Blogger Widgets
pendidikansejarahofferingdum On Kamis, 20 Februari 2014

Achmad Dwi Susianto (130731607263)
Intan Febri Layyinah (130731615706)
Niki Dwi Ayuningtyas (130731615704)
Trias Ulul Himmah (130731616743)

REVOLUSI RUSIA DAN DAMPAKNYA BAGI DUNIA

ABSTRAK
            Revolusi yang terjadi di Rusia memiliki banyak sekali seluk beluk latar belakang dan akibat terjadinya. Dimulai dari kepemerintahan monarki absolut oleh Tsar Rusia hingga terpuruknya Uni Soviet kala itu pasca Perang Dunia. Namun alasan terkuat mulai terjadinya Revolusi adalah pemerintahan yang semena-mena oleh para penguasa yakni Raja dan kerabatnya juga pada kaum penguasa atau kapitalis. Banyak uang negara terbuang begitu saja hanya untuk kesejahteraan kaum-kaum penguasa dan raja saja, sedangkan para kaum buruh petani terpuruk dalam kemiskinan dan kelaparan. Dampak yang ditimbulkan dari terjadinya Revolusi Rusia ini pula tidak hanya pada Rusianya sendiri saja, melainkan pada dunia termasuk Indonesia. 

Kata Kunci : Revolusi Rusia, Nasionalisme, Kapitalisme, Marxisme, Komunisme, Monarki absolute, Tsar Rusia, Boshelviks, Lenin, Revolusi industry di Rusia, Revolusi Hijau, Revolusi Februari & November.

1.    PENDAHULUAN
            Rusia adalah Negara kerajaan, dimana pemerintahannya di beri gelar Tsar. Tsar sama halnya dengan raja atau pemimpin Negara. Pada dasarnya kita harus mengetahui juga bagaimana keadaan Revolusi Rusia, yang bisa berakibat pada tatanan dan kehidupan rakyat Rusia pada saat itu. Sehingga dapat diketahui dengan jelas dan terperinci gambaran tentang hal tersebut. Revolusi Rusia terjadi pada tahun 1917, karena tidak puasnya rakyat pada kebijakan-kebijakan pemerintahan. Apalagi pada saat itu pemerintahnya yang bernama Tsar Nicholas II menjalankan pemerintahan yang sangat reaksioner dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Para buruh menolak terhadap sistem dan kebijakannya yang di lakukan oleh pemerintahan Tsar, karena mereka beranggapan tindakan yang di lakukan oleh Tsar Nicholas II tersebut hanya membuat rakyat dan para pekerja menderita dengan adanya pemotongan gaji yang besar-besaran.
            Revolusi Rusia terjadi secara berkala dimulai dari Revolusi Rusia (1905) akibat dari kekalahan perang yang diderita Rusia ketika melawan Jepang (Vernadsky, 1951:184). Diawali dengan pemogokan umum di St.Petersburg (Petrograd/Leningrad). Diikuti oleh seluruh bangsa Rusia. Kaum buruh di St.Petersburg membentuk Dewan Buruh (Soviet), kemudian diikuti oleh buruh-buruh seluruh Rusia. Kaum buruh yang semakin bertambah besar, mendesak Tsar Nicholas II untuk membuat Undang-Undang Dasar (UUD) bagi Rusia. Dibentuk & diumumkan oleh Tsar pada bulan Oktober 1905 sehingga dikenal dengan sebutan Oktober Manifesto 1905.
            Dalam pemerintahannya Tsar Nicholas II lebih banyak memajukan sistem ekonomi yang progresif. Hal ini menyebabkan sektor perindustrian di Rusia pada saat itu berkembang dengan pesat. Kemunculan industri-industri tersebut memunculkan banyak gerakkan sosialisme (Vernadsky, 1951:198-199). Pemerintahan Nicholas II yang memperbolehkan despotism dari Negara-negara lain, sampai berabad-abad, membuat para pekerja atau buruh resah. Karena mereka menganggap Negara lain ikut campur dalam perindustrian di Rusia pada saat itu. Perkembangan industri yang cukup pesat menyebabkan munculnya golongan buruh (proletar), yang berakibat kemunculan gerakan sosialisme pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II. George Plekhanov mendirikan Partai Sosial Demokrat (1898) programnya adalah persamaan dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul serta perbaikan nasib buruh dan tani. Pada tahun 1903 Partai Sosial Demokrat pecah menjadi Partai Sosialis (Mensjewiki/Menshevik) yang dipimpin oleh George Plikhanov kemudian dilanjutkan oleh Kerensky. Partai lainnya adalah Partai Komunis (Bolsjewiki/Bolshevik) yang dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (nama samaran Lenin), kemudian beralih kepada Josef Dschugaschvili (terkenal dengan nama Salatin).
            Akhirnya para pekerja dan buruh membentuk suatu partai politik yaitu Bolshevik. Bolshevik adalah sebuah wadah untuk para pekerja, buruh dan kaum-kaum yang tertindas untuk menggulingkan pemerintah Tsar Nicholas II. Bolshevik yang diketuai oleh Lenin membuat siasat untuk secepatnya menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II, mereka terus berjuang untuk revolusi para buruh dan pekerja. Mereka bekerja keras dan bekerjasama satu sama lain untuk menggulingkan Tsar Nicholas II.
... the Bolsheviks solution was direct and simple; they urged an immediate peace and thus promised an end to the crisis : Solusi Bolsheviks sangat jelas dan sederhana; mereka menginginkan perdamaian dengan segera dan janjinya adalah mengakiri krisi yang terjadi (Vernadsky, A History Of Russia 253).
            Pada akhirnya Bolshevik berhasil mengkudeta dan menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II.  Tsar Nicholas II akhirnya di tangkap dan di buang ke Serbia. Pada tahun 1918 Tsar dan keluarganya di bunuh.
... Nicholas II and his wife and children were brutally muredered by the Bolsheviks in Ekaterinburg (now called Sverdlovsk) on July 16, 1918, and other members of the Imperial family were either killed or escapes to exile : ... Nicholas II dan istrinya dan anaknya dibunuh secara brutal oleh Bolsheviks di Ekaterinburg (sekarang Sverdlovsk) pada 16 Juli 1918, dan anggota keluarga kerajaan lainnya juga dibunuh atau melarikan diri kepengasingan ( Vernadsky, A History Of Russia 269).

2.    PEMBAHASAN
2.1.  Latar Belakang terjadinya Revolusi Rusia
            Lahirnya Revolusi Rusia di mulai dari kekalahan tentara Rusia (Soviet) pada Perang Dunia II. Hal tersebut membawa Rusia ke dalam masa yang suram. Masa dimana Rusia banyak melakukan pembenahan di sektor apapun. Sedangkan Tsar (Raja) memilih untuk bersenang-senang tanpa menghiraukan rakyat. Setelah tahun 1918, masyarakat Rusia mengalami kekurangan makanan dan konflik tanah yang di sengketakan merupakan hal yang sulit untuk diatasi. Serta kesenjangan yang mencolok antara pemerintah dan rakyat bawah. Pemerintahan bisa hidup enak-enakan, sedangkan rakyat banyak yang sakit, kelaparan dan kemiskinan. Pada saat itu Tsar Nicholas II lebih mementingkan keluarga-keluarganya dari pada mementingkan rakyat. Keluarganyalah yang banyak menghambur-hamburkan harta atau pajak yang di tarik dari rakyat. Di sinilah rakyat menganggap ada sebuah kesenjangan sosial.
            Pemerintahan juga dinilai terlalu lemah oleh kaum Bolsheviks. Rakyat Rusia juga menilai bahwasannya Tsar terlalu pilih kasih terhadap suatu kebijakan dan mementigkan kepentingan keluarganya dan kerabat-kerabat dekat.  Karena pada saat pemerintahan Tsar Nicholas II, banyak pekerja yang jam kerjanya di tambah dari ketentuan dan gajinya di potong, bahkan ada juga yang gajinya tidak terbayarkan, Memang perbuatan yang dilakukan oleh Tsar tersebut sangat tidak pantas, karena pada saat itu Rusia mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, yang mengakibatkan kas Negara berkurang dan buruknya ekonomi Rusia pada masa itu. Tetapi hal tersebut di tanggapi oleh para buruh dan pekerja dengan sebaliknya, karena mereka tidak ingin pemerintahan Tsar Nicholas II tersebut yang reaksioner dan sewenang-wenang semakin memperkeruh derita rakyat Rusia pada masa itu. Para pekerja dan buruh menginginkan haknya dapat terpenuhi, karena mereka mengalami kemiskinan dan kelaparan. Akhirnya para buruh bereaksi melawan pemerintah.
            Dalam kaitannya dengan Revolusi Rusia, pada saat itu Rusia terbagi menjadi dua golongan. Yaitu golongan merah dan golongan putih. Golongan merah adalah golongan yang menginginkan kebebasan hak-haknya secara mutlak seperti halnya gaji mereka yang tidak lagi di potong secara besar-besaran, mereka juga tidak menginginkan penambahan jam kerja yang bukan semestinya, walaupun penambahan jam kerja itu baik buat perindustrian di Rusia. Golongan merah tersebut di antaranya rakyat, pekerja dan rakyat yang tertertindas. Sedangkan golongan putih adalah golongan yang menginginkan atau mendukung Tsar Nicholas II agar tetap menjadi Tsar (Raja). Kedua golongan tersebut saling bertentangan, bahkan ada diantara mereka terjadi pertentangan. Hal tersebut membuat pertengkaran antar saudara. Maka dari itu para rakyat dan pekerja yang menginginkan Tsar Nicholas II turun tahta juga mendapat tentangan dari golongan putih, yang tidak menginginkan perubahan.
            Dalam gerakan sosialis Rusia yang di bentuk oleh para pekerja dan kaum buruh (golongan merah), mereka mengalami kesulitan dalam melakukan kudeta terhadap pemerintah ataupun penggulingan Tsar Nicholas II secara langsung. Karena para pekerja tidak memikirkan statrategi apa yang harus di lakukan. Mereka hanya menggunakan fisik dalam melakukan penggulingan Tsar Nicholas II (Vernadsky, 1951:252). Lagi-lagi para pekerja dan buruh gagal dalam menggulingkan pemerintahan Tsar. Banyak para pekerja yang meninggal akibat dari tuntutan terhadap pemerintah tersebut.
            Setelah para rakyat dan buruh bertindak dengan pikiran, terbentuklah sebuah partai. Partai yang di bentuk oleh para buruh adalah Partai Demokratik Sosialis Rusia yang di dirikan oleh George Plekhanov (1898). Program rencananya adalah persamaan dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani. Dari partai itulah rakyat dan parah buruh yang tertindas meluapkan aspirainya dalam wadah partai tersebut. Pada tahun 1903 Partai Sosial Demokrat pecah menjadi Partai Sosialis (Menshevik) yang dipimpin oleh George Plikhanov kemudian dilanjutkan oleh Kerensky. Partai lainnya adalah Partai Komunis (Bolshevik) yang dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (Lenin), kemudian beralih kepada Josef Dschugaschvili. Dalam perkembangannya Lenin lah yang berhasil menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II. Lenin menggunakan strategi kudeta terhadap Tsar. Mereka terus berjuang untuk revolusi para buruh dan pekerja. Mereka bekerja keras dan bekerjasama satu sama lain untuk menggulingkan Tsar Nicholas II. Pada akhirnya Bolshevik (Golongan Merah) berhasil mengkudeta dan menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II dengan kebanggaan dan kerja keras (Heyman, 1993:269).
2.2.   Dampak Revolusi Rusia bagi Rusia dan Dunia
2.2.1.      Dampak Revolusi Rusia bagi Rusia
            Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991. Revolusi Februari tahun 1917 di Rusia adalah tahap pertama Revolusi Rusia tahun 1917. Akibat dari revolusi ini adalah abdikasi Tsar Nicholas II, runtuhnya kekaisaran Rusia, dan berakhirnya dinasti Romanov. Pemerintahan provisional, non-Komunis dibawah Pangeran Georgy Lvov menggantikan Tsar, Pangeran Lvov lalu diteruskan oleh Alexander Kerensky setelah huru-hara saat hari Juli.
            Pemerintahan provisional merupakan aliansi antara kaum liberal dan kaum sosialis yang ingin melaksanakan reformasi politik, membuat eksekutif yang dipilih secara demokratis, dan dewan konstituante.
... the Provisional Goverment without protest after the Tsar’s abdication. The commanding generals of the Russian army were royal to the revolution and the Provosional Government following the tsar’s abdication : Pemerintahan Provisional tanpa protes setelah adanya abdikasi Tsar Rusia. Perintah utama dari tentara Rusia sangat mewah terhadap revolusi dan Pemerintah Provisional mengikuti segala abdikasi Tsar Rusia (Vernadsky, A History Of Russia 242). Sedangkan revolusi tahap kedua, yaitu Revolusi Oktober terjadi pada tanggal 7 November 1917 menurut penanggalan Gregorian di Rusia.
            Sedangkan menurut penanggalan Julian, peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Oktober 1917, oleh sebab itu revolusi ini disebut Revolusi Oktober karena Rusia menggunakan kalender Julian.
... in 1917 Russia was still using the Julian Calender adopted reign of Peter the Great... thus the first revolution of 1917 is referred to as February Revolution (under the Julian Calender) or the March Revolution (under the Gregorian). Two names are also used..: The October Revolution and The November Revolution : pada 1917 Rusia masih menggunakan penanggalan Kalender Julian yang mengadopsi dari Peter the Great.. revolusi 1917 pertama yaitu revolusi Februari (menurut Kalender Julian) atau Revolusi Maret (berdasar Gregorian). Dua nama yang sering dipakai..Revolusi Oktober dan revolusi November (Heyman, Russian History 1993 : 266).
Pada saat itu kaum komunis Rusia, di bawah pimpinan Lenin, merebut kekuasaan dengan sukses di Petrograd, ibukota Rusia kala itu. Mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky yang mulai memerintah sejak bulan Februari. Pemerintahan ini diangkat setelah Tsar Nicholas II dari Rusia turun takhta karena dianggap tidak kompeten.
            Bila revolusi Februari merupakan “kemenangan” kaum borjuis, maka revolusi Oktober 1917 adalah kemenangan kaum Bolshevik, yang kemudian dikenal dengan nama “Revolusi Proletar”. Lenin menyebutnya sebagai ‘kemenangan kekuasaan Soviet”. Setelah meraih kemenangan di Petrograd, dengan merebutnya dari pemerintahan sementara yang diisi oleh kelompok Menshevik, kaum Bolshevik memperluas revolusi ke seluruh pelosok negeri. Proses revolusi di daerah-daerah berlansung dengan 2 cara, yakni cara damai dan dengan kekerasan. Tercatat dari 97 kota besar, 79 direbut dengan damai, sementaranya sisanya diraih dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Salah satu kota yang melakukan perlawanan sengit terhadap kekuatan Bolshevik adalah Moskow.
            Dalam sidang III Dewan Pekerja, Militer, dan Petani di Petrograd pertengahan Januari 1918, Kaum Bolshevik meresmikan berdirinya Republik Soviet Rusia yang telah diproklamirkan pada siding sebelumnya ( Sidang II ) pada tanggal 7 November 1917 dan mengubah namanya menjadi RSFSR ( Republik Soviet Sosialis Federasi Rusia ). Bolshevik kemudian menyusun berbagai kebijakan baik politik maupun ekonomi untuk memperbaiki keadaan akibat revolusi dan perang. Adapun program-program Pembangunan Ekonomi Bolshevik adalah sebagai berikut:
1.    Nasionalisasi perbankan, penggabungan ke dalam bank tunggal pemerintah.
2.    Nasionalisme trust, sindikat yang menguasai industi-industri besar.
3.    Pembentukan kontrol pekerja atas produksi dan pembagian kerja sebagai langkah persiapan nasionalisasi industry dan perdagangan.
4.    Pembantukan monopoli pemerintah atas perdagangan luar negeri/
5.    Penyitaan tanah-tanah milik tuan tanah, nasionalisasi seluruh tanah, serta pembentukan Sovkhos ( perekonomian soviet dari perkebunan-perkebunan sitaan milik tuan-tuan tanah yang berskala besar.
6.    Mengejar ketertinggalan ekonomi negara dengan cara memacu perkembangan kekuatan produksi.
Sebagai sebuah negara yang telah mengalami perubahan revolutif, perangkat hukum otokratis tidak lagi sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlangsung. Karenanya dalam sidangnya yang ke-5 Soviet seluruh-rusia mensahkan konstitusi RSFSR 1918 pada tanggal 10 Juli 1918. Konstitusi ini senafas dengan kaum proletar,, menempatkan “ deklarasi kaum pekerja dan kaum tertindas” pada bagian awal konstitusi tersebut. Ditegaskan pula dalam UUD bahwa bentuk negara adalah diktatur Proletariat dalam bentuk “Kekuasaan Soviet Seluruh-Rusia yang kuat”.
            Tujuan utama pemerintahan diktator proletariat adalah penghancuran Borjuasi dan penghentian peninidasan manusia oleh manusia dan perwujudan sosialisme, dimana tidak ada lagi perbedaan kelas dan tidak ada lagi kekuasaan negara. Selain perubahan dalam struktur pemerintahan, Uni Soviet juga telah berubah menjadi negara komunis, yang diilhami dari ajaran Marx dan Engels (Rauch, 1957:___).
            Kriteria paling dalam, paling objektif, dan paling tak dapat dibantah mengungkapkan: kemajuan dapat diukur dengan pertumbuhan produktivitas buruh sosial. Dari sudut ini, estimasi mengenai Revolusi Oktober telah dibuktikan dengan pengalaman. Prinsip organisasi sosialistik untuk pertama kalinya dalam sejarah telah menunjukkan kemampuannya untuk mencatatkan rekor baru dalam bidang produksi, yang belum pernah terdengar bisa dicapai dalam rentang waktu yang singkat.
            Namun kebijakan Glasnost dan perestroika yang dikeluarkan oleh presiden Mikhael Gorbachev pada era 80-an telah membawa dampak negatif bagi eksistensi Uni Soviet. Uni Soviet mulai kehilangan berbagai daerahnya yang memerdekakan diri, hingga akhirnya Uni Soviet runtuh sebagai kekuatan komunis terbesar di dunia. Namun setidak-tidaknya revolusi 1917 bisa menimbulkan efek bahwa kekuasaan sebenarnya adalah di tangan rakyat. Saat ini bisa dibilang sistem politik dan pemerintahan Rusia berbeda jauh dengan masa Tsar. Tidak ada absolutisme, kediktatoran, atau otokrasi. Melainkan sudah menuju ke arah demokrasi, meskipun ideologi komunisme masih tetap dipertahankan. Selain itu dampak yang ditimbulkan adalah munculnya pemerintahan satu Partai (Partai Komunis), timbulnya Soviet-Demokrasi sebagai lawan dari Liberal-Demokrasi, meluasnya Komunisme ke seluruh penjuru dunia, hingga saat ini Komunisme merupakan faktor yang tidak dapat dilupakan dalam dunia politik dunia (Rauch, 1957:___).
            Selain dampak politik akibat terjadinya Revolusi Rusia, dampak fisik pun juga ada. Dampak fisik ini antara lain seperti terjadinya Revolusi industri dan Revolusi Hijau atau yang biasa kita sebut Revolusi Agraria. Awal mula terjadinya kedua revolusi ini tentu akibat dari luas dan banyaknya keadaan Rusia pada saat itu pasca perang dunia pertama dan kedua. Revolusi industri yang terjadi di Rusia tidak jauh bebeda pada daerah Eropa, karena kala itu Rusia memang dilanda banyak krisis. Sehingga ini mendorong adanya Revolusi industri.
...working hours were substantially increased and many recently established health and safety measures were discarded. Factory wages did not keep up with prices. The price of meat tripled between 1914 and 1916 : bekerja berjam-jam pada hakekatnya meningkat dan mendirikan pusat kesehatan dan keamanan namun kemudian dibuang. Pabrik tidak menggaji dengan sesuai harga. Harga daging ditiga kali lipatkan antara tahun 1914-1916 (Heyman, Russian History : 260)
            Sedangkan revolusi selanjutnya adalah revolusi hijau, latar belakang terjadinya dalah juga karena perang dunia satu dan dua. Karena banyak lahan di Russia yang hancur dan mati. Ditambah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah terjadi penambahan yang terus-menerus. Maka dibuatlah beberapa rancangan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Revolusi Hijau atau Revolusi Agraria.
2.2.2. Dampak Revolusi Rusia bagi Dunia
            Dampak Revolusi Rusia bagi dunia yang paling besar adalah terhadap berkembangnya ideologi komunisme dan sosialisme yang berkembang hampir di seluruh dunia. Tidak hanya itu pokok pemikiran yang diungkap oleh tokoh berpengaruh di Rusia yaitu Lenin dan Stalin adalah mengenai Marxisme yang tentunya berujung pada paham yang diterapkan pada negara yaitu komunisme. Akar pokok pemikiran Lenin dan Stalin ini adalah tokoh bernama Karl Marx yang menulis beberapa buku, diantaranya buku pertama yang diulis adalah berjudul “Economic and Philosophical Manuscript”. Latar belakang ditulisnya buku ini antara lain yaitu pemikiran Lenin yang mengungkap mengenai pekerjaan. Ditulisnya buku oleh Marx itu memang telah sebelumnya pernah ditulis oleh tokoh bernama Hegels dengan bukunya berjudul “Phenomology Of Mind”, yang pada buku ini membahas mengenai keterasingan.
            Dalam buku Sejarah Pemikiran Klasik, Dari yang Klasik Sampai yang Modern karangan Sutarjo Adisusilo menjelaskan isi dari buku Marx yang mengenai keterasingan. Bahwa dalam buku tersebut dijelaskan jika ada empat lapis keterasingan pada manusia, yaitu : keterasingan dari hasil kerjanya, dari tindakan prosduksