- Home »
- sejarah dan proses kesetiaan ayah dan ibu
Windows 8 UI > Desgined By. Renadel Dapize
pendidikansejarahofferingdum
On Minggu, 08 Desember 2013
SEJARAH
DAN PROSES KESETIAAN “AYAH DAN IBU” DALAM MENGARUNGI BAHTERA RUMAH TANGGA
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu, M.Pd
oleh:
Bakhtiar Adi Ridwansyah
130731615685
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur terpanjatkan ke Hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini ditujukan
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang berjudul “
Sejarah dan Proses Kesetian “Ayah Ibu” Dalam Mengarungi Bahtera Rumah Tangga””.
Dalam
penyusunan makalah, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak
hingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Indah Wahyu, M.Pd selaku pembibing yang selalu memberikan pengarahan untuk
penyelesaian makalah ini. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada keluarga dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan agar makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membantu penulis untuk menyempurnakan makalah ini.Akhir kata penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Malang, 5 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Metode Sejarah
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan proses kesetiaan Ayah dan
Ibu dalam megarungi bahtera rumah tangga
2.2. Penyebab ayah ibu bisa
bertahan selama 23 tahun menjalani ikatan pernikahan.
2.3.
Peran ayah dan ibu ketika menikah dan mempunyai anak.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2.
Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kesetiaan
dalam hubungan cinta adalah sangat penting karena itu adalah amanah dan tanggung
jawab dari pasangan kita untuk menjadikan dirinya hanya satu-satunya yang ada
di hati kita, satu-satunya yang kita pikirkan dan satu-satunya yang kita
istimewakan ketika menyatakan cinta kepadanya. Manusia apa yang tidak
menunaikan tanggung jawab dan amanah? Tentu saja manusia yang munafik. Oleh
karena itu supaya tidak menjadi orang yang munafik, lebih baik kita tidak
menebar janji kepada kekasih hati, terutama jika kita tidak bisa menepati janji
itu. Jangan mengatakan cinta jika kita tidak mampu memberikan cinta itu utuh
dan sepenuhnya kepada seseorang. Kesetian cinta tidak hanya dapat kita ucapkan
secara lisan saja melainkan perbuatan dan apa yang bisa kita berikan pada
pasangan kita untuk membuktikan kesetian cintanya sendiri.Tak beda jauh dengan
kesetiaan “Ayah Ibu” dalam menghadapi cobaan hidup yang selama ini mereka lalui.
Hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 23 tahun tak membuat hubungan
pernikahan “Ayah Ibu” selalu baik-baik saja dan tidak pernah ada masalah.
Maka dari itu proses kesetiaan itu
sangat menarik untuk dibahas karena selain mengandung sejarah seseorang, hal
tersebut juga mengandung nilai-nilai moral yang bisa kita pelajari.
2.
Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah masa muda ayah ibu dulu?
2.Apa penyebab ayah ibu bisa bertahan
selama 23 tahun menjalani ikatan pernikahan?
3.Bagaimanakah
peran ayah ibu setelah menikah dan mempunyai anak?
3.Tujuan
1.
Mengetahui awal mula perkenalan ayah
ibu?
2.
Mengetahui penyebab ayah ibu bisa
bertahan selama 23 tahun menalani ikatan pernikahan.
3.
Mengetahui peran ayah ibu setelah
menikah dan mempunyai anak?
4.Metode
1.
Pemilihan
Topik
1. Kedekatan
Emosional
Ayah Ibu pernah mengalami
cobaan dalam rumah tangganya. Tapi hal itu tak membuat Ayah Ibu tidak harmonis
dalam rumah tangganya, justru karena cobaan hidup itulah yang menjadikan “Ayah Ibu” setia satu sama lain.
Penulis mencoba membahas awal mula perkenalan “Ayah Ibu”, penyebab keharmonisan
rumah tangga Ayah Ibu yang bertahan sampai 23 tahun, dan kisah Ayah Ibu setelah
menikah dan mempunyai anak.
2.
Kedekatan Intelektual
Untuk keabsahan makalah ini,
penulis mencari sumber-sumber, baik primer maupaun sekunder. Pemilihan topik
ini bertujuan agar masyarakat, khususnya pembaca lebih menghargai orang lain
meskipun pernah mengalami kehidupan kelam seperti mantan pelacur, agar pembaca
mengetahui jika sadarnya seorang pelacur membutuhkan proses yang tidak
sebentar, dan agar pembaca lebih mensyukuri atas nikmat yang diberikan Tuhan
hal tersebut menarik untuk dibahas. Oleh sebab itu pemilihan topik yang akan
saya bahas adalah Sejarah dan Proses Kesetiaan Ayah Ibu Dalam Menghadapi
Cobaan Hidup.
2. Heuristik
Pengumpulan
data dan sumber-sumber yang sesuai dengan topik pembahasan yaitu sumber
primer didapat penulis dari mewawancari Ayah Ibu yang merupakan orang tua dan
merupakan sumber utama yang terlibat langsung didalamnya. Sedangkan sumber
sekunder yakni Dewi dan Ifa yang merupakan kerabat dari Ayah Ibu, sumber
sekunder sendiri untuk pembanding dan pendukung dari sumber primer.
3. Kritik
1. Kritik eksternal
Dari
sumber primer yaitu Ayah Ibu yang memang benar sebagai orang tua, dimana
mempunyai dan pernah mengalami cobaan dalam kehidupan rumah tangganya yang
dapat mereka lalui bersama. Proses kesetiaan inilah yang mampu mempertahankan
dan menguatkan hubungan rumah tangga Ayah Ibu dalam menghadapi cobaan hidup. Tapi
lain halnya dengan sumber sekunder yang menyatakan bahwa AyahIbu pernah sedikit berselisih faham
yang membuat Ayah Ibu emosi.
2. Kritik Internal
Dari
wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, masuk akal jika penyebab utama
kesetiaan Ayah Ibu dengan adanya cobaan hidup yang pernah dialaminya. Dan masuk
akal juga jika proses kesetiaan Ayah Ibu tidak hanya berjalan sebentar
melainkan membutuhkan waktu yang lama
untuk bisa saling menguatkan, mendukung, dan setia satu sama lain dalam
mempertahankan rumah tangga.
4. Interpretasi
Dari
data-data atau fakta-fakta yang saya dapat melalui wawancara, baik dengan
sumber primer maupun sumber sekunder dapat saya interpretasikan bahwa,
kesetiaan yang mereka alami berawal dari cobaan hidup yang susah, sederhana,
dan mau berusaha yang mampu membangaun kesetiaan dalam mengadapi cobaan hidup. Sedangkan,
proses kesetiaan Ayah Ibu atas cobaan hidup yang pernah mereka rasakan
berulang-ulang kali, pengakuan Ayah Ibu berawal datangnya cobaan hidup yang
mereka alami saat itu yang dapat menjalin kesetiannya. Lain halnya data yang
saya dapat sumber sekunder yang mengatakan jika Ayah Ibu pernah sedikit
berselisih faham yang mengakibatkan Ayah Ibu emosi, perbedaan data yang didapat
merupakan suatu kewajaran karena, penulis berpendapat jika tidak semua apa yang
dialami Ayah Ibu diceritakan semuanya oleh mereka, mungkin karena suatu alasan
sehingga Ayah ibu menutupi bahwa mereka pernah sedikit berselisih faham dalam
menghadapi cobaan rumah tangganya. Penulis menghormati sikap tertutup Ayah Ibu
untuk urusan yang satu ini. Kemudian penulis juga menanyakan hal tersebut
kepada sumber sekunder tentang perbedaan data tentang adanya selisih
faham ketika rumah tangga Ayah Ibu mengalami cobaan, tetapi dari wawancara
dengan sumber sekunder hasilnya yaitu sumber sekunder juga tidak mengetahui
alasan tidak adanya selisih faham dalam rumah tangga Ayah Ibu selama ini.
5. Historiografi
Dalam
historiografi penulis memulai dengan Bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta metode-metode sejarah.
Kemudian dilanjutkan pada Bab II yaitu pembahasan, pembahasan ini merupakan
inti makalah, tepatnya jawaban dari rumusan masalah yang akan dibahas lebih
detail mengenai historiografi ini. Dan yang terakhir Bab III penutup yaitu
berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Masa Muda Ayah Ibu Dulu
Berawal dari keberangkatan Ayah dari
rumahnya yang pad saat itu naek kendaraan umum bis menuju ke bangil untuk
mengunjungi rumah kakaknya, sewaktu bis berhenti di terminal pasuruan ada
seorang perempuan (Ibu) juga naek bis yang ditumpangi Ayah. Dan kebetulan pada
waktu itu ada 1 bangku kosong disebelah Ayah dan perempuan itu (Ibu) duduk di
sebelah Ayah. Dalam perjalanan Ayah memperkenalkan diri dan kebetulan Ibu
merespon. Dan mereka saling bertukar alamat rumah mereka masing-masing, sampai
pada suatu hari Ayah berkunjung kerumah Ibu. Dan hubungan Ayah Ibu pun semakin
dekat sampai pada akhirnya Ayah Ibu menikah dan selang 1 tahun usia pernikahan
Ayah Ibu, Ibu melahirkan anak pertamanya, nah dari sinilah awal perjalanan Ayah
Ibu setelah dikarunia anak pertamanya. Ayah yang pada saat itu bekerja swasta
diliburkan untuk sementara waktu, dan Ibu pada saat itu sedang cuti melahirkan.
Ayah mulai berusaha mencari
pekerjaan baru dan akhirnya ayah bisa bekerja lagi (swasta) meskipun dengan
gaji yang bisa dibilang kurang. Tapi semangat ayah tidak pernah berhenti. Ibu
pun selalu mensuport, dan mendoakan ayah agar bisa tetap semangat kerja. Ibu
selalu setia mendampingi ayah dalam keadaan sesulit apapun dan ayah juga selalu
setia menemani ibu dalam keadaan yang sangat sederhana.
2.2
Penyebab Ayah Ibu Bisa
Bertahan Sampai 23 tahun Menjalani Ikatan Pernikahan
Penyebab Ayah Ibu bisa
bertahan sampai 23 tahun menjalani ikatan pernikahan yaitu karena adanya rasa
kesetiaan antara Ayah dan Ibu dalam keadaan dan kondisi seperti apapun, Ayah
Ibu tetap menjaga kesetiaannya dan saling menguatkan satu sama lain. Kesetiaan
yang dimaksud bukan hanya setia dengan pasangan disaat-saat bahagia saja
melainkan setia juga kepada pasangan disaat-saat yang sangat susah dan saat banyak mengalami cobaan dalam kehidupan
rumah tangganya.
Tidak hanya kesetiaan
saja yang mampu membuat kehidupan rumah tangga Ayah dan Ibu bisa bertahan
hingga 23 tahun, tetapi juga karena rasa tanggung jawab yang dimilki Ayah
sebagai kepala rumah tangga yang bisa memimpin Istri(Ibu) dan anak-anaknya
dalam menjadi satu keluarga yang mandiri,displin,tegas, dan berakhlak baik yang
selalu dicerminkan Ayah untuk Ibu, dan anak-anaknya.
Oleh karena itu Ayah
selalu menuntun dan membimbing Ibu dan anak-anaknya agar bisa selalu bersyukur
kepada Allah Swt yang selalu memberikan kenikmatan kepada keluarganya dalam
bentuk apapun, dan sebesar apapun kenikmatan itu. Dan yang terpenting kita bisa
mengambil sisi positif dari kesetiaan yang dimaksudkan dan tetap bersyukur atas
apa saja yang sudah Allah Swt berikan kepada kita.
1.
Peran Ayah Ibu Setelah
Menikah Dan Mempunyai Anak
Ayah dan Ibu mulai
menikmati peran barunya sebagai orang tua untuk anak pertamanya. Meskipun
demikian tidak seterusnya peran Ayah dan Ibu bisa berjalan mulus dan tanpa ada
kerikil-kerikil kecil dalam peran barunya. Justru karena kehadiran anak
pertamanyalah yang bisa menjadikan Ayah dan Ibu bisa lebih mandiri dan mencoba
hidup sendiri tanpa bantuan orang tua ayah ataupun orang tua ibu sendiri pada
saat itu. Dan semua itu membutuhkan proses yang tidak sebentar, dn proses
tersebut dijalaninya dengan cara peran baru sebagai Ayah dan Ibu diantaranya:
2.
Peran sebagai Ayah
Ayah semakin giat
bekerja dan tetap berusaha membantu semua kebutuhan ibu yang lainnya seperti
mencuci baju, menyapu lantai dan menyetrika baju. Awalnya ayah sempat kewalahan
dengan semua ini tetapi ayah tetap tersenyum dan senang melakukan peran barunya
sebagai ayah. Selang 1 tahun usia anak pertamanya, ayah mengajak Ibu untuk
pulang kerumah ayah dan cerita baru lagi buat ayah karena lebih dekat dengan
tempat kerjanya, dan sudah bisa tinggal dirumahnya sendiri tanpa harus tinggal
bersama orang tuanya lagi. Dalam pekerjaan ayah pun semakin lama semakin baik
dan ada kenaikkan jabatan dalam pekerjaannya yang sekarang. Ayah terus berjuang
dan bekerja keras membanting tulang demi keluarga kecilnya. Dan tak ada kat
menyerah buat ayah pada saat itu, apalagi Ibu juga hamil anak ke-dua, jadi ayah
semakin semangat demi keluarganya.
Kehidupan perekonomian
keluarga ini pun semakin cukup sedikit-demi sedikit perabotan rumah tangga
mulai terisi, bahkan ayah sudah bisa beli sepeda baru. Rasa syukur tak
henti-hentinya diucapkan ayah dan ibu, Keluarga ini pun semakin sejahtera dan
tentram kehidupannya. Ayah memang kuat, pekerja keras, tanggung jawab, dan seorang
pemimpin keluarga yang hebat buat istri dan anak-anaknya.
3.
Peran sebagai Ibu
Peran Ibu pun tak kalah hebat dengan
ayah yang dengan setia selalu memberikan yang terbaik buat anaknya, selalu
memberikan ASI eksklusif buat buah hatinya, menggendongnya ,menemaninya disaat
tidur, bangun, dan bermain. Dan Ibu juga
sudah mulai bekerja sebagai seorang Guru di salah satu Sekolah Dasar di
Wonorejo sebelum akhirnya Ibu pindah ke Sekolah Dasar di daerah Lekok yang
lumayan dekat dengan tempat tinggalnya. Kehidupan rumah tangga Ayah dan Ibu pun
mulai membaik dan perekonomian ayah dan Ibu pada saat itu bisa dibilang
lumayan. Dan si kecil sudah berumur 4 tahun sudah waktunya buat sekolah Taman
Kanak-kanak. Ibu semakin sibuk dengan pekerjaannya, tetapi tak ada satu kata
pun yang terucap dari bibir manis Ibu untuk mengeluh sedikit pun ketika Ibu
sudah berada dirumah. Justru Ibu tetap senang dan selalu memantau pertumbuhan
dan perkembangan buah hatinya yang sudah mulai bersekolah TK pada saat itu.
Kini buah hatinya sudah
mau masuk sekolah dasar Ibu tetap membantu
dan menemani anaknya belajar setiap harinya, disela-sela waktu luangnya
ibu tetap memperhatikan dan membimbing anaknya dalam belajar. Karena Ibu tidak
ingin anak-anaknya kelak tidak berprestasi dan tidak bisa sekolah sampai
perguruan tinggi. Ibu selalu berharap dan berdoa yang terbaik buat
anak-anaknya, agar anak-anaknya bisa menuntut ilmu setinggi mungkin, dan
semampu anak-anaknya sampai dimana dia berhenti sekolah. Ibu memang sosok yang
sangat baik yang selalu mengerti akan kebutuhan suami dan anak-anaknya, dan
selalu berusaha menjadi Ibu yang tangguh, karena Ibuku tidak hanya seorang Ibu
rumah tangga biasa melainkan juga sebagai wanita karir.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ayah Ibu bisa bertahan
sampai 23 tahun menjalani ikatan pernikahan yaitu karena adanya rasa kesetiaan
antara Ayah dan Ibu dalam keadaan dan kondisi seperti apapun, Ayah Ibu tetap
menjaga kesetiaannya dan saling menguatkan satu sama lain. Kesetiaan yang
dimaksud bukan hanya setia dengan pasangan disaat-saat bahagia saja melainkan
setia juga kepada pasangan disaat-saat yang sangat susah dan saat banyak mengalami cobaan dalam kehidupan
rumah tangganya.
Tidak hanya kesetiaan
saja yang mampu membuat kehidupan rumah tangga Ayah dan Ibu bisa bertahan
hingga 23 tahun, tetapi juga karena rasa tanggung jawab yang dimilki Ayah
sebagai kepala rumah tangga yang bisa memimpin Istri(Ibu) dan anak-anaknya
dalam menjadi satu keluarga yang mandiri,displin,tegas, dan berakhlak baik yang
selalu dicerminkan Ayah untuk Ibu, dan anak-anaknya.
Oleh karena itu Ayah
selalu menuntun dan membimbing Ibu dan anak-anaknya agar bisa selalu bersyukur
kepada Allah Swt yang selalu memberikan kenikmatan kepada keluarganya dalam
bentuk apapun, dan sebesar apapun kenikmatan itu. Dan yang terpenting kita bisa
mengambil sisi positif dari kesetiaan yang dimaksudkan dan tetap bersyukur atas
apa saja yang sudah Allah Swt berikan kepada kita.
2.
Saran
Kesetiaan dalam hubungan cinta adalah sangat penting karena itu
adalah amanah dan tanggung jawab dari pasangan kita untuk menjadikan dirinya
hanya satu-satunya yang ada di hati kita, satu-satunya yang kita pikirkan dan
satu-satunya yang kita istimewakan ketika menyatakan cinta kepadanya. Namun
kesetiaan cinta ini tidak hanya ada secara fisik melainkan harus ada dan
tertanam di hati kita agar kita tidak seenaknya mempermainkan seseorang dan
kesetiaannya. Kesetiaan sendiri sangat berarti bagi semua orang agar kita bisa
saling menguatkan satu sama lain, saling menghormati satu sama lain, saling
menghargai, dan saling percaya satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu jangan
memerehkan arti kesetiaan, karena dibalik kesetiaan itu ada banyak pengaruh
positif yang dapat kita jadikan pedoman dalam kehidupan, tentunya dengan
pasangan kita masing-masing.
DAFTAR RUJUKAN
Nara Sumber
Nama Ayah :
Isa Ansori
Umur : 50
tahun
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Alamat : Dusun Semambung Desa Sumberagung
Grati Pasuruan
Nama Ibu :
Sumiati S.pd
Umur
: 49 tahun
Pekerjaan : Guru
Status
: Menikah
Alamat
: Dusun
Semambung Desa Sumberagung Grati Pasuruan
Nama
: Aisah Dewi
Umur :
22 tahun
Pekerjaan : Bidan
Status
:
Belum menikah
Alamat : Dusun Semambung Desa Sumberagung
Grati Pasuruan
LAMPIRAN
·
Foto bersama Narasumber Ayah (Isa Ansori) ketika wawancara
·
Foto
bersama Narasumber Ibu (Sumiati) ketika wawancara
·
Foto kebersamaan Ayah dan Ibu
·
Foto kartu keluarga
About Me
- pendidikansejarahofferingdum
Diberdayakan oleh Blogger.
free music at divine-music.info
Blog Archive
-
▼
2013
(46)
-
▼
Desember
(38)
- PERJALANAN BA...
- ILMU-ILMU BANTU SEJARAH MAKALAH REVISI U...
- <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}...
- PERJUANGAN MUALIFAH MENCAPAI CITA MENJADI GURU AKI...
- Sejarah keluarga
- PERJALANAN BA...
- SEJARAH BP. HADI SUJONO DAN IBU RIWANTI SEBA...
- SEJARAH KELAM DAN PROSES MELAWAN KETERBATASAN DI ...
- SEPAK TERJANG BUYUT SEDO BULANGAN DALAM MEMBELA P...
- SEJARAH MEMOTIVASI KEHIDUPAN TANPA MEMANDANG KEKU...
- SEJARAH KELUARGA H.HASAN RAMLI, S.E DAN HJ.SRI MU...
- pengantar ilmu sejarah oleh nunik lailatul masruroh
- pengantar ilmu sejarah oleh nunik lailatul masruroh
- SEJARAH MULYADI DALAM KEIKUTSERTAANNYA DALAM MENUM...
- kisah cinta dan perjalanan hidup ibu riada
- sejarah dan proses kesetiaan ayah dan ibu
- makalah ilmu sejarah Muhamad Tarmizi
- makalah ilmu sejarah Muhamad Tarmizi
- makalah pengantar ilmu sejarah muhamad tarmizi
- Revisi Kelompok 6 (Otentisitas Kredibilitas)
- Sejarah Kehidupan Ayahku
- SEJARAH HIDUP IBU MUDJARROH UNTUK MENDAPAT GANTI R...
- SEJARAH KELUARGA DAN KEHIDUPAN EKONOMI BAPAK MASKUN
- SEJARAH SURONO SISWOPRAWIRO (1938-2011)
- SEJARAH KEHIDUPAN SOSIAL DAN PERMASALAHAN KELUA...
- SEJARAH KISAH CINTA”NGATU” DIMASA LALU MAKAL...
- revisi makalah kelompok 8
- SEJARAH IBU SUPINI SEBAGAI GURU TK DAN ORGANISATOR...
- KEHIDUPAN SULIT ‘SATIR’ AKIBAT SIFAT SERAKAH KELU...
- SEJARAH PERJALANAN HIDUP DAN TRADISI YANG ADA DI ...
- sejarah keluarga by achmad al fattah noer off D
- sejaarah usaha pak Djari
- SEJARAH KELUARGA PERANTAUAN
- SEJARAH KELUARGA DAN KEHIDUPAN EKONOMI BAPAK MASKUN
- SILSILAH DAN SEJARAH PERJALANAN KEHIDUPAN SOSIAL ...
- Sejarah Guwe
- PENGARUH PAKSAAN ORANG TUA TERHADAP KEHIDUPAN DAN ...
- Historiografi Keluarga : Sejarah Keluarga Ponidi W...
-
▼
Desember
(38)