit dengan bentuk babi sudah menggambarkan adanya kemajuan dalam teknologi melalui pembuatan celengan dari tanah liat selain itu dari data tersebut sejarawan dapat menentang bahwa gambar-gambar Gajah Mada yang beredar sekarang merupakan bukan rupa dari Gajah Mada melainkan gambar celengan yang beredar pada masa Majapahit.   
2.      Epigrafi
Epigrafi berasal dari kata up (di atas), graphien (menulis,tulisan). Epigrafi adalah ilmu yang menyelidiki sejarah berdasarkan bahan-bahan tertulis, yaitu tilisan kuno. Karena itu ada yang menyamakan epigrafi dengan paleografi (ilmu tentang tulisan kuno). Tidak mengherankan bila epigrafi sering dihubungkan dengan tulisan-tulisan pada prasasti. Memang penelitian terhadap prasasti sangat penting bagi studi sejarah Indonesia kuno, sejak zamannya Krom hingga sekarang tidak kurang dari 50% sebagai hasil rekonstruksi sejarah Indonesia kuna berdasarkan penelitian prasasti. Namun juga tidak semua prasasti dapat dimanfaatkan untuk keperluan itu.
Dibalik itu juga perlu diketahui bahwa betapapun urgensinya prasasti sebagai sejarah, tidak berarti prasasti merekam semua peristiwa pada zamannya. Prasasti hanya merekam beberapa aspek tertentu seperti soal-soal politik, sosial, dan agama. Kehidupan masyarakat pada umunya seperti ekonomi, seni, budaya, dan lain-lain jarang atau sedikit sekali disinggung dalam prasasti. Karena bila ingin mengetahui gambaran sejarah secara menyeluruh masih diperlukan sumber lain seperti karya-karya sastra, peninggalan purbakala, berita-berita asing dan lain-lain.
Tujuan utama epigrafi adalah pembacaan tulisan kuna tanpa kesalahan. Hai ini sangat ditekankan karena tulisan-tulisan kuna itu memang sukar dibaca oleh nernagai sebab. Sebab-sebab itu antara lain :
a.       huruf-hurufnya rusak karena bahan prasastinya aus akibat usia ataupun karena tangan-tangan usil,
b.       tiap-tiap periode bentuk hurufnya mengalami perkembangan,
c.       huruf itu sendiri memang sudah tidak terpakai lagi.
Lain pada itu epigrafi juga bertugas menentukan usia, asal tulisan, serta menentukan kesalahan-kesalahan yang menyelinap dalam teks kemudian membersihkannya. Belum lagi bila prasasti itu sebagai prasasti turunan (tinulad) yang tidak jarang menimbulkan kesulitan karena penyalinannya tidak cermat baik dalam aksara maupun dalam bahasa. Dalam penerapannya sejarawan membutuhkan informasi melalui sumber-sumber yang didapatkan ketika penelitian dilangsungkan. Adapun salah satu sumber sejarah berupa prasasti. Untuk memahami isi dari prasasti diperlukan ilmu bantu epigrafi. Ketika sejarawan tidak dapat memahami tentang ilmu epigrafi tentu tidak akan mendapatkan informasi yang diinginkan. Misalnya, ketika sejarawan meneliti tentang kerajaan Tarumanegara akan mendapatkan sumber-sumber sejarah dari prasasti diantaranya prasasti Kebon Kopi. Dengan bantuan ilmu Epigrafi maka peneliti mendapatkan data-data bahwa prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustubh berarti kebudayaannya masih dipengaruhi budaya hindu dari India. Adapun isi prasasti ialah adanya dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, dua kaki gajah disini bukanlah bentuk kakinya seperti gajah tetapi raja yang berkuasa pada masa tersebut hingga disamakan dengan gajah dalam teologi hindu merupakan gajah mulia selain itu dapat diketahui bahwa raja pada masa tersebut telah memeluk agama Hindu.
