- Home »
- SEJARAH IBU SUPINI SEBAGAI GURU TK DAN ORGANISATOR DI ORGANISASI IGTKI
Windows 8 UI > Desgined By. Renadel Dapize
pendidikansejarahofferingdum
On Sabtu, 07 Desember 2013
SEJARAH IBU
SUPINI SEBAGAI GURU TK DAN ORGANISATOR DI ORGANISASI IGTKI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu
Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd.
oleh
:
Dina
Cahyaning Pertiwi
130731607230
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya,
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah, yaitu membuat makalah yang berjudul
“Sejarah Ibu Supini sebagai Guru TK dan Organisator di Organisasi IGTKI” ini
dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu hingga
dapat terselesaikannya makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd.,
S.Hum., M.Pd. selaku pembimbing, yang senantiasa memberikan pengarahan kepada
penulis dalam penyelesaian tugas makalah ini. Tidak lupa juga kepada
narasumber, yaitu Ibu Supini S.Pd., M.Pd. yang telah menyempatkan waktunya
untuk diwawancarai serta teman-teman dari Pendidikan Sejarah Offering D 2013
yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga dapat terselesaikannya
makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam menyempurnakan makalah ini.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
bersedia membaca makalah ini.
Malang, 3 Desember 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penulisan Makalah
- Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
- Sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru
- Suka dan duka Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini
- Pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Guru
merupakan salah satu profesi yang patut mendapatkan apresiasi tinggi. Sebab
tanggung jawab yang dipikul dan diemban seorang guru dalam dalam mencetak
generasi muda suatu bangsa sangat berat. Menjadi seorang guru dituntut memiliki
suatu keahlian tertentu, seperti mengajar, mengelola kelas, dan merancang
pengajaran. Dari pekerjaan ini pula, seseorang dapat memiliki nafkah bagi
kehidupan selanjutnya. Dengan adanya pernyataan seperti diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa profesi guru merupakan profesi yang memerlukan profesionalitas
serta totalitas dalam mengemban tugas untuk mendidik anak bangsa. Di sisi lain,
guru tidak hanya menjadi sebuah profesi untuk mencari nafkah. Guru membentuk
sebuah organisasi untuk mengakomodasi segala kebutuhan mereka mengenai
kepentingan berorganisasi dibawah naungan pemerintah. Organisasi ini dapat pula
membantu guru untuk mengatasi permasalahan seputar dunia pendidikan. Hal inilah
yang mendasari penulis memberi judul makalah ” ”Sejarah Ibu Supini sebagai Guru
TK dan Organisator di Organisasi IGTKI”. Diharapkan penulis dapat memberikan
penggambaran tentang sosok guru yang sebenarnya serta guru yang mampu
menjalankan peran profesi maupun peran di organisasi secara baik.
- RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru?
- Bagaimana suka dan duka yang dialami Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini?
- Bagaimana pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI?
- TUJUAN PENULISAN MAKALAH
- Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai sejarah Ibu Supini menjadi seorang guru TK
- Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan suka dan duka yang dialami Ibu Supini selama menjadi guru dari awal mengajar hingga saat ini
- Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman Ibu Supini menjadi organisator di organisasi IGTKI
- METODE PENELITIAN SEJARAH
- Pemilihan Topik
- Kedekatan Emosional
Hubungan penulis dengan
narasumber adalah hubungan keluarga. Artinya, narasumber merupakan ibu kandung
dari penulis. Kedekatan yang terbangun di antara narasumber dengan penulis adalah
hubungan egaliter. Yang dimaksud adalah hubungan kesetaraan tanpa memandang
perbedaan usia diantara penulis dengan narasumber.
- Kedekatan Intelektual
Hal yang ingin diangkat penulis dalam makalah ini adalah awal
ketertarikan narasumber dengan profesi guru hingga menjadi guru TK sampai saat
ini serta pengalaman yang narasumber peroleh selama menjadi bagian dari
organisasi profesi.
- Heuristik
Pengumpulan data dilakukan
dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan data diri maupun profesi
narasumber. Seperti, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Anggota KORPRI, Kartu Anggota
IGTKI-PGRI, , Surat Pengangkatan Kepala TK tahun 1986, Surat Keputusan
Pengangkatan PNS tahun 1988, Surat Tugas sejak tahun 1987 – 2011, dan Ijazah S1
dan S2 dari Universitas Kanjuruhan Malang.
