- Home »
Windows 8 UI > Desgined By. Renadel Dapize
pendidikansejarahofferingdum
On Rabu, 18 September 2013
SEJARAH
SEBAGAI ILMU
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr.
Hariyono,
oleh
Ali Akbar Rabsanjani (130731615735)
Devie Tri Shintya (130731615699)
Fitriyah Fajar Hariyanti (130731607259)
Irma Erfiana (130371615750)
M. Erik nizamul karim (130731607256)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2013
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................. 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian.......................................................................... 3
2.2 Definisi............................................................................... 3
2.3 Sifat.................................................................................... 5
2.3 Sifat.................................................................................... 5
2.4 Fungsi................................................................................. 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 11
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
hidup meninggalkan sebuah cerita dan kenangan di setiap detik kehidupannya.
Entah itu sebuah cerita yang indah, membanggakan atau yang memalukan sekalipun.
Dan cerita atau kenangan itu akan terekam sebagai catatan-catatan dalam
ingatan. Dan catatan-catatan yang manusia miliki
tersebut disebut sebagai sejarah. Sejarah, dalam bahasa
Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi
atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja yang memerintah)
(id.wikipedia.org,2011). Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai
kejadian yang sudah lampau.
Sebenarnya apa itu
sebuah sejarah?. Sampai-sampai Bung Karno berpesan dengan semboyannya “JASMERAH”
(“Jangan Sekali-sekali melupakan sejarah”). Sejarah sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari
catatan-catatan masa lalu.
Oleh karena itu penulis ingin mengorek dan ingin mengetahui hal-hal yang
menarik mengenai sejarah terutama ilmu sejarah yang mampu mengorek masa lalu
dan menyusunnya dalam bentuk makalah ini.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang
di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1.2.1 Apa
itu sejarah?
1.2.2 Seperti apakah definisi sejarah itu?
1.2.3 Bagaimanakah
sifat sejarah itu?
1,2,4
Bagaimanakah fungsi sejarah itu?
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan yang ingin di capai penulis adalh sebagi berikut:
1.3.1 Mengetahui
pengertian sejarah
1.3.2 Mampu
mendefinisikan apa itu sejarah
1.3.3 Mengetahui
sifat-sifat sejarah
1.3.4 Mengetahui
fungsi dari sejarah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu mengambil ahlinya dari kata Arab :
..sjadjarah, kata tersebut belum begitu lama masuk kedalam perbendaharaan
bahasa Indonesia (melayu). Kata itu masuk kedalam bahasa melayu setelah
akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Indonesia (semenjak abad
keXIII).
Ada bermacam-macam kemungkinan atau
arti kata sejarah yaitu: pohon, keturunan, asal-usul, dan juga diidentikkan
dengan silsilah, riwayat, abad, tambo dan tarich. Lidah melayu mengucapkan kata
itu menjadi ‘’sejarah’’.
Dalam pra-kebudayaan barat sejarah
diidentikkan dengan silsilah, babad, tarich, mythe, dan legenda. Silsilah yang
juga berasal dari bahasa arab berarti: urutan, seri, hubungan, daftar
keturunan. Babar berasal dari djawa dan berarti: riwayat kerjaan, riwayat
bangsa, buku tahunan kronik, yang dimaksud dengan buku tahunan ialah annal,
riwayat peristiwa dalam tiap tahun. Dan kronik: berita (fakta)
peristiwa-peristiwa yang disusun menurut
urutan waktu, tanpa penjelasan-penjelasan hubungan antara peristiwa-peristiwa
tersebut.
2.2. DEFINISI
Dalam kata histori yang
diekuivalenkan dengan sejarah dalam bahasa Indonesia terhimpun empat pengertian
harfiah:
1. Sesuatu
yang telah berlalu, suatu peristiwa suatu kejadian.
2. Riwayat
3. Semua
pengetahuan tentang masa lalu
4. Ilmu
yang berusaha mewariskan pengetahuan
Dalam sejarah pengertian histori
berarti kejadian. Dalam arti sempit histori dimaksud dengan aktivitas manusia.