3.      Filologi
Filologi berasal dari kata Yunani philologia yang berarti kegemaran berbincang-bincang. Perbincangan atau percakapan sebagai seni memperoleh perhatian khusus dari bangsa Yunani. Makna itu kemudian berubah menjadi kata “cinta kepada kata” sebagai pengejahwatanan pikiran. Ternyata makna itu terus bergeser ke pengertian “perhatian terhadap sastra”. Terakhir menurut Wagenvoost makna kata itu berubah lagi menjadi “studi terhadap sastra”.
Adapun batasan lain tentang makna filologi sebagai berikut :
1.      Menurut kamus, istilah filologi adalah ilmu yang menyelidiki kerokhanian suatu bangsa dengan kekhususannya atau menyelidiki kebudayaan berdasar bahasa dan kesustraannya.
2.       Menurut Woordenboek der Nederlandse Taal, filologi adalah berhubungan dengan bahasa dan sastra Yunani dan Romawi, kemudian meluas kepada bahasa dan sastra bangsa lainnya.
3.       Menurut Webster New International Dictionary, filologi selain memiliki pengertian seperti telah dikemukakan, kemudian diperluas sebagai pengertian ilmu bahasa serta studi tentang kebudayaan bangsa yang beradab seperti terungkap dalam bahasa, sastra, dan agama mereka.
Pentingnya sastra bagi sarana penelitian filologi, karena sastra bukan hanya milik bersama masyarakat, bukan hanya diturunkan lewat generasik, namun sastra juga berfungsi sebagai media ekspresi ide-ide untuk jangka waktu yang lama, pembentuk norma bagi generasi sezaman maupun penerus. Sastra menampilkan gambaran kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-orang dan peristiwa yang terjadi dalam batin manusia.
Dengan ditemukannya teknologi cetak pada abad XV mutu perbaikan teks menjadi lebih baik, di samping kemungkinan musnahnya suatu naskah makin kecil. Dengan jalan demikian terjaminlah kelangsungan hidup teks-teks itu turun temurun. Lewat teks-teks klasik itu para ahli filologi berhasil menggali nilai-nilai hidup yang terkandung dalam kebudayaan lama.
Indonesia sebenarnya merupakan khasanah raksasa bagi studi filologi, karena naskah-naskah kunonya kebanyakan ditulis dan dibaca dengan huruf daerah. Isinya beraneka ragam mulai sastra, dalam arti terbatas sampai masalah agama, sosial dan sejarah. Yang sangat penting bagi studi sejarah ialah bahan mengenai bahasa daerah, yang secara keseluruhan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kebudayaan Indonesia.
Dalam penerapannya sejarawan merasa terbantu dengan adanya ilmu filologi semisal ketika ditemukannya prasasti di daerah Talang Tuo, yang terdiri dari 14 baris dalam bahasa Melayu kuno, dan ditulis dengan huruf pallawa. Dengan demikian peneliti mengerti bahwa pada masa Sriwijaya telah mulai berkembang penggunaan bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia dengan demikian dapat diketahui juga perkembangan bahasa Melayu sendiri dari masa ke masa.
4.      Genealogi
                  Genealogi berasal dari kata gene, yaitu plasma pembawa sifat-sifat keturunan.Genealogi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai perihal ilmu keturunan. Dahulu kaisar-kaisar, raja-raja, atau orang-orang termuka membuat pohon silsilah (family tree) untuk menunjukkan asal-usul leluhurnya. Peletak dasar ilmu genealogi ialah J. Ch. Gatter (1727-1799), kemudian Q. Lorerirensa menerapkan dalam penulisan ilmiah (1898). Pada kenyataannya, ilmu genealogi memiliki peranan yang penting dalam sejarah semenjak manusia memasuki zaman sejarah, khususnya menyangkut masalah tahta. Perhatikan misalnya pada prasasti Yupa dari Muarakaman di Kutai. Prasasti itu dengan jelas memberitahukan silsilah Mulawarman dengan leluhurnya. Dari prasasti itu dapat diketahui bahwa sedikitnya ada tiga angkatan dalam keluarga, dimulai dengan raja Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman, dan Aswawarman mempunyai tiga orang anak, seorang di antaranya bernama Mulawarman. Yang menarik ialah bahwa pendiri keluarga kerajaan (wangsakarta) ialah Aswawarman, dan bukan Kudungga yang dianggap raja yang pertama. Dimungkinkan sebelumnya Kudungga belum memeluk agama Hindu maka tidak disebut sebagai pendiri kerajaan selain itu Kudungga belum sebagai raja karena munculnya sistem kerajaan setelah munculnya Hindu di Indonesia dimungkinkan Kudungga hanyalah seorang kepala suku yang menguasai beberapa suku. Sekarang timbullah pertanyaan, mengapa genealogi menjadi begitu penting dalam studi sejarah kuna (baik di Indonesia), khususnya bagi kelangsungan suatu dinasti atau tahta kerajaan? Berbagai peristiwa sejarah yang besar seperti huru-hara, perang saudara, pemberontakan suatu dinasti, salah satu penyebabnya merupakan faktor keturunan.   