- Kritik
- Kritik Ekstern
Penulis memeriksa otentisitas dari data-data yang telah dikumpulkan. Otentisitas diperlukan agar data yang
diperoleh benar-benar dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel di bidangnya. Penulis
tidak menemukan kejanggalan atau kecurigaan apapun terhadap data-data tersebut.
- Kritik Intern
Penulis membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
data-data yang penulis kumpulkan. Dapat diketahui bahwa motivasi awal Ibu
Supini menjadi seorang guru adalah ingin menjadi orang lebih baik dari orang
tuanya. Selain itu, beliau merasa bahwa potensi dan minat beliau miliki adalah
menjadi guru. Sehingga beliau mengembangkan kemampuannya dengan menempuh
pendidikan di sekolah khusus guru.
- Interpretasi
Penulis menafsirkan hasil wawancara yang telah dilakukan serta data-data
yang telah dikumpulkan sebelumnya. Penulis menemukan adanya kecocokan. Selain
itu, data yang penulis peroleh tidak jauh berbeda dari keterangan yang
diberikan oleh narasumber dalam wawancara. Penulis menginterpretasikan bahwa beliau menjadi guru karena merasa potensi
dan minat yang besar terhadap profesi guru. Selain untuk menjadi orang yang
lebih baik dari orang tuanya.
- Historiografi
Dalam makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan makalah yang
berisi 3 Bab di dalamnya. Bab I
yaitu Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, serta metode Penelitian. Bab II yaitu Pembahasan berisi jawaban atas
rumusan masalah yang akan dibahas secara terperinci dan dibuat dalam bentuk
subbab. Bab III yaitu Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH IBU SUPINI MENJADI GURU TK
Ibu Supini lahir dari pasangan suami istri (alm.) Soekri dan (almh.) Soenarti. Beliau lahir
di Probolinggo pada tanggal 8 Januari 1961. Beliau merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara. Beliau menempuh pendidikan pertama di SD Sawunggaling pada
tahun 1968 hingga tahun 1974. Selanjutnya, pada tahun 1974 hingga tahun 1977
beliau bersekolah di SMP Taman Dewasa. Di jenjang pendidikan berikutnya, beliau
bersekolah di SMEA pada tahun 1977 hingga tahun 1980. Ketika beliau berusia 19
tahun, beliau memutuskan untuk menikah. Beliau menikah dengan suaminya
sekarang, yaitu Bapak Isngadianto (26 tahun saat itu) pada tahun 1980. Pada
tahun 1981, beliau telah dikaruniai putri pertama. Disusul pada tahun
berikutnya, putri kedua lahir ke dunia. Pada tahun 1983, beliau melanjutkan
untuk menempuh pendidikan sembari tetap menjalankan perannya sebagai ibu rumah
tangga dengan mengurusi kedua orang putrinya. Keputusan itu diambil karena
keinginannya yang begitu kuat untuk menjadi guru. Beliau tidak ingin cita-citanya terhenti begitu
saja. Beliau juga merasa saat itu adalah saat yang tepat untuk bekerja serta
melanjutkan pendidikan kembali.
Pada
tanggal 1 Juli 1983, beliau mengajar di TK Dewi Ratih. Beliau bekerja sambil
menempuh pendidikan di Khusus Pendidikan Guru atau yang biasa disebut dengan
KPG. Beliau belajar dari pukul 13.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB dari hari Senin
hingga Jum’at. Di KPG
tersebut, beliau mengambil paket A. Paket A ini dapat ditempuh selama 3 tahun.
Namun, beliau lulus pada tahun 1987. Pada tahun itu, diselenggarakan tes CPNS.