Sedangkan dalam arti luas adalah riwayat dari segala sesuatu yang mengalami
perubahan.
1. Ilmu
sejarah membatasi diri pada munusia sebagai mahluk sosial manusia dengan
lingkungannya. Benedetto (rose 1866). Filosof dan negarawan Italia beranggapan
filsofat sebagai metodelogi sejarah, semua pengalaman manusia adalah pengalaman
sejarah.
2. Wilhem
Bauer (1877), sejarawan Australia mengemukakan bahwa sejarah melukiskan peristiwa-peristiwa
kehidupan dan mau menerangkan dengan rasa, menerangkan dengan rasa tidak dapat
dilakukan terhadat tanaman atau materi. Kareana itu harus dengan rasa.
3. Alexandra
D. xenopol (1847-1920) sejarah Rumania guru besar di jassy membeda-bedakan antara
‘’peristiwa berulang’’ dan ‘’peristiwa berurutan.
4. Pendapat
xenopol itu dilanjutkan oleh Rickert dan Winder band filosof jerman aliran
banden. Guru besar frelburg di bermen dan Heidelberg yang mengidentikkan ilmu
sejarah dengan ilmu rohaniah dan memperlawankan dengan ilmu fisika. Ilmu
sejarah mengambil unik sebagai objek. Hal-hal yang biasa yang sehari-hari
sifatnya tidak dihiraukan oleh sejarah. Kejadian yang berlalu baru diingat atau
dibicarakan kalau sifatnya tidak biasa.
5. Succession
xenepol diistilahkan oleh Heary bergson (1839-1947). Filosof Prancis aliran
metafisika dinamis tak rasional berdasarkan intuisi, yaitu dalam urutan
kejadian peristiwa yang terdahulu tidak saja terikat teguh dengan yang
sesudahnya tetapi juga urutan yang berikut ini merupakan stadium yang lebih
lanjut dari yang terdahulu, karena ia berasal dari yang terdahulu.
Kalau bertamasya/berkelana berarti
mengembara dalam ruang, maka bersejarah adalah mengembra dalam waktu. Sejarah
membawa kita kemasa lalu, menuntun kita keperistiwa-peristiwa tertentu pada
waktu itu yang unik sifatnya. Sesuatu pribahasa mengenai sejarah yang umum
diterima orang, tetapi yang disangsikan kebenarannya oleh ilmu sejarah, ialah :
sejarah tidak pernah berdusta.
Sejarah adalah buatan manusia,
fikiran munusialah yang membuat sejarah. Karena fikiran itu tidak sama, tidak
sama pulalah hasilnya. Sejarah dibuat oleh manusia berdasarkan
fakta-fakta/warisan masa lalu. Manusia disini adalah subjek, fakta/warisan
adalah objek. Tanpa penafsiran seperti kata croce, objek itu akan menjadi
pseudo sejarah. Objek yang ingin memberikan gambaran tentang dirinya, tidak
berbicara sendiri, tetapi subjeklah yang berbicara. Dan subjektivitas itu akan
lebih banyak mendapat kesempatan bicara.
Jika
ditulis sejarah tanpa kesadaran dan tanpa usaha untuk bersikap subjektif
mungkin dengan mudah orang terpeleset pada penipuan diri sendiri, karena tidak
ditentukan oleh pemikiran sejarah atau pemikiran ilmiyah melainkan oleh
khayalan atau fantasi, apabila sudah seperti ini maka kembali lagi pada asal mula sejarah yaitu mythe dan legenda,
maka lahirlah pemujaan sejarah yang banyak terdapat pada masyarakat-masyarakat
bersahaja.
Tidak hanya dalam masyarakat
bersahaja atau lama saja yang ada pemujaan sejarah, masyarakat modern pun ada
semisal jepang dengan pemujaan dewa Ametarasu O mikami dan kaum nozi dengan
mythe teatony darah murni arra.
Kecenderungan ke arah pemujaan
sejarah ternyata juga dialami masyarakat Indonesia dizaman ini. Tokoh-tokoh
sejarah tertentu sebagai pahlawan nasional karena jasanya menentang penjajah,
itu sekarang diangkat menjadi pahlawan nasional yang dipuja-puja oleh
masyarakat Indonesia. Pemujaa itu sudah merupakan kelaziman karena orang-orang
muslim mengagung-agungkan zaman kejayaan kaum muslimin untuk menghibur hati
atas umat islam dewasa ini.
Pemujaan sejarah itu terjadi karena
lemahnya metode sejarah dan kurangnya pembuktian ilmiah. Karena orang menyusun
gambaran masa lalu orang tidak terikat pada objek melainkan kebebasan subjek.
Dengan uraian diatas maka definisi
sejarah itu dapat disimpulkan sebagai berikut.
Sejarah adalah gambaran masa lalu
tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial yang disusun secara ilmiah
dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan penafsiran dan
penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah
berlalu.
2.3 SIFAT
Sejarah
melukiskan dan menguraikan peristiwa yang tidak pernah sama, tetapi ada yang
bersama. Hewan, tanaman, dan manusia mengalami peristiwa-peristiwa yang tetap
sama, karena itu termasuk dalam lingkungan ilmu alam atau ilmu-ilmu lain, jadi
pada manusia kita berhadapan dengan dengan persamaan peristiwa, sedang pada
mahluk lain kesamaan peristiwa karena manusia itu aktif sedangkan tumbuhan dan hewan adalah mahluk pasif yang
tidak memiliki jiwa(roh). Manusia mahluk aktif yang memiliki jiwa atau roh yang
aktivitasnya membentuk kebudayaan. Dan kebudayaan yang membuat sejarah dan
sejarahlah yang membentuk sejarah, dan kedua-duanya saling mempengaruhi.
Sejarah adalah produk rohaniah dan untuk membentuk
sejarah perlu adanya norma-norma kebudayaan dimana sejarah itu mendapat
apresiasi dan sambutan. Tidak ada tanggapan ataupun sambutan maka sejarah itu
tidak akan tersusun menjadi sejarah, karena manusia tidak akan memproduksi yang
tidak dipergunakannya atau tidak menarik hatinya.
Objek ilmu adalah alam dan peristiwa-peristiwanya,
sedangkan objek sejarah ialah manusia dengan kisah hidupnya dan kehidupan
masyarakat. Dan yang paling sulit dikaji diantara mahluk-mahluk adalah manusia,
karena peristiwa dalam kehidupan manusia tidak mudah diasingkan menjadi pokok
yang terpisah. Kompleks kehidupannya tidak mudah dicerai-beraikan menjadi
bidang-bidang tersendiri yang lantas dijadikan objek penyelidikkan.
Dan apa yang dicari fisikus berbeda dengan sejarawan,
karena fisikus menginduksikan kaedah umum dari perulangan. Sedang sejarawan
objeknya adalah jiwa manusia mereka berusaha menerangkannya dalam keadaan
tertentu, menyelidik alasan-alasannya dengan pengaruh-pengaruh dari luar.
Manusia sebagai mahluk sosial dan mahluk berfikir, selain
dapat dilihat dari sudut sejarah dapat pula dilihat dari segi ilmu sosial, ilmu
jiwa dan lain sebagainya. Dalam hal ini sejarah bertindak sebagai metodeilmu
bantu. Karena ilmu-ilmu alam adalah logis murni, secara rasional hubungannya dapat
diperhitungkan dan dapat dinyatakan dalam angka dan tempo. Sedangkan sejarah
tidak cukup cara berfikir seperti itu saja, namun harus diperhitungkan juga
kondisi dan situasi waktu itu, oleh karena itu sejarah dituntut untuk berfikir
sehat dan mempunyai kesadaran sejarah.
Sejarawan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa harus
bertolak pangkal difikiran bahwa setiap kejadian berhubungan dengan kejadian,
keadaan atau kondisi sebelumnya. Dalam kaedaan ini termasuk kemauan manusia,
usaha dan kesanggupannya untuk memilih serta soal kebetulan. Unsur kebetulan
ini diluar pengawasan manusia karena merupakan ketentuan Tuhan mengenai nasip
manusia yang tidak dapat berfikir oleh akal dan tidak dapat ditentukan. Dan
nasip manusia itu tidak tentu karena tidak diketahuinya meskipun telah
ditakdirkan.
Pengetahuan sejarah bersifat memahami dan tidak meneliti
dalam-dalam atau tidak menganalisa. Pendapat sejarah sama dengan pendapat yang
dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sekian banyak kejadian dan
fakta dalam kehidupan sehari-hari kita harus melakukan penelitian habislah
waktu untuk berfikir dan menyelidiki saja. Yang menjadi penelitian kita hanya
sebagian saja dari apa yang dihadapi sehari-hari. Umumnya yang masuk tugas atau
pekerjaan kita atau yang menyangkut kehidupan kita. Disamping persamaan
pengetahuan sejarah dengan pengetahuan sehari-hari terdapat pula perbedaan
pokok. Pengetahuan sejarah disusun skeptisismus sejarah sebagai sebagian dari
skeptisismus filsafat dengan adanya metode dan kritik yang sistematis serta
iimiah, menjadi asasilah perbedaan itu memahami sebagai sifat sejarah dapat
ditampilkan sebagai senter dimalam hari, yang dipakai dalam perjalanan.
Sejarawan harus memiliki sifat akan kebenaran dan ilmiah
murni. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah terjadi pada masa lalu
dengan harapan mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu. Jadi ia mencari
pendapat dan tidak berprasangka buruk. Inilah yang disebut dengan objektivitas
sejarah. Selain sifat cinta akan kebenaran dan ilmiah, sejarawan juga harus
memiliki pengetahuan luas tentang manusia dan dapat menyusun fakta menjadi
suatu peristiwa.
Sejarahwan memiliki persamaan dengan seniman, tetapi
mereka juga memiliki perbedaan yakni tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh
sejarahwan terikat mutlak pada keadaan masa lalu. Ia harus menghayati dan
memperdalam kondisi pada masa lalu. Sedangkan seniman melahirkan tanggapan
sejarah dengan meminjam beberapa bahan dan tanggapan itu berasaskan khayalan.
Sejarahwan menggunakan metode subjektif dimana ia berusaha memberikan
subjektifitas sebanyak mungkin. Sedangkan seniman mengumpulkan beberapa bahan
objektif dan menyusun secara subjektif. Maka kualitas yang dapat diberikan
kepada sejarawan adalah objektif dalam subjektifannya dan seniman subjektif
dalam keobjektivitasnya. Pada akhirnya sejarahwan dalam meneliti fakta-fakta
haruslah semata-mata dituntun oleh kebenaran dan bersedia untuk meninjau
kembali pendapat agama ataupun politik bahkan memisahakan kedua hal itu dari
pandangan sejarah.
Peristiwa-peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali, maka
objek-objek dalam sejarah adalah bersifat khusus. Sejarah digerakan oleh
individu, tetapi masih berhubungan dengan umum. Misalnya kemerdekaan Indonesia
yang digerakkan oleh individu atau beberapa individu tetapi masih berhubungan
dengan umum yaitu rakyat. Apabila tidak ada hubungan ini maka proklamasi tidak
menjadi sejarah.
Secara teoritis bersejarah adalah memahami masa lalu dan
menyimpan pengetahuan masa itu. Secara praktis sejarah dipakai sebagai
bahan-bahan untuk masa kini dan mentuakan politik masa datang. Titik berat
sejarah adalah apa yang paling menarik bagi generasi yang menulis sejarah itu. Apa yang paling menarik
itu menyatakan diri dalam pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada masa lalu.
Dan yang paling menarik itu adalah yang berhubungan dengan diri sendiri, baik
ia mengenai sosial, ekonomi, politik, kesenian, filsafat ataupun agama.
2.4 FUNGSI
Fungsi umum sejarah adalah sebagai
sumber pengetahuan. Sejarah (sebagai kisah) merupakan media untuk mengetahui
masa lampau, yaitu mengetahui peristiwa-peristiwa penting dengan berbagai
pemasalahannya. Dalam fungsi umum itu terkandung fungsi khusus sejarah, yaitu
fungsi sejarah secara lebih luas. Fungsi khusus sejarah terbagi atas
fungsi intrinsic (fungsi hakiki, fungsi yang melekat pada
dirinya) dan fungsi ekstrinsik (fungsi ke luar dirinya).
2.4.1
Fungsi Intrinsik
Ada beberapa fungsi intrinsik
sejarah. Akan tetapi, fungsi intrinsik sejarah yang paling utama adalah sebagai
media untuk mengetahui masa lampau dan sebagai ilmu.
2.4.2
Fungsi Ekstrinsik
Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain,
sejarah sebagai ilmu memiliki fungsi ekstrinsik. Fungsi sejarah yang penting
untuk dipahami adalah fungsi edukatif. Fungsi edukatif sejarah mencakup :
a. Pendidikan nalar (penalaran)
Mempelajari sejarah secara kritis,
atau menulis sejarah secara ilmiah, akan mendorong meningkatkan daya nalar
orang yang bersangkutan. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
Pertama, sejarah sebagai ilmu menjelaskan latar belakang terjadinya suatu
peristiwa. Ternyata penyebab terjadinya suatu peristiwa tidak hanya satu
faktor, melainkan beberapa faktor yang saling berkaitan (kekuatan sejarah).
Contoh, terjadinya Peristiwa G 30 S/PKI 1965.
b. Pendidikan moral
Sejarah syarat dengan pendidikan
moral, karena sejarah mengungkap peristiwa yang pada dasarnya memuat dua sifat,
yaitu baik dan buruk, benar dan salah, berhak dan tidak berhak, cinta dan
benci, dan lain-lain.
c. Pendidikan kebijakan/kebijaksanaan
Peristiwa atau masalah tertentu,
baik secara tersurat maupun tersirat menunjukkan adanya kebijakan atau
kebijaksanaan. Kebijakan/kebijaksanaan di masa lampau sangat mungkin dapat
dijadikan bahan acuan dalam menghadapi kehidupan di masa kini. Berarti sejarah
memiliki fungsi pragmatis.
d. Pendidikan politik Sejarah
mengandung pendidikan politik, karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan
politik atau kegiatan bersifat politik.
e. Pendidikan mengenai perubahan
Sejarah adalah proses yang
menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus berubah, walaupun
kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu terjadi karena
disengaja atau tidak disengaja.
f. Pendidikan mengenai masa depan
Dengan mempelajari sejarah secara
baik dilandasi oleh sikap kritis, akan dapat memprediksi, bagaimana kira-kira
kehidupan di masa depan. (“Sejarah pedoman untuk membangun masa depan”).
g. Sejarah sebagai ilmu bantu
Fungsi edukatif sejarah juga ditunjukkan
oleh sejarah sebagai ilmu bantu. Sejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat
membantu menjelaskan permasalahan yang dikaji oleh ilmu-ilmu lain (antropologi,
sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dll.).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas penulis dapat menyimpukan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sejarah
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa di masa lampau
2. Sejarah
adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial
yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut
dengan penafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang
apa yang telah berlalu.
3. Sejarah
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan namun tidak sama denan ilmu yang lain,
karena sejarah
DAFTAR PUSTAKA
Gazaba,
Sidi. 1966. Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara.
About Me
- pendidikansejarahofferingdum
Diberdayakan oleh Blogger.
free music at divine-music.info
Blog Archive
-
▼
2013
(46)
-
▼
September
(8)
- PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJRAN SEJARAH MAKALA...
- METODE PENULISAN SEJARAH MAKALAH UN...
- SEJARAH SEBAGAI ILMU MAKALAH UNTUK MEMEN...
- OTENSITAS DAN KRETADIBILITAS SEJARAH MAKALAH ...
- PERAN INTERPRETASI dan IMAJINASI DALAM SEJARAH ...
- ILMU-ILMU BANTU SEJARAH MAKALAH UNTUK MEM...
- FAKTA PERISTIWA DAN CERITA SEJARAH MAKALAH ...
- PERIODISASI SEJARAH MAKALAH UNTUK MEMENUHI ...
-
▼
September
(8)