5.      Kronologi
Kronologi atau ilmu hitung waktu terbagi menjadi tiga, yaitu kronologi historis, kronologi teknis, dan kronologi matematik. Kronologi disebut juga sebagai almanak atau tentang penanggalan, atau kalender. Apabila kronoligi historis menunjukkan hitungan waktu (penanggalan) dalam konteks terjadinya sejarah. Misalnya hari jadi Surabaya 31 Januari 1293, pecahnya pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945, dan lain-lain. Maka kronologis teknis ialah hitungan yang berkaitan dengan sistem almanak atau kalender. Kronologis historis dinamakan pula sebagai kronografi. Dalam studi sejarah kronologis historis merupakan tulang punggungnya. Tiap peristiwa tidak terpisahkan dari berbagai waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat diruntut hubungannya dalam waktu. Sebagai contoh, pada tahun 1275 Kertanegara mengirim ekspedisi Pamalayu ke Sumatra. Akibanya Singasari kosong. Karena itu Wiraraja memberitahu Jayakatwang bahwa saatnya telah tiba untuk bertindak, dan pada tahun 1292 Jayakatwang dari Kediri melancarkan serangan terhadap Singasari, dan seterusnya. Di sini dapat diruntut hubungan sebab akibat tentang ekspedisi Pamalayu dan serangan Jayakatwang dalam bingkai waktu. Untuk menetapkan atau mencari angka-angka tahun dalam kronologi historis berkaitan erat dengan kronologi teknis. 
Kronologi teknis atau sistem kalender (penanggalan) membahas sistem almanak atau penanggalan  suatu bangsa. Pertama sistem kalender berdasarkan perederan bulan. Pemakaian kalender ini sebagai akibat sangat luasnya pengaruh perdaban Eropa di dunia Internasional.
6.      Numismatik
Numismatik atau ilmu mata uang, mengkaji sejarah perkembangan mata uang dari zaman purba sampai sekarang. Ditinjau dari nilai yang dikandungnya, mata uang memiliki dua nilai : intrinsik dan nominal. Nilai intrinsik ialah nilai berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat mata uang. Nilai nominal ialah nilai tukar dari suatu satuan mata uang sebagaimana tertera padanya. Sebagai contoh pada mata uang rupiah ada yang bernila nominal Rp.25,- Rp.100,- Rp.500,- Rp.1000,- Rp.5000,- dan Rp.10.000,-
Bagi kepentingan studi sejarah mata uang diantaranya memberikan data-data tentang tokoh-tokoh pahlawan dari negara yang bersangkutan, nilai tukar, nama pejabat yang berwenang, program tertentu dari suatu pemerintahan, seperti : Keluarga Berencana (KB), pelestarian lingkungan, peringatan peristiwa-peristiwa tertentu, pengaruh kebudayaan, dan lain-lain. 
Dari konteks sejarah ekonomi manfaat numismatik sangat jelas, karena nilai suatu mata uang, dalam periode tertentu memberikan petunjuk bagaimana keadaan perekonomian negara yang bersangkutan. Dari segi sejarah kebudayaan, persebaran suatu mata uang juga memberikan gambaran sampai seberapa jauh pengaruh suatu negara atau bangsa terhadap perekonomian bangsa lain. Sebagai contoh pengaruh dalam alat pembayaran atau alat pertukaran internasional.