Beliau mendaftar dan berhasil diterima menjadi PNS. Pada tanggal 1 Desember
1988, surat keputusan pengangkatan PNS beliau diterbitkan oleh Pemerintah Kota
Probolinggo. Beliau resmi menjadi PNS dan mengajar di TK Dewi Ratih dengan
jabatan sebagai Kepala Sekolah. Setelah 4 tahun mengabdi di TK Dewi Ratih, pada
tahun 1992 beliau dimutasi (dipindahtugaskan) ke TK Kartini. Pada tahun 1992
beliau resmi pindah ke TK Kartini. Tahun 1994, beliau kembali mengandung buah
hati yang ketiga. Pada bulan Oktober 1994, seorang bayi perempuan lahir ke
dunia. Setelah 5 tahun mengabdi, beliau kembali dimutasi ke TK Ananda I. Tepatnya
pada tahun 1997. Pada tahun itu pula, beliau juga melanjutkan pendidikan ke
jenjang S1 di Universitas Kanjuruhan Malang. Prodi yang beliau pilih adalah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hingga tahun 2001, beliau mengabdi di
TK Ananda I. Pada tahun itu, beliau dimutasi ke TK Kusuma. Hal itu terjadi setelah beliau
wisuda S1. Beliau mengabdi selama 6 tahun di sana. Pada tahun 2007, beliau
dimutasi kembali ke TK Kartini. Pada tahun 2008, beliau kembali aktif kuliah
untuk jenjang pendidikan S2. Prodi yang dipilih adalah Pendidikan IPS. Namun,
tidak melupakan tugasnya sebagai guru. Hingga pada awal tahun 2011, beliau
dimutasi ke TK Pertiwi. Pada tahun yang sama, beliau berhasil meraih gelar
Magister Pendidikan. Namun,
masa pengabdian beliau di tk tersebut hanya dalam hitungan bulan. Sekitar 6
bulan saja. Pada bulan Juli 2011, beliau kembali dipercaya untuk mengabdi di TK
Kartini hingga saat ini.
B. SUKA DAN DUKA IBU SUPINI SELAMA MENJADI
GURU DARI AWAL MENGAJAR HINGGA SAAT INI
Setiap
profesi apapun pasti memiliki cerita suka maupun duka dalam menjalaninya.
Begitu pula dengan profesi guru. Menurut pengakuan Ibu Supini, suka dan duka
dari profesi yang dijalaninya relatif seimbang. Artinya, di balik cerita suka selalu ada cerita
duka yang terselip. Pada awal
mengajar dulu, ruang kelas yang digunakan bersebelahan dengan kandang sapi.
Sehingga, dalam proses kegiatan belajar mengajar tercium bau yang tidak sedap.
Hal itu disebabkan belum tersedianya bangunan yang layak untuk dijadikan ruang
kelas. Walaupun demikian, beliau tetap mengajar dengan sungguh-sungguh dan
semangat tinggi bersama beberapa guru yang lain.
Cerita duka
yang sering beliau alami pada awal mutasi ke tk yang baru adalah kekurangan
siswa pada saat tahun ajaran baru dimulai. Banyak hal yang menyebabkan hal ini
bisa terjadi. Menurut beliau, salah satu penyebabnya adalah kesadaran para
orang tua untuk menyekolahkan anaknya masih rendah. Padahal lokasi sekolah
dengan rumah warga di pemukiman tidak begitu jauh. Contoh kasus yang pernah
terjadi yaitu di TK Kartini dan TK Kusuma. Ibu Supini bersama guru-guru yang
lain tidak merasa sedih atau bahkan kecewa dengan keadaan ini. Mereka berusaha
untuk mencari solusi atas masalah ini. Hal yang dilakukan adalah dengan teknik
”jemput bola”. Teknik ini ternyata cukup efektif untuk mengatasi masalah.
Terlebih dahulu staf guru melakukan survei di sekitar lokasi pemukiman yang
dekat dengan sekolah. Mereka mencari rumah warga yang memiliki anak yang
berusia sekitar 4 – 6 tahun. Keesokan harinya, seusai kegiatan belajar
mengajar, para guru menyebar ke beberapa rumah warga yang telah disurvei.
Mereka melakukan tanya jawab seputar pekerjaan orang tua hingga alasan orang
tua tidak menyekolahkan anaknya. Setelah mengetahui informasi yang diinginkan,
guru-guru tersebut menjelaskan kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan
bagi anak-anak. Awalnya masih banyak yang meragukan dengan hal tersebut. Namun,
akhirnya mereka mau menyekolahkan anaknya. Di balik sekelumit cerita duka
tersebut, Ibu Supini merasa senang bahwa usahanya agar para orang tua mau
menyekolahkan anaknya berhasil. Hingga akhirnya, kuota siswa pada tahun ajaran
baru yang telah ditentukan bisa tercapai. Strategi yang beliau terapkan
tersebut akhirnya diikuti oleh teman-temannya sesama kepala sekolah.
