- Home »
Windows 8 UI > Desgined By. Renadel Dapize
pendidikansejarahofferingdum
On Selasa, 17 September 2013
PERAN INTERPRETASI dan
IMAJINASI DALAM SEJARAH
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
Yang
dibina oleh Ibu Indah W.P.Utami S.pd., S.Hum., M.pd
Oleh:
Arga
Arisma (130731607252)
Fatkhur
Roji (130731607258)
Nurul
Iswati (130731607251)
Vendi
Maradona (130731615693)
Ursula
Dewi Indriyanto (130731607272)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN SEJARAH
SEPTEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara
berturut-turut mengenai : (a) latar belakang, (b) masalah atau topik
pembahasan(c) tujuaan penulisan makalah, (d) Teks utama, (e) Penutup, (f)
daftar Rujukan
A. LATAR BELAKANG
Perlunya atau pentingnya penulisan
makalah ini adalah untuk menganalisa,mempelajari dan mengetahui metode-metode
yang diterapkan pada sejarah. Dan mengembangakn metode interpretasi dalam
penelitian.
Metode
imajinasi sejarah Imajinasi sejarah merupakan imajinasi
yang dilakukan seorang sejarawan atau seorang sumber sejarah dalam mengungkap
sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.Imajinasi fiksi
(seperti sastra atau ruang lingkup fiksi lainnya) secara singkat dapat
dikatakan sebagai pengungkapan imajinasi yang terus berkembang tanpa batas yang
jelas.
Seorang sejarawan harus mampu untuk ber-imajinasi tentang
sejarah yang akan digalinya. Misalnya, dalam Perang Aceh, ia (sejarawan) harus
mampu berimajinasi mengenai pantai, hutan, desa, meunasah, istana, mesjid, dan
bukit-bukit. Mungkin ia akan bisa memahami Teuku Umar melalui pemahaman
imajinernya tentang pantai, erlawanan Tjoet Nyak Dhien melalui hutannya, dan
penyebaran cita-cita perang Sabil lewat imajinasinya tentang desa, meunasah,
dan mesjid (Kuntowijoyo, 2001:70).
1
B. MASALAH ATAU TOPIK PEMBAHASAN
Masalah
atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah bagaimana pemanfaatan dan
manfaat dalam metode-metode.Disini ada beberapa rumusan masalah yang perlu
untuk dikembangkan.
1. Apa
pengertian dari interpretasi?
2. Apa
pengertian imajinasi?
3. Apa
manfaat dari peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah?
4. Bagaimana
menerapakan metode interpretasi dalam sejarah?
5. Bagaimana
menerapkan imajinasi dalam sejarah?
2
BAB II
C. TUJUAN PENULISAN
MAKALAH
Makalah
ini ditulis untuk mngembangkan metode interpretasi dalam sejarah untuk
menganalisa memproses dengan sistematis dengan menerapakan disiplin ilmu
mendapatkan objek yanga diteliti.Dan lebih mengoptimalkan pada sesuatu objek.
Peran
imajinasi dalam Sejarah sangatlah penting untuk dalam
mengungkap sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
terjadi.Imajinasi fiksi (seperti sastra atau ruang lingkup fiksi lainnya)
secara singkat dapat dikatakan sebagai pengungkapan imajinasi yang terus
berkembang tanpa batas yang jelas.
Memadukan konsep interpretasi dan
imajinasi untuk mengembangkan ilmu
sejarah dan menetapkan hasil analisa bahan kerja dalam penelitian sejarah.Membimbing
pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman yang lebih
tajam mengenai area yang dikunjunginya.Meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai tujuan dan sasaran suatu lembaga.
3
D.
TEKS UTAMA
Metode
interpretasi
Metodeinterpretasi
dalam proses penulisan sejarah, juga dikenal istilah interpretasi. Interpretasi
merupakan bagian dari metode penelitian sejarah. Metode ialah suatu cara untuk
berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu. Dapat juga diartikan
keteraturan dalam berbuat, atau suatu sistem yang teratur.Jadi metode ada
hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau teknis yang sistematis dalam
penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan)
yang diteliti.
a. Definisi
Freeman Tilden : Suatu kegiatan pendidikan yang ditujukan
untuk mengungkapkan arti dan hubungan melalui penggunaan obyek asli, dengan
pengalaman pertama, dan dengan media yang bersifat ilustratif, bukan hanya
sekedar mengkomunikasikan informasi faktual”.
Harold Wallin : Membantu pengunjung merasakan hal yang
dirasakan oleh interpreter – kepekaan terhadap keindahan, kompleksitas,
keragaman dan saling keterkaitan dalam lingkungan; rasa kagum; hasrat untuk
mengetahui. Interpretasi harus membantu
pengunjung mengembangkan perasaan bahwa lingkungan adalah rumah
mereka.Interpretasi harus membantu pengunjung mengembangkan persepsi”.
Sharpe (1982) :
Suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada
Direktorat Taman Nasional dan Hutan
Wisata (1988) : Suatu kegiatan bina
cinta alam yang khusus ditujukan kepada pengunjung kawasan konservasi alam dan
merupakan kombinasi dari enam hal, yaitu pelayanan informasi, pelayanan
pemanduan, pendidikan, hiburan dan inspirasi serta promosi.
Kesimpulannya : Suatu
seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan (flora, fauna, proses geologis,proses
biotik dan abiotik yang terjadi) oleh pengelola kawasan kepada pegunjung yang
datang ke lingkungan tersebut sehingga dapat memberikan inovasi dan menggugah
pemikiran untuk mengetahui, menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik
minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya
lebih lanjut.
4
Metode
penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain,
metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa
sejarah (history as past
actuality) menjadi
sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu
Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah.
Dalam
interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, terdapat beberapa bentuk yaitu:
1.
Determinisme rasial
Penafsiran
sejarah berdasarkan pada faktor-faktor sifat fisik pada diri manusia
(etnologis, keturunan, ras).Sejarawan beranggapan bahwa faktor sifat fisik
manusia merupakan faktor pengontrol dalam sejarah manusia, sehingga dalam
nenafsirkan sejarah, mereka mengutamakan faktor sifat fisik tersebut.
2.
Penafsiran geografis
Kelompok
sejarawan ini melihat dari dari segi fisik sebagai pembuat sejarah dan dengan
demikian mengecilkan peranan manusia. Mereka mencari kunci sejarah dalam
lingkungna fisik di luar manusia, seperti faktor-faktor geografis: iklim,
tanah, distribusi flora dan fauna, sumber-suber alam, bentuk tanah, dianggap
sebagai pengontrol sejarah. Sejarawan beranggapan bahwa faktor-faktor
geografis di lingkungan akan berpengaruh
terhadap manusia yang tinggal di lingkungan itu. Maka sejarawan menafsirkan
sejarah tidak lepas dari faktor geografis tersebut.
3.
Interpretasi ekonomi
Interpretasi
ekonomi diilhami oleh cara produksi (made of
production) dalam kehidupan ekonomi suatu bangsa menentukan karakter
umum sejarah bangsa itu seperti pola-pola politik, sosial, agama dan
kebudayaan. meskipun diakui juga adanya faktor-faktor non ekonomi dalam
politik, mora, sosial, dan intelektual, tetapi semua faktor non ekonomi ini
adalah hasil atau diperintah eleh faktoe ekonomi. Segala ide, pandangan politik
dan lembaga, teori-teori sosial dan nilai-nilai moral, ditentukan oleh
kondisi-kondisi ekonomi masyarakat itu, dalam metode memenuhi kebutuhan hidup,
dalam cara produksinya. Sejarawan dalam menafsirkan sejarah akan melihat pada
faktor-faktor ekonomi.
5
4.
Penafsiran (teori) orang besar
Para
sejarawan dari kelompok Romantis berpendapat bahwa yang menjadi faktor penyebab
utama dalam perkembangan sejarah adalah tokoh-tokoh orang besar (great man
theory).Sejarah bagi mereka adalah biografi kolektif.Yang dimsud dengan
tokoh-tokoh besar misalnya para negarawan, kaisar, raja, panglima perang,
jenderal, dann para nabi.
5.
Penafsiran spritual atau idealistik
Penafsiran
ini erat kaitannya dengan peran jiwa (spirit, soul), ide (cita-cita) manusia
dalam perkembangan sejarah.Sejarawan beranggapan bahwa ide merupakan penggerak
sejarah.
6.
Penfsiran ilmu dan teknologi
Penafsiran
ini mencoba melihat kemajuan manusia mempunyai hubungan langsung dengan
kemajuan ilmu dan teknologi.Ilmu pengetahuan dengan penafsiran teknologinya ini
pada gilirannya menentukan kehidupan dan kegiatan ekonomi manusia.Dalam
penafsiran ini tentu saja tetap menjadikan manusia sebagai “pencipta” ilmu
pengetahuan dan pemakai teknologi sebagai pemeran utama.
7.
Penafs iran sosiologis
Penafsiran
ini mencoba melihat asal-usul, struktur dan kegiatan masyarakat dalam
interaksinya dengan lingkungan fisiknya; masyarakat dan lingkungan fisik
bersama-sama maju dalam suatu proses evolusi. Sosiologi (bersama-sama dengan
antropologi budaya) mencoba menjelaskan pengulangan dan keseragaman dalam
kausalitas sejarah.
8.
Penafsiran sintesis
Penafsiran
ini mencoba menggabungkan semua faktor atau tenaga yang menjadi penggerak
sejarah.Menurut penafsiran ini tidak ada satu kategori “sebab-akibat” tunggal
yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan
sejarah.Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh berbagai
faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia tetap sebagai pemeran utama.
6
Prinsip Interpretasi
6
prinsip interpretasi:
1. Suatu
interpretasi yang tidak ada kaitannya antara yang diperagakan dengan apa yang diuraikan
akan merupakan suatu hal yang sia-sia
2. Informasi
atau penerangan bukanlah interpretasi.
Interpretasi adalah suatu ungkapan berdasarkan informasi-informasi. Dalam interpretasi dimasukkan unsur-unsur
informasi
3. Interpretasi
adalah suatu seni yang menggabungkan bermacam-macam seni, baik bersifat ilmiah,
sejarah atau arsitektur, suatu seni yang pada suatu tingkatan tertentu dapat
dianjurkan kepada orang lain
4. Cara
menyampaikan Interpretasi bukan dengan perintah tetapi pancingan atau persuasi
(dorongan)
5. Interpretasi
bermaksud menunjukkan sesuatu secara keseluruhan dan tidak hanya untuk golongan
tertentu
6. Interpretasi
bagi anak-anak bukan penyederhanaan bagi orang dewasa.
7
Metode
Imajinasi
1. Pengertian imajinasi
Dalam kenyataannya, imajinasi adalah sebuah kerja
akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah
dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu
dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran.Ia dapat mengembangkan
sesuatu dari Ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan
suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar pikiran yang
terlintas dalam benak. Alfan Arrasuli (2001)
Imajinasi
dalam sejarah identik dengan khayalan, juga sering dihubungkan dengan pikiran
bawah sadar.Seseorang yang sedang tidur, misalnya, nalarnya masih bekerja namun
di luar kesadaran.Gagasan imajiner dapat bermula dari pikiran berandai- andai.
Pendek kata, imajinasi ialah pemikiran manusia yang samar. Imajinasi merupakan
sebuah pemikiran yang terbentuk atas bayangan-bayangan tentang sesuatu di benak
kita.
Imajinasi sejarah merupakan imajinasi yang dilakukan seorang
sejarawan atau seorang sumber sejarah dalam mengungkap sebuah peristiwa sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.Imajinasi fiksi (seperti sastra atau
ruang lingkup fiksi lainnya) secara singkat dapat dikatakan sebagai
pengungkapan imajinasi yang terus berkembang tanpa batas yang jelas.
Imajinasi
sejarawan yang didasarkan data dan tentu saja dukungan ilmu-ilmu yang lain
digunakan untuk menghadirkan masa lalu yang kemudian dibuatkan deskripsinya,
dan pada akhirnya pembaca dapat mengerti seperti apa masa lalu di balik
sisa-sisa peninggalan tersebut.
2. Jenis-jenis Imajinasi
Imajinasi terbagi menjadi dua, yaitu
imajinasi verbal dan imajinasi visual.Imajinasi verbal adalah imajinasi yang
terbentuk oleh kata-kata dalam pikiran manusia dan diproses di dalam otak
kiri.Sedangkan imajinasi visual adalah imajinasi yang berbentuk gambar-gambar
dalam mata pikiran manusia dan diproses oleh otak kanan.
8
Orang dewasa yang telah mengetahui
banyak kosa kata cenderung lebih menggunakan kata-kata dalam berimajinasi,
sehingga banyak orang dewasa yang justru mengalami ketumpulan dalam
berimajinasi dengan gambar.Namun tak sedikit pula yang imajinasi visualnya
tetap tajam dan berkembang baik.
Sedangkan pada anak-anak yang belum banyak mengenal kosa kata akan memvisualisasikan apa yang ia lihat dan pikirkan dalam bentuk gambar dalam pikiran mereka. “Anak-anak adalah makhluk yang terbiasa berpikir dengan menggunakan imaji. Mereka melakukan hal tersebut jauh sebelum mereka memiliki kemampuan bahasa” (I.Robertson,2009:20). Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan imajinasi visual kita sedikit demi sedikit menurun ketika kita semakin beranjak dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahasa, semakin banyak kita mengetahui kosa kata semakin menurun kemampuan kita dalam berimajinasi secara visual.
Seperti yang dialami oleh ilmuwan terkenal, Albert Einstein. Einstein diajarkan untuk berpikir dengan imaji visual saat ia masih duduk si bangku sekolah. Pada usia 16 tahun, ia menggunakan imaji visual untuk melakukan terobosan eksperimen otak yang mendasari ilmu pemecahan atom. Ucapannya yang terkenal yaitu, “Kata-kata atau bahasa tidak berperan penting dalam mekanisme pikiran saya … elemen pikiran saya adalah imajinasi.”
Sedangkan pada anak-anak yang belum banyak mengenal kosa kata akan memvisualisasikan apa yang ia lihat dan pikirkan dalam bentuk gambar dalam pikiran mereka. “Anak-anak adalah makhluk yang terbiasa berpikir dengan menggunakan imaji. Mereka melakukan hal tersebut jauh sebelum mereka memiliki kemampuan bahasa” (I.Robertson,2009:20). Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan imajinasi visual kita sedikit demi sedikit menurun ketika kita semakin beranjak dewasa.Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahasa, semakin banyak kita mengetahui kosa kata semakin menurun kemampuan kita dalam berimajinasi secara visual.
Seperti yang dialami oleh ilmuwan terkenal, Albert Einstein. Einstein diajarkan untuk berpikir dengan imaji visual saat ia masih duduk si bangku sekolah. Pada usia 16 tahun, ia menggunakan imaji visual untuk melakukan terobosan eksperimen otak yang mendasari ilmu pemecahan atom. Ucapannya yang terkenal yaitu, “Kata-kata atau bahasa tidak berperan penting dalam mekanisme pikiran saya … elemen pikiran saya adalah imajinasi.”
3. Manfaat Imajinasi
Walau tidak
dapat dilihat secara kasat mata, imajinasi ternyata memiliki manfaat-manfaat
yang berguna dalam kehidupan manusia.Dengan mengasah kemampuan pikiran kita
untuk bebas berimajinasi, kita dapat membayangkan dan membuat sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya.Dimulai dari hal-hal kecil yang terkesan remeh
seperti membuat mainan dari barang-barang bekas.Dibutuhkan kreativitas,
imajinasi, pikiran, dan pertimbangan untuk menciptakan sesuatu menggunakan
bahan-bahan yang tidak terpakai (Prof. Dr. Joan Freeman dan Prof. Dr. Utami
Munandar, 1996: 265-266).
Untuk membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan hal-hal besar yang dapat merubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama kali menciptakan pesawat terbang.Keinginan mereka agar manusia dapat terbang di angkasa membuat mereka berpikir untuk menciptakan alat yang dapat menerbangkan manusia.
Untuk membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan hal-hal besar yang dapat merubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama kali menciptakan pesawat terbang.Keinginan mereka agar manusia dapat terbang di angkasa membuat mereka berpikir untuk menciptakan alat yang dapat menerbangkan manusia.
9
Mereka
melakukan berbagai percobaan hingga dapat menciptakan alat yang dapat membawa
mereka terbang.Walau belum secanggih pesawat terbang di masa sekarang, namun
penemuan mereka dapat merubah dunia menjadi lebih baik.
Selain itu, imajinasi juga dapat membantu menyelesaikan
permasalahan.Ketika seseorang memiliki suatu masalah dan membutuhkan
penyelesaian yang tepat, imajinasi dapat membantu menemukan penyelesaian dengan
membiarkan mata pikiran mengolah masalah yang dihadapi tersebut untuk menemukan
penyelesaian yang tepat.Pemecahan yang didapat tergantung dari bagaimana orang
tersebut berpikir.Jika seseorang berpikir secara cerdas, pemecahan yang
didapatkan bisa lebih dari satu pemecahan melalui pemikiran divergen.Namun
dalam sistem pendidikan, siswa biasanya hanya dididik untuk menemukan satu
pemecahan saja dengan pemikiran konvergen dan harus patuh pada aturan yang
menyebabkan kreativitasnya justru dibatasi. Dengan menemukan pemecahan yang
tepat, permasalahan yang sedang dihadapi dapat segera teratasi, karena cara
terbaik untuk melarikan diri dari masalah adalah dengan menyelesaikannya.
Imajinasi ternyata dapat pula digunakan sebagai alat untuk memerangi penyakit.Kekebalan dan penyakit kita ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan.Keadaan pikiran kita dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita dengan memerangi virus, bakteri, serta sel-sel berbahaya yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh kita.
Imajinasi ternyata dapat pula digunakan sebagai alat untuk memerangi penyakit.Kekebalan dan penyakit kita ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan.Keadaan pikiran kita dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita dengan memerangi virus, bakteri, serta sel-sel berbahaya yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh kita.
4. Cara Otak Menciptakan Imajinasi
Hal pertama yang kita
lakukan untuk menciptakan imaji dalam pikiran kita adalah dengan melihat.
Ketika melihat suatu obyek tertentu, otak kita secara otomatis akan mengolah
informasi tersebut. Dengan begitu otak akan memvisualisasikan obyek yang kita
lihat tersebut dalam mata pikiran kita. Saat kita menciptakan imaji visual
dalam pikiran kita, kita tidak hanya sekedar menciptakan gambar mental yang
statis dalam pikiran kita.Tetapi kita juga memindahkan imaji secara mental
dalam mata pikiran kita (I. Robertson, 2009: 64).
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari
tentang masa lampau.Dalam meneliti
peristiwa sejarah di butuhkan suatu metode-metode yang dapat mengkaji peristiwa
di masa lalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode adalah suatu cara
atau prosedur yang sistematis sebagai pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
Sedangkan metode penelitian sejarah adalah suatu cara yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan
permasalahannya, di antaranya adalah
Interpretasi/penafsiran dan imajinasi
Interpretasi merupakan metode penafsiran
sumber sejarah dalam penelitian sejarah berdasarkan objek tertentu.Terdapat
beberapa bentuk interpretasi yaitu Disterminisme rasial, penafsiran geografis,
interpretasi ekonomi, teori orang besar atau bangsawan, penafsiran spiritual
atau idelistik, penafsiran iptek, penafsiran sosiologis, dan yang terakhir
penfsiran sintesis.
Selain interpretasi seorang sejarawan
harus mampu untuk berimajinasi tentang sejarah yang akan digalinya.Imajinasi
sejarah merupakan imajinasi yang dilakukan seorang sejarawan atau seorang
sumber sejarah dalam mengungkap sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya berdasarkan data bukti-bukti peninggalan sejarah. Imajinasi
sejarawan yang didasarkan data dan tentu saja dukungan ilmu-ilmu yang lain
digunakan untuk menghadirkan masa lalu yang kemudian dibuatkan deskripsinya,
dan pada akhirnya pembaca dapat mengerti seperti apa masa lalu di balik
sisa-sisa peninggalan tersebut.
Oleh karena itu interpretasi dan
imajinasi yang di dasarkan data bukti-bukti poeninggalan sejarah dan di dukung
dengan ilmu-ilmu lainya sangat di butuhkan dalam mengkaji suatu peristiwa
sejarah.Guna menghadirkan masa lalu untuk membuat deskripsi tentang peristiwa
sejarah yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
11
SARAN
·
Dalam penelitian atau
menggali peristiwa sejarah di butuhkan metode-metode yang sistematis untuk
merekontruksi peristiwa sejarah.
·
Seorang sejarawan harus
mampu meng interpretasikan peristiwa sejarah berdasarkan data-data peninggalan
sejarah yang di telitinya.
·
Seorang sejarawan juga
harus ias berimajinasi tentang peristiwa sejarah yang di telitiberdasarkan data peninggalan
sejarah dan di dukung ilmu-ilmu lainnya, guna untuk menghadirkan masa lalu yang
kemudian di buatkan diskripsinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
12
DAFTAR
RUJUKAN
http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2011/01/fakta-dan-imajinasi.html, diakses 5 Septenber 2013
http://belasejarah.wordpress.com/2010/08/31/imajinasi-dalam-sejarah/, diakses 5 Septenber 2013
http://aries55history.blogspot.com/2010/02/imajinasi-sejarah-penyatuan-serpihan.html, diakses 5 Septenber 2013
http://ariefengineering.blogspot.com/2011/06/interpretasi-sejarah.html, diakses 5 Septenber 2013
http://fearlessmey.wordpress.com/2011/12/15/hubungan-antara-imajinasi-dan-kreativitas/diakses 13 Septenber 2013
13
BAGIAN AWAL
JUDULPENELITIAN.………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….ii
BAGIAN INTI
PENDAHULUAN…………...……………………………..…………………1
LATAR BELAKANG………………………………………..……………….1
MASALAH ATAU TOPIK PEMBAHASAN………………………………...2
TUJUAN PENULISAN MAKALAH…………...………………....………….3
TEKS
UTAMA…………………………………………………….4
BAGIAN AKHIR
PENUTUP…………………………………………………………10
DAFTAR
RUJUKAN…………………………………………..…11
About Me
- pendidikansejarahofferingdum
Diberdayakan oleh Blogger.
free music at divine-music.info
Blog Archive
-
▼
2013
(46)
-
▼
September
(8)
- PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJRAN SEJARAH MAKALA...
- METODE PENULISAN SEJARAH MAKALAH UN...
- SEJARAH SEBAGAI ILMU MAKALAH UNTUK MEMEN...
- OTENSITAS DAN KRETADIBILITAS SEJARAH MAKALAH ...
- PERAN INTERPRETASI dan IMAJINASI DALAM SEJARAH ...
- ILMU-ILMU BANTU SEJARAH MAKALAH UNTUK MEM...
- FAKTA PERISTIWA DAN CERITA SEJARAH MAKALAH ...
- PERIODISASI SEJARAH MAKALAH UNTUK MEMENUHI ...
-
▼
September
(8)