Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Minggu, 08 Desember 2013


SEJARAH BP. HADI SUJONO DAN IBU RIWANTI
 SEBAGAI PENDIRI GEREJA








MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR ILMU SEJARAH
yang dibina oleh Ibu Indah W.P.U, S.Pd., M.Pd





oleh
Tabita Asih Panglipur
130731607237















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
DESEMBER 2013









BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latarbelakang

Sejarah adalah suatu hal yang menarik untuk dipelajari.  Sejarah memuat masa lalu-masa lalu manusia yang menarik. Masa lalu tersebut ada pada pikiran dan ada pada memori pemikiran seseorang. Memori-memori tersebut bertumpuk menjadi satu dalam ingatan manusia, menjadi sebuah sejarah.
Sejarah adalah suatu peristiwa yang melekat pada semua lapisan masyarakat,  dari orang tua sampai yang muda. Mereka semua mempunyai sejarah, baik sejarah yang baik maupun yang jelek. Sejarah dalam arti ilmu sendiri adalah kejadian masa lampau manusia. Kejadian-kejadian ini mungin ada yang dilupakan, maupun yang masih ada yang dikenang.
Sejarah biasanya dilupakan oleh sebagian lapisan masyarakat. Padahal, sejarah itu penting untuk memperbaiki keadaan manusia itu sendiri. Kita sebagai manusia sejarah harus selalu menjaga sejarah itu sendiri. Sejarah juga baik untuk memperbaiki keadaan manusia itu. Contohnya, sejarah dapat memperbaiki pola perilaku manusia itu, jika ia mau belajar dari masa lalunya.
Banyak orang mempunyai sejarah atau masa lalu yang berbeda-beda, dari sejarah pendidikannya, sejarah statusnya, dan sejarah riwayat hidupnya.
            Dari perbedaan-perbedaan tersebut mengandung hal-hal yang menarik dari
            Seseorang tersebut yang menarik untuk dipelajari.
           Pada makalah yang kita pelajari kali ini, kita akan mendeskripsikan tentang sejarah keluarga kita masing-masing. Sejarah keluarga adalah sejarah yang paling melekat pada kehidupan kita. Sejarah yang paling dekat dengan kita. Sejarah yang paling kita ketahui. Dan yang paling mudah untuuk kita pelajari.



B.     Rumusan Masalah

1.      Apa sebab Bp. Hadi Sujono sebagai pendiri Gereja?
2.      Apa cara yang digunakan untuk mendirikan Gereja?




C.     Tujuan

1.      Untuk mendeskripsikan sejarah keluarga Bp. Hadi Sujono
2.      Untuk mendeskripsikan sebab sejarah tersebut.




D.    Metode Sejarah



1.      Pemilihan Topik
                         Penulis memilih topik “ Sejarah keluarga Bp. Hadi Sujono sebagai Pendiri Gereja”. Alasan penulis memilih topik ini adalah menariknya judul ini untuk di teliti, karena sumber-  sumbernya pun juga mudah didapat. Dan narasumbernya pun mudah untuk diwawancarai, dan narasumbernya pun mau memdeskripsikan semua tentang masalah ini.

2.      Heuristik

              Pada tahap heuristic ini penulis, memilih cara dengan metode wawancara. Karena dengan cara wawancara ini penulis dapat mengetahui lebih luas tentang sejarah tersebut.  Dalam tahap ini penulis mewawancarai 2 orang anak dari Bp. Hadi Sujono. Agar dapat membandingkan hasil wawancara tersebut dengan benar.




3.      Kritik
            Dalam hasil wawancara dengan kedua anak Bp. Hadi Sujono ini, terjadi sebuah kesamaan hasil wawancara, dan dapat disimpulkan bahwa wawancara ini benar adanya dan tidak ada unsur yang berlainan.