Menurut
pengakuan beliau, hal yang membanggakan bagi dirinya menjadi guru dari awal
mengajar hingga kini adalah ketika beliau bertemu dengan anak didiknya yang
telah sukses dan berhasil dalam kehidupannya. Beliau merasa senang bisa menjadi
bagian dalam kehidupan dari anak didiknya. Beliau juga merasa terharu ketika
anak didiknya tersebut masih mengingat masa kecilnya ketika diajar oleh beliau.
Di samping itu, cerita suka yang beliau ingat adalah ketika siswanya di sekolah
mampu berprestasi dengan membawa nama baik sekolah. Beliau selalu memberikan
apresiasi kepadanya walaupun tidak selalu menang dalam setiap perlombaan yang
diikuti. Beliau mengatakan bahwa apapun hasil yang diperoleh, penghargaan harus diberikan sekecil apapun
itu bentuknya. Agar siswa merasa yang usaha yang dilakukannya tidak sia-sia.
Ibu Supini mengatakan masih banyak
cerita suka maupun duka yang beliau alami selama menjadi guru TK. Namun, beliau
hanya menyampaikan kisah seperti diatas yang menurut beliau berkesan hingga
saat ini.
C. PENGALAMAN IBU SUPINI MENJADI ORGANISATOR
DI ORGANISASI IGTKI
Organisasi Profesi bernama Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia
disingkat IGTKI. PGRI adalah mitra sejajar dari IGTKI. Organisasi ini adalah
Organisasi Profesi Guru Taman Kanak-kanak yang independen. Struktur organisasi
yang ada di dalamnya tidak jauh berbeda dengan organisasi pada umumnya.
Terdapat ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota umum. Anggota
organisasi ini adalah guru TK yang aktif mengajar. Menurut keterangan Ibu
Supini, yang bisa menduduki jabatan dalam struktur organisasi adalah guru TK
yang telah memiliki pengalaman berkecimpung dalam organisasi tersebut
sebelumnya.
Berdasarkan pengakuan beliau, beliau telah beberapa kali berganti posisi
dalam struktur organisasi. Pada awal menjadi guru, beliau menjadi anggota umum.
Anggota umum ini adalah anggota biasa yang belum diberi hak untuk memberikan
suara dalam pemilihan ketua dan pengurus. Beberapa tahun menduduki posisi
tersebut, dalam pemilihan pengurus pada awal tahun 2000 beliau terpilih untuk
menjadi pengurus organisasi ini. Jabatan yang beliau pada saat itu adalah
bendahara. Seperti telah diketahui, bahwa menjadi seorang bendahara penuh
dengan risiko. Artinya, bila terjadi kesalahan dalam menghitung anggaran, bukan
hal yang mungkin risiko yang diterima adalah melepaskan jabatan. Beliau
bersyukur karena hal itu tidak sampai terjadi selama beliau memangku jabatan
tersebut. Kurang lebih selama 4 tahun menjabat, kembali diadakan pemilihan
ketua dan pengurus IGTKI. Beliau terpilih kembali menjadi dengan jabatan yang
berbeda. Jabatan yang harus diemban adalah sebagai sekretaris. Beliau merasa
bahwa jabatan saat ini yang tengah dipikulnya menuntut tanggung jawab semakin
besar. Selama dua periode jabatan dengan dua kali pergantian ketua, beliau
memangku jabatan ini. Banyak pengalaman yang beliau dapatkan. Salah satunya
adalah perbedaan karakter antara ketua sebelumnya dan ketua saat beliau
menjabat sekretaris untuk kedua kalinya. Beliau menilainya sebagai suatu
kewajaran, karena gaya kepemimpinan yang dimiliki setiap orang berbeda satu
dengan yang lain. Pengalaman yang menurut beliau berkesan saat menjabat
sekretaris adalah pada suatu malam, telepon genggamnya berdering. Beliau yang
sedang tertidur pulas kaget dan mengangkat telepon untuk memberi jawaban.
Alangkah terkejutnya beliau karena yang menelpon adalah ketua IGTKI dan
menyuruh beliau untuk datang ke rumahnya. Sang ketua menjelaskan bahwa ada
beberapa berkas dalam laporan yang masih kurang lengkap. Beliau pun akhirnya
menyanggupi untuk datang. Pukul 22.00 WIB, beliau menuju rumah sang ketua
diantar oleh suaminya. Sesampainya disana, beliau langsung memeriksa laporan
yang dimaksud. Menurut keterangan Ibu Supini, pada pagi hari itu beliau telah
mengecek laporan tersebut dan tidak terdapat kekurangan apapun. Beliau heran
dan tidak mengerti hal seperti itu bisa terjadi. Berdua bersama dengan sang
ketua, beliau mengerjakan kekurangan yang dimaksud. Hingga waktu pukul
menunjukan pukul 01.00 WIB keesokan harinya, laporan selesai dikerjakan dan
beliau pun pulang.
Setelah menjabat dua periode sebagai sekretaris, pemilihan ketua dan
pengurus IGTKI kembali diadakan pada tahun 2008. Setelah beberapa kali menjadi
pengurus, beliau dipercaya untuk menjadi ketua IGTKI Tingkat Kota Probolinggo.
Dengan jabatan baru ini, tanggung jawab yang diembannya semakin berat untuk
menjadikan organisasi ini menjadi lebih baik dari kepengurusan di periode
sebelumnya. Tahun ini merupakan tahun terakhirnya menjabat di organisasi ini.
Tahun 2014 akan kembali diadakan pemilihan ketua dan pengurus baru. Menurut penuturan
Ibu Supini, pengalaman tidak mengenakkan terjadi beberapa waktu yang lalu di
pertengahan tahun 2013 ini. Pada saat itu diadakan sebuah perlombaan drum band
se-TK/RA tingkat kota. Persiapan matang dilakukan sejak beberapa bulan sebelum
lomba digelar. Pihak pengurus telah bekerjasama dengan pihak sponsor untuk
memberikan dukungan secara materiil. Menjelang beberapa hari menuju perlombaan,
ternyata ada salah satu pihak sponsor yang belum memberikan kepastian untuk
memberikan dana bantuan. Beliau mengetahui hal tersebut setelah dihubungi oleh
salah satu pengurus. Tidak ingin kemungkinan buruk terjadi, beliau berusaha
untuk menghubungi pihak sponsor. Pihak sponsor mengatakan bahwa karena
ketelodoran dari seorang pegawainya, proposal persetujuan dari perusahaan susu
ternama tidak segera diberikan kepada pengurus IGTKI yang telah berkoordinasi
dengan pihak perusahaan tersebut. Keesokan harinya, proposal yang dimaksud
telah diterima oleh beliau. Itulah beberapa pengalaman yang beliau alami selama berkecimpung di
dunia organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah penulis kemukakan pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa
motivasi awal Ibu Supini untuk menjadi guru adalah beliau ingin menjadi orang
yang lebih baik dari kedua orang tuanya. Beliau menyadari bahwa potensi dan minat besar yang ada dalam dirinya ialah
menjadi guru. Beliau mengembangkan kemampuannya dengan melanjutkan pendidikan
di Khusus Pendidikan Guru atau biasa disebut dengan KPG. Pada usia 19 tahun,
beliau memutuskan untuk menikah. Setelah dikarunia dua orang puteri, beliau
memilih bekerja dengan tetap bersekolah di KPG. Selain mengurus rumah tangga
dan kedua orang puterinya. Setelah lulus sekolah KPG, beliau mendaftar tes CPNS
dan diterima. Satu tahun kemudian, surat keputusan menjadi PNS diterbitkan dan
beliau mulai mengajar. Beberapa
kali beliau mengalami mutasi (pindah tugas) ke beberapa TK. Pada awal tahun
2000, beliau ambil bagian dalam kepengurusan IGTKI Kota Probolinggo. Setelah
beberapa tahun menjabat sebagai bendahara dan sekretaris, pada tahun 2008
terpilih menjadi ketua IGTKI Kota Probolinggo. Pengalaman berharga beliau
dapatkan selama menjadi guru maupun organisator di organisasi IGTKI.
B. SARAN
Potensi dan minat besar yang dimiliki oleh Ibu Supini terhadap profesi guru
mampu menjadikannya sosok guru yang cukup disegani hingga saat ini. Hal ini
ditunjang dengan pengembangan kemampuan yang beliau lakukan. Pengembangan
kemampuan ini berguna agar semakin terasahnya kemampuan dalam diri. Selain itu,
motivasi juga dapat menjadi pendorong untuk melakukan hal yang lebih baik.
Maka, jangan sekali-kali mengabaikan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan
didukung oleh kemampuan yang ada di dalam diri, tidak mustahil untuk menjadi
”seseorang” yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, motivasi
dapat menjadi ”motor penggerak” untuk melakukan yang lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Kuntowijoyo.
1995. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta :
Tiara Wacana.
LAMPIRAN
Surat Pengangkatan Kepala TK
Surat Pengangkatan PNS
Surat Tugas Tahun 1992
Surat Tugas Tahun 1996
Daftar Lampiran Surat Tugas Tahun 1996
Surat Tugas Tahun 1997
Surat Tugas
Tahun 2005 Daftar
Lampiran ST 2005
Surat Tugas
Tahun 2007 Daftar
Lampiran ST 2007
Surat Tugas
Tahun 2011 Daftar
Lampiran ST 2011
Surat Tugas
Tahun 2011 (2) Daftar Lampiran ST 2011
(2)
Ijazah S1
Ijazah S2
Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Anggota
Perpustakaan Umum Kota Probolinggo
1. Kartu Tanda Anggota IGTKI-PGRI
2. Kartu Tanda Anggota PGRI
3. Kartu Anggota KORPRI
About Me
- pendidikansejarahofferingdum
Diberdayakan oleh Blogger.
free music at divine-music.info
Blog Archive
-
▼
2013
(46)
-
▼
Desember
(38)
- PERJALANAN BA...
- ILMU-ILMU BANTU SEJARAH MAKALAH REVISI U...
- <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}...
- PERJUANGAN MUALIFAH MENCAPAI CITA MENJADI GURU AKI...
- Sejarah keluarga
- PERJALANAN BA...
- SEJARAH BP. HADI SUJONO DAN IBU RIWANTI SEBA...
- SEJARAH KELAM DAN PROSES MELAWAN KETERBATASAN DI ...
- SEPAK TERJANG BUYUT SEDO BULANGAN DALAM MEMBELA P...
- SEJARAH MEMOTIVASI KEHIDUPAN TANPA MEMANDANG KEKU...
- SEJARAH KELUARGA H.HASAN RAMLI, S.E DAN HJ.SRI MU...
- pengantar ilmu sejarah oleh nunik lailatul masruroh
- pengantar ilmu sejarah oleh nunik lailatul masruroh
- SEJARAH MULYADI DALAM KEIKUTSERTAANNYA DALAM MENUM...
- kisah cinta dan perjalanan hidup ibu riada
- sejarah dan proses kesetiaan ayah dan ibu
- makalah ilmu sejarah Muhamad Tarmizi
- makalah ilmu sejarah Muhamad Tarmizi
- makalah pengantar ilmu sejarah muhamad tarmizi
- Revisi Kelompok 6 (Otentisitas Kredibilitas)
- Sejarah Kehidupan Ayahku
- SEJARAH HIDUP IBU MUDJARROH UNTUK MENDAPAT GANTI R...
- SEJARAH KELUARGA DAN KEHIDUPAN EKONOMI BAPAK MASKUN
- SEJARAH SURONO SISWOPRAWIRO (1938-2011)
- SEJARAH KEHIDUPAN SOSIAL DAN PERMASALAHAN KELUA...
- SEJARAH KISAH CINTA”NGATU” DIMASA LALU MAKAL...
- revisi makalah kelompok 8
- SEJARAH IBU SUPINI SEBAGAI GURU TK DAN ORGANISATOR...
- KEHIDUPAN SULIT ‘SATIR’ AKIBAT SIFAT SERAKAH KELU...
- SEJARAH PERJALANAN HIDUP DAN TRADISI YANG ADA DI ...
- sejarah keluarga by achmad al fattah noer off D
- sejaarah usaha pak Djari
- SEJARAH KELUARGA PERANTAUAN
- SEJARAH KELUARGA DAN KEHIDUPAN EKONOMI BAPAK MASKUN
- SILSILAH DAN SEJARAH PERJALANAN KEHIDUPAN SOSIAL ...
- Sejarah Guwe
- PENGARUH PAKSAAN ORANG TUA TERHADAP KEHIDUPAN DAN ...
- Historiografi Keluarga : Sejarah Keluarga Ponidi W...
-
▼
Desember
(38)