Persebaran itu juga memberikan petunjuk bagaimana dan sampai sejauh mana luas pengaruh politik suatu negara terhadap perekonomian dunia atau internasional. Berdasarkan mata uang yang dikoleksi secara kronologis dapat dipakai sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah suatu negara atau suatu dinasti. Seperti dikemukakan, di atas mata uang memiliki bahan atau data-data sejarah yang diperlukan.
Sebagai contoh, derham adalah mata uang kerajaan Samudra Pasai, Aceh yang mana merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia serta mengeluarkan mata uang emas. Derham sendiri berasal dari Sultan Muhammad Malik Az-Zahir (1297-1326). Melihat hal tersebut dimungkinkan telah terjadi hubungan bilateral antara Aceh dengan Negeri Luar dalam bentuk perdagangan antara penduduk Aceh dengan gujarat dari Arab. Hubungan tersebut tidak hanya berlangsung pada perdagangan, tetapi juga kebudayaan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui mata uang Samudra Pasai. Selain itu dimungkinkan para gujarat juga mengajarkan cara pembuatan mata uang emas.
7.      Ilmu-ilmu Sosial
Semua cabang ilmu sosial seperti politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi, psikologi dan lainnya juga merupakan ilmu bantu sejarah. Hal itu disebabkan karena manusia sebagai mahkluk sosial dalam berbagai aspek kehidupannya tidak terlepas dari aspek-aspek lainnya. Bahkan di kalangan para ahli berbeda pendapat dalam menempatkan sejarah, apakah termasuk ilmu sastra atau ilmu sosial. Oleh karena itu studi sejarah yang komprehensip dan meltidimensional memerlukan bantuan konsep-konsep ilmu-ilmu sosial untuk menjelaskan suatu gejala sejarah (social scientific approach). Berdasarkan kenyataan ini, sebagian sejarawan menempatkan sejarah dalam kelompok ilmu sosial. Salah satu contoh penggunaan ilmu sosial sebagai ilmu bantu ialah peggunaan ilmu geografi. Seperti yang diketahui banyak prasasti pada masa kerajaan Tarumanegara ditemukan disekitar sungai salah satunya prasasti Citarum. Dimungkinkan masyarakat memiliki kaitan yang erat dengan lingkungannya salah satunya pemanfaatan sungai karena air merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia. Selain itu dengan ditemukannya saluran irigasi dimungkinkan telah dimanfaatkan sungai untuk mengairi lahan pertanian. Pada prasasti Tugu juga disebutkan usaha pembuatan saluran pada bulan-bulan Januari dan Februari karena pada bulan tersebut Jawa Barat paling lebat turun hujannya. Dengan demikian usaha tersebut untuk mengatasi banjir.   


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Ilmu Bantu Sejarah Merupakan ilmu yang berguna untuk sejarah kaitannya untuk memberikan sebuah informasi dalam sumber-sumber sejarah.
2.      Bidang-bidang Ilmu Bantu Sejarah, diantaranya:
a.       Arkeologi
b.      Epigrafi
c.       Filologi
d.      Genealogi
e.        Kronologi
f.       Numismatik
g.      Ilmu-ilmu Sosial

















DAFTAR RUJUKAN


Kuntowijoyo .2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana
Luky, Dwi. 2011. Ilmu-ilmu Bantu Sejarah. (Online), dalam ProQuest http://dwiluky.wordpress.com/2011/07/02/ilmu-ilmu-bantu-sejarah/ di akses
7 September 2013
Yusuf, Dede. 2012. Ilmu-ilmu Bantu Sejarah. (Online), dalam ProQuest http://dedeyusuf-29.blogspot.com/2012/01/ilmu-ilmu-bantu-sejarah.html
di akses 7 September 2013



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blog Archive