4.      Interpretasi
            Pada hasil wawancara dengan narasumber, penulis mengintepretasikan bahwa Bp.Hadi Sujono adalah seorang yang gigih dan ulet serta penuh tanggung jawab. Pasalnya dapat diketahui bahwa mendirikan sebuah gereja adalah hal yang sulit pada masa itu, tetapi  Bp. Hadi Sujono dengan keuletan serta kegigihannya ia dapat mendirikan sebuah gereja, hingga gereja tersebut sampai sekarang menjadi sebuah gereja yang besar dan bertumbuh dengan pesat.





5.      Historiografi
            Pada BAB 1 penulis memulai dengan menulis Pendahuluan, dengan isi Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan, dan Metode sejarah,yang meliputi : Pemilihan topic, Heuristik, Kritik, Intepretasi, dan Historiografi. Pada BAB 2 penulis mencoba menulis apa yang ada pada Rumusan masalah dan Tujuan. Pada BAB 3 terdapat Kesimpulan dan saran.

































BAB II

PEMBAHASAN


1.      Awal mula pendirian gereja


        Bp. Hadi Sujono dan Ibu Riwanti, dilahirkan pada 5 Agustus 1920dan 23 April 1923, di Desa Sumberpucung dan Desa Peniwen. Beliau adalah sepasang suami istri. Domisili beliau bertempat tinggal di Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung. Beliau berdua ini dibesarkan pada keluarga petani. Tetapi semangat beliau berdua ini tidak mau menjadi seperti orang tuanya, dan memilih untuk menjadi Bendahara disuatu Koperasi dan menjadi pedagang / tengkulak.
        Sejarah pendirian gereja ini didasarkan pada rundingan beberapa anggota tetua gereja, yang mendiskusikan tentang tidak punya kepemilikan tentang gedung Gereja, dan jauhnya gereja induk yang ada di peniwen.
        Awal mula pendirian gereja ini dimulai pada tahun  1960. Pada mulanya di daerah Sumberpucung belum berdiri sebuah Gereja, dan Jemaat GKJW Sumberpucung masih bepindah-pindah tempat dari satu rumah kerumah yang lain. Pada awalnya Jemaat masih mengikuti jemaat induk yang ada di desa Peniwen yang jauh jaraknya dari Sumberpucung.
         Hal ini menjadi suatu kendala bagi warga jemaat Sumberpucung yang rumahnya jauh yang ingin pergi ke Gereja. Dan sebagian orang karena jaunhya tempat dan terbatasnya transportasi pada jaman itu, kebanyakan memilih untuk diam dirumah atau memilih untuk pergi ke sawah atau ke ladang.
        Akhirnya karena keprihatinan para tetua gereja, maka Ibu. Riwanti mengusulkan untuk mendirikan gedung gereja sendiri tetapi masih menjadi anak dari Jemaat yang ada di Peniwen. Hal ini disetujui oleh beberapa tetua-tetua gereja, dan kemudian mereka mengajukan kepada Majelis Daerah ( organisasi pusat yang menjadi Induk dari segala Gereja-Gereja GKJW), dan akhirnya disetujui oleh Majelis Daerah.
        Tapi masalah pendirian gereja ini sendiri masi antara pro dan kontra antara warga Jemaat yang ada di Sumberpucung, masih ada warga jemaat yang tetap ingin dan memilih untuk tetao beribadah di Peniwen dengan alas an karena suda mendarah daging keturunannya disana.
        Ini tak membuat Bp. Hadi Sujono dan Ibu Riwanti lantas putus asa tetapi beliau beserta para tetua yang lain malah giat dalam mengurus tentang pendirian gereja GKJW di sumberpucung ini.



2.      Cara-cara pendirian Gereja.


        Pada awalnya pendirian gereja ini mengalami banyak rintangan, mulai dariu yang ijin pada pemerintah pusat yang susahdan ijin pada desa, dan ijin pada masyarakat sekitar tempat yang akan dibagun. Tetapi karena kegigihan Bp. Hadi Sujono dan Ibu Riwanti, maka pendirian gereja ini berhasil dilaksanakan.
        Pada saat itu Ibu. Riwanti yang ditugasi untuk mencari tanah tempat dibangunnya Gedung Gereja tersebut, kemudian beliau mendapatkan lokasi yang sangat strategis dekat dengan stasiun Sumberpucung, dan mudah dijangkau oleh transortasi.
        Tidak hanya Ibu. Riwanti saja yang berjuang, tetapi lain dengan Bp. Hadi Sujono yang mengurus surat ijin pendirian tempat Ibadah, beliau juga mengalami kesulitan untuk ijin mendirikan tersebut. Beliau mendapatkan penolakan –penolakan dari berbagai pihak yang tidak setuju akan pendirian gereja tersebut.
        Tetapi karena kegigihan beliau berdua, maka terlaksanalah pendirian tersebut. Singkatnya pendirian gedung gereja itu dimulai pada 25 Juli 1960 dan selesai pada 31 Oktober 1960. Pembangunan ini memakan waktu 4 bulan lamanya.
        Setelah pendirian gereja ini berhasil maka sukacitalahBp. Hadi Sujono dan Ibu. Riwanti dan juga para tetua-tetua gereja yang membantu dalam pendirian tersebut.
        Buah usaha mereka membuahkan hasil, setelah 4 tahun pendirian gereja ini, Gereja Sumberpucung semakin pesat pertumbuhannya. Dimulai sejak 1964 warga gereja ini meningkat dari 20 kk menjadi 50 kk. Ini menjadikan semangat tersendiri kepada beliau-beliau tersebut, untuk menjadi Gereja Induk Jemaat, bukan lagi Gereja anak atau bahasa gereja di sebut pepanthan dari Induk yang ada di Peniwen.
        Dengan perjuangan yang sama kerasnya denagn mendirikan gereja tersebut akhirnya jemaat sumberpucung dapat menjadi jemaat yang mandiri dan dewasa pada tanggal yang sama dengan masa pendiriannya yaitu 31 Oktober 1964.
        Hingga pada saat ini jumlah warga Gereja Sumberpucung meningkat menjadi 100kk. Dan menjadi salah satu gereja yang maju pada lingkup Malang Selatan.
        Hingga akhirnya pada tahun 1993 Bp. Hadi Sujono di panggil pulang kerumah Bapa, beliau wafat dengan meninggalkan banyak kenangan dan sejarah pada masa pembangunan gereja. Kemudian Ibu. Riwanti juga berpulang kerumah Bapa pada 15 April 2006 yang juga meninggalkan banyak sekali sejarah bagi warga Jemaat dan bagi anak, saudara dan cucu.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
              Untuk mencapai kesuksesan kita patut berusaha sekaut tenaga untuk mencapai hasil yang sempurna. Tapi jangan bersenang senang dahulu karena rintangan masih ada. Apa yang dialami oleh Bp. Hadi Sujono dan Ibu. Riwanti ini perlu kita teladani pasalnya karena keuletan dan kegigihan beliau maka beliau berhasil mewujudkan keinginannya.
B.     SARAN
              Hendaknya kita jangan bersenang senang dahulu ketika aapa yang kita inginkan itu sudah terwujud, tetapi masih ada yang perlu di benahi dan di perbaiki pada kehidupan kita.































DAFTAR RUJUKAN



Narasumber 1

                        Nama            :  Susilo
                       
                        Umur            : 48tahun
                       
                        Pekerjaan      : Wiraswasta

                        Alamat         : Jalan Kha. Dahlan 16 Sumberpucung.


          Narasumber 2

                        Nama            : Fida Reni

                        Umur            : 60tahun
        
                        Pekerjaan      : Pensiunan


                        Alamat         : Perum. Araya E4-120  Malang

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Blog Archive