Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Sabtu, 07 Desember 2013



SEJARAH IBU SUPINI SEBAGAI GURU TK DAN ORGANISATOR DI ORGANISASI IGTKI




MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd.




oleh :
Dina Cahyaning Pertiwi
130731607230















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013




KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya, penulis  dapat menyelesaikan Tugas Akhir untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah, yaitu membuat makalah yang berjudul “Sejarah Ibu Supini sebagai Guru TK dan Organisator di Organisasi IGTKI” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu hingga dapat terselesaikannya makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd. selaku pembimbing, yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian tugas makalah ini. Tidak lupa juga kepada narasumber, yaitu Ibu Supini S.Pd., M.Pd. yang telah menyempatkan waktunya untuk diwawancarai serta teman-teman dari Pendidikan Sejarah Offering D 2013 yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga dapat terselesaikannya makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam menyempurnakan makalah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini.




Malang, 3 Desember 2013



Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penulisan Makalah
  4. Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN
  1. Sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru
  2. Suka dan duka Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini
  3. Pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN


  1. LATAR BELAKANG
Guru merupakan salah satu profesi yang patut mendapatkan apresiasi tinggi. Sebab tanggung jawab yang dipikul dan diemban seorang guru dalam dalam mencetak generasi muda suatu bangsa sangat berat. Menjadi seorang guru dituntut memiliki suatu keahlian tertentu, seperti mengajar, mengelola kelas, dan merancang pengajaran. Dari pekerjaan ini pula, seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Dengan adanya pernyataan seperti diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa profesi guru merupakan profesi yang memerlukan profesionalitas serta totalitas dalam mengemban tugas untuk mendidik anak bangsa. Di sisi lain, guru tidak hanya menjadi sebuah profesi untuk mencari nafkah. Guru membentuk sebuah organisasi untuk mengakomodasi segala kebutuhan mereka mengenai kepentingan berorganisasi dibawah naungan pemerintah. Organisasi ini dapat pula membantu guru untuk mengatasi permasalahan seputar dunia pendidikan. Hal inilah yang mendasari penulis memberi judul makalah ” ”Sejarah Ibu Supini sebagai Guru TK dan Organisator di Organisasi IGTKI”. Diharapkan penulis dapat memberikan penggambaran tentang sosok guru yang sebenarnya serta guru yang mampu menjalankan peran profesi maupun peran di organisasi secara baik.

  1. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru?
  2. Bagaimana suka dan duka yang dialami Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini?
  3. Bagaimana pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI?


  1. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
  1. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru TK
  2. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan suka dan duka yang dialami Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini
  3. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI

  1. METODE PENELITIAN SEJARAH
  1. Pemilihan Topik
    1. Kedekatan Emosional
Hubungan penulis dengan narasumber adalah hubungan keluarga. Artinya, narasumber merupakan ibu kandung dari penulis. Kedekatan yang terbangun di antara narasumber dengan penulis adalah hubungan egaliter. Yang dimaksud adalah hubungan kesetaraan tanpa memandang perbedaan usia diantara penulis dengan narasumber.
    1. Kedekatan Intelektual
Hal yang ingin diangkat penulis dalam makalah ini adalah awal ketertarikan narasumber dengan profesi guru hingga menjadi guru TK sampai saat ini serta pengalaman yang narasumber peroleh selama menjadi bagian dari organisasi profesi.

  1. Heuristik
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan data diri maupun profesi narasumber. Seperti, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Anggota KORPRI, Kartu Anggota IGTKI-PGRI, , Surat Pengangkatan Kepala TK tahun 1986, Surat Keputusan Pengangkatan PNS tahun 1988, Surat Tugas sejak tahun 1987 – 2011, dan Ijazah S1 dan S2 dari Universitas Kanjuruhan Malang.


  1. Kritik
    1. Kritik Ekstern
Penulis memeriksa otentisitas dari data-data yang telah dikumpulkan. Otentisitas diperlukan agar data yang diperoleh benar-benar dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel di bidangnya. Penulis tidak menemukan kejanggalan atau kecurigaan apapun terhadap data-data tersebut.
    1. Kritik Intern
Penulis membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data-data yang penulis kumpulkan. Dapat diketahui bahwa motivasi awal Ibu Supini menjadi seorang guru adalah ingin menjadi orang lebih baik dari orang tuanya. Selain itu, beliau merasa bahwa potensi dan minat beliau miliki adalah menjadi guru. Sehingga beliau mengembangkan kemampuannya dengan menempuh pendidikan di sekolah khusus guru.

  1. Interpretasi
Penulis menafsirkan hasil wawancara yang telah dilakukan serta data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Penulis menemukan adanya kecocokan. Selain itu, data yang penulis peroleh tidak jauh berbeda dari keterangan yang diberikan oleh narasumber dalam wawancara. Penulis menginterpretasikan bahwa beliau menjadi guru karena merasa potensi dan minat yang besar terhadap profesi guru. Selain untuk menjadi orang yang lebih baik dari orang tuanya.

  1. Historiografi
Dalam makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan makalah yang berisi 3 Bab di dalamnya. Bab I yaitu Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, serta metode Penelitian. Bab II yaitu Pembahasan berisi jawaban atas rumusan masalah yang akan dibahas secara terperinci dan dibuat dalam bentuk subbab. Bab III yaitu Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    SEJARAH IBU SUPINI MENJADI GURU TK
Ibu Supini lahir dari pasangan suami istri (alm.) Soekri dan (almh.) Soenarti. Beliau lahir di Probolinggo pada tanggal 8 Januari 1961. Beliau merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Beliau menempuh pendidikan pertama di SD Sawunggaling pada tahun 1968 hingga tahun 1974. Selanjutnya, pada tahun 1974 hingga tahun 1977 beliau bersekolah di SMP Taman Dewasa. Di jenjang pendidikan berikutnya, beliau bersekolah di SMEA pada tahun 1977 hingga tahun 1980. Ketika beliau berusia 19 tahun, beliau memutuskan untuk menikah. Beliau menikah dengan suaminya sekarang, yaitu Bapak Isngadianto (26 tahun saat itu) pada tahun 1980. Pada tahun 1981, beliau telah dikaruniai putri pertama. Disusul pada tahun berikutnya, putri kedua lahir ke dunia. Pada tahun 1983, beliau melanjutkan untuk menempuh pendidikan sembari tetap menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan mengurusi kedua orang putrinya. Keputusan itu diambil karena keinginannya yang begitu kuat untuk menjadi guru. Beliau tidak ingin cita-citanya terhenti begitu saja. Beliau juga merasa saat itu adalah saat yang tepat untuk bekerja serta melanjutkan pendidikan kembali.
Pada tanggal 1 Juli 1983, beliau mengajar di TK Dewi Ratih. Beliau bekerja sambil menempuh pendidikan di Khusus Pendidikan Guru atau yang biasa disebut dengan KPG. Beliau belajar dari pukul 13.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB dari hari Senin hingga Jum’at. Di KPG tersebut, beliau mengambil paket A. Paket A ini dapat ditempuh selama 3 tahun. Namun, beliau lulus pada tahun 1987. Pada tahun itu, diselenggarakan tes CPNS. Beliau mendaftar dan berhasil diterima menjadi PNS. Pada tanggal 1 Desember 1988, surat keputusan pengangkatan PNS beliau diterbitkan oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Beliau resmi menjadi PNS dan mengajar di TK Dewi Ratih dengan jabatan sebagai Kepala Sekolah. Setelah 4 tahun mengabdi di TK Dewi Ratih, pada tahun 1992 beliau dimutasi (dipindahtugaskan) ke TK Kartini. Pada tahun 1992 beliau resmi pindah ke TK Kartini. Tahun 1994, beliau kembali mengandung buah hati yang ketiga. Pada bulan Oktober 1994, seorang bayi perempuan lahir ke dunia. Setelah 5 tahun mengabdi, beliau kembali dimutasi ke TK Ananda I. Tepatnya pada tahun 1997. Pada tahun itu pula, beliau juga melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Universitas Kanjuruhan Malang. Prodi yang beliau pilih adalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hingga tahun 2001, beliau mengabdi di TK Ananda I. Pada tahun itu, beliau dimutasi ke TK Kusuma. Hal itu terjadi setelah beliau wisuda S1. Beliau mengabdi selama 6 tahun di sana. Pada tahun 2007, beliau dimutasi kembali ke TK Kartini. Pada tahun 2008, beliau kembali aktif kuliah untuk jenjang pendidikan S2. Prodi yang dipilih adalah Pendidikan IPS. Namun, tidak melupakan tugasnya sebagai guru. Hingga pada awal tahun 2011, beliau dimutasi ke TK Pertiwi. Pada tahun yang sama, beliau berhasil meraih gelar Magister Pendidikan. Namun, masa pengabdian beliau di tk tersebut hanya dalam hitungan bulan. Sekitar 6 bulan saja. Pada bulan Juli 2011, beliau kembali dipercaya untuk mengabdi di TK Kartini hingga saat ini. 

B.     SUKA DAN DUKA IBU SUPINI SELAMA MENJADI GURU DARI AWAL MENGAJAR HINGGA SAAT INI
Setiap profesi apapun pasti memiliki cerita suka maupun duka dalam menjalaninya. Begitu pula dengan profesi guru. Menurut pengakuan Ibu Supini, suka dan duka dari profesi yang dijalaninya relatif seimbang. Artinya, di balik cerita suka selalu ada cerita duka yang terselip. Pada awal mengajar dulu, ruang kelas yang digunakan bersebelahan dengan kandang sapi. Sehingga, dalam proses kegiatan belajar mengajar tercium bau yang tidak sedap. Hal itu disebabkan belum tersedianya bangunan yang layak untuk dijadikan ruang kelas. Walaupun demikian, beliau tetap mengajar dengan sungguh-sungguh dan semangat tinggi bersama beberapa guru yang lain.
Cerita duka yang sering beliau alami pada awal mutasi ke tk yang baru adalah kekurangan siswa pada saat tahun ajaran baru dimulai. Banyak hal yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Menurut beliau, salah satu penyebabnya adalah kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anaknya masih rendah. Padahal lokasi sekolah dengan rumah warga di pemukiman tidak begitu jauh. Contoh kasus yang pernah terjadi yaitu di TK Kartini dan TK Kusuma. Ibu Supini bersama guru-guru yang lain tidak merasa sedih atau bahkan kecewa dengan keadaan ini. Mereka berusaha untuk mencari solusi atas masalah ini. Hal yang dilakukan adalah dengan teknik ”jemput bola”. Teknik ini ternyata cukup efektif untuk mengatasi masalah. Terlebih dahulu staf guru melakukan survei di sekitar lokasi pemukiman yang dekat dengan sekolah. Mereka mencari rumah warga yang memiliki anak yang berusia sekitar 4 – 6 tahun. Keesokan harinya, seusai kegiatan belajar mengajar, para guru menyebar ke beberapa rumah warga yang telah disurvei. Mereka melakukan tanya jawab seputar pekerjaan orang tua hingga alasan orang tua tidak menyekolahkan anaknya. Setelah mengetahui informasi yang diinginkan, guru-guru tersebut menjelaskan kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Awalnya masih banyak yang meragukan dengan hal tersebut. Namun, akhirnya mereka mau menyekolahkan anaknya. Di balik sekelumit cerita duka tersebut, Ibu Supini merasa senang bahwa usahanya agar para orang tua mau menyekolahkan anaknya berhasil. Hingga akhirnya, kuota siswa pada tahun ajaran baru yang telah ditentukan bisa tercapai. Strategi yang beliau terapkan tersebut akhirnya diikuti oleh teman-temannya sesama kepala sekolah.
            Menurut pengakuan beliau, hal yang membanggakan bagi dirinya menjadi guru dari awal mengajar hingga kini adalah ketika beliau bertemu dengan anak didiknya yang telah sukses dan berhasil dalam kehidupannya. Beliau merasa senang bisa menjadi bagian dalam kehidupan dari anak didiknya. Beliau juga merasa terharu ketika anak didiknya tersebut masih mengingat masa kecilnya ketika diajar oleh beliau. Di samping itu, cerita suka yang beliau ingat adalah ketika siswanya di sekolah mampu berprestasi dengan membawa nama baik sekolah. Beliau selalu memberikan apresiasi kepadanya walaupun tidak selalu menang dalam setiap perlombaan yang diikuti. Beliau mengatakan bahwa apapun hasil yang diperoleh,  penghargaan harus diberikan sekecil apapun itu bentuknya. Agar siswa merasa yang usaha yang dilakukannya tidak sia-sia.
            Ibu Supini mengatakan masih banyak cerita suka maupun duka yang beliau alami selama menjadi guru TK. Namun, beliau hanya menyampaikan kisah seperti diatas yang menurut beliau berkesan hingga saat ini.   

C.    PENGALAMAN IBU SUPINI MENJADI ORGANISATOR DI ORGANISASI IGTKI
Organisasi Profesi bernama Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia disingkat IGTKI. PGRI adalah mitra sejajar dari IGTKI. Organisasi ini adalah Organisasi Profesi Guru Taman Kanak-kanak yang independen. Struktur organisasi yang ada di dalamnya tidak jauh berbeda dengan organisasi pada umumnya. Terdapat ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota umum. Anggota organisasi ini adalah guru TK yang aktif mengajar. Menurut keterangan Ibu Supini, yang bisa menduduki jabatan dalam struktur organisasi adalah guru TK yang telah memiliki pengalaman berkecimpung dalam organisasi tersebut sebelumnya.
Berdasarkan pengakuan beliau, beliau telah beberapa kali berganti posisi dalam struktur organisasi. Pada awal menjadi guru, beliau menjadi anggota umum. Anggota umum ini adalah anggota biasa yang belum diberi hak untuk memberikan suara dalam pemilihan ketua dan pengurus. Beberapa tahun menduduki posisi tersebut, dalam pemilihan pengurus pada awal tahun 2000 beliau terpilih untuk menjadi pengurus organisasi ini. Jabatan yang beliau pada saat itu adalah bendahara. Seperti telah diketahui, bahwa menjadi seorang bendahara penuh dengan risiko. Artinya, bila terjadi kesalahan dalam menghitung anggaran, bukan hal yang mungkin risiko yang diterima adalah melepaskan jabatan. Beliau bersyukur karena hal itu tidak sampai terjadi selama beliau memangku jabatan tersebut. Kurang lebih selama 4 tahun menjabat, kembali diadakan pemilihan ketua dan pengurus IGTKI. Beliau terpilih kembali menjadi dengan jabatan yang berbeda. Jabatan yang harus diemban adalah sebagai sekretaris. Beliau merasa bahwa jabatan saat ini yang tengah dipikulnya menuntut tanggung jawab semakin besar. Selama dua periode jabatan dengan dua kali pergantian ketua, beliau memangku jabatan ini. Banyak pengalaman yang beliau dapatkan. Salah satunya adalah perbedaan karakter antara ketua sebelumnya dan ketua saat beliau menjabat sekretaris untuk kedua kalinya. Beliau menilainya sebagai suatu kewajaran, karena gaya kepemimpinan yang dimiliki setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Pengalaman yang menurut beliau berkesan saat menjabat sekretaris adalah pada suatu malam, telepon genggamnya berdering. Beliau yang sedang tertidur pulas kaget dan mengangkat telepon untuk memberi jawaban. Alangkah terkejutnya beliau karena yang menelpon adalah ketua IGTKI dan menyuruh beliau untuk datang ke rumahnya. Sang ketua menjelaskan bahwa ada beberapa berkas dalam laporan yang masih kurang lengkap. Beliau pun akhirnya menyanggupi untuk datang. Pukul 22.00 WIB, beliau menuju rumah sang ketua diantar oleh suaminya. Sesampainya disana, beliau langsung memeriksa laporan yang dimaksud. Menurut keterangan Ibu Supini, pada pagi hari itu beliau telah mengecek laporan tersebut dan tidak terdapat kekurangan apapun. Beliau heran dan tidak mengerti hal seperti itu bisa terjadi. Berdua bersama dengan sang ketua, beliau mengerjakan kekurangan yang dimaksud. Hingga waktu pukul menunjukan pukul 01.00 WIB keesokan harinya, laporan selesai dikerjakan dan beliau pun pulang.
Setelah menjabat dua periode sebagai sekretaris, pemilihan ketua dan pengurus IGTKI kembali diadakan pada tahun 2008. Setelah beberapa kali menjadi pengurus, beliau dipercaya untuk menjadi ketua IGTKI Tingkat Kota Probolinggo. Dengan jabatan baru ini, tanggung jawab yang diembannya semakin berat untuk menjadikan organisasi ini menjadi lebih baik dari kepengurusan di periode sebelumnya. Tahun ini merupakan tahun terakhirnya menjabat di organisasi ini. Tahun 2014 akan kembali diadakan pemilihan ketua dan pengurus baru. Menurut penuturan Ibu Supini, pengalaman tidak mengenakkan terjadi beberapa waktu yang lalu di pertengahan tahun 2013 ini. Pada saat itu diadakan sebuah perlombaan drum band se-TK/RA tingkat kota. Persiapan matang dilakukan sejak beberapa bulan sebelum lomba digelar. Pihak pengurus telah bekerjasama dengan pihak sponsor untuk memberikan dukungan secara materiil. Menjelang beberapa hari menuju perlombaan, ternyata ada salah satu pihak sponsor yang belum memberikan kepastian untuk memberikan dana bantuan. Beliau mengetahui hal tersebut setelah dihubungi oleh salah satu pengurus. Tidak ingin kemungkinan buruk terjadi, beliau berusaha untuk menghubungi pihak sponsor. Pihak sponsor mengatakan bahwa karena ketelodoran dari seorang pegawainya, proposal persetujuan dari perusahaan susu ternama tidak segera diberikan kepada pengurus IGTKI yang telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan tersebut. Keesokan harinya, proposal yang dimaksud telah diterima oleh beliau. Itulah beberapa pengalaman yang beliau alami selama berkecimpung di dunia organisasi.

























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah penulis kemukakan pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa motivasi awal Ibu Supini untuk menjadi guru adalah beliau ingin menjadi orang yang lebih baik dari kedua orang tuanya. Beliau menyadari bahwa potensi dan minat besar yang ada dalam dirinya ialah menjadi guru. Beliau mengembangkan kemampuannya dengan melanjutkan pendidikan di Khusus Pendidikan Guru atau biasa disebut dengan KPG. Pada usia 19 tahun, beliau memutuskan untuk menikah. Setelah dikarunia dua orang puteri, beliau memilih bekerja dengan tetap bersekolah di KPG. Selain mengurus rumah tangga dan kedua orang puterinya. Setelah lulus sekolah KPG, beliau mendaftar tes CPNS dan diterima. Satu tahun kemudian, surat keputusan menjadi PNS diterbitkan dan beliau mulai mengajar. Beberapa kali beliau mengalami mutasi (pindah tugas) ke beberapa TK. Pada awal tahun 2000, beliau ambil bagian dalam kepengurusan IGTKI Kota Probolinggo. Setelah beberapa tahun menjabat sebagai bendahara dan sekretaris, pada tahun 2008 terpilih menjadi ketua IGTKI Kota Probolinggo. Pengalaman berharga beliau dapatkan selama menjadi guru maupun organisator di organisasi IGTKI.

B.     SARAN
Potensi dan minat besar yang dimiliki oleh Ibu Supini terhadap profesi guru mampu menjadikannya sosok guru yang cukup disegani hingga saat ini. Hal ini ditunjang dengan pengembangan kemampuan yang beliau lakukan. Pengembangan kemampuan ini berguna agar semakin terasahnya kemampuan dalam diri. Selain itu, motivasi juga dapat menjadi pendorong untuk melakukan hal yang lebih baik. Maka, jangan sekali-kali mengabaikan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan didukung oleh kemampuan yang ada di dalam diri, tidak mustahil untuk menjadi ”seseorang” yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, motivasi dapat menjadi ”motor penggerak” untuk melakukan yang lebih baik.






























DAFTAR RUJUKAN

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.




























LAMPIRAN

 










Surat Pengangkatan Kepala TK

 










Surat Pengangkatan PNS







 














Surat Tugas Tahun 1992

 















Surat Tugas Tahun 1996
















 















Daftar Lampiran Surat Tugas Tahun 1996

 















Surat Tugas Tahun 1997























 











Surat Tugas Tahun 2005                                          Daftar Lampiran ST 2005

                                                                                  














Surat Tugas Tahun 2007                                          Daftar Lampiran ST 2007







 















Surat Tugas Tahun 2011                                          Daftar Lampiran ST 2011










 















Surat Tugas Tahun 2011 (2)                                    Daftar Lampiran ST 2011 (2)


 











Ijazah S1

 











Ijazah S2





 


















Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Anggota Perpustakaan Umum Kota Probolinggo

 


















1.      Kartu Tanda Anggota IGTKI-PGRI
2.      Kartu Tanda Anggota PGRI
3.      Kartu Anggota KORPRI

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blog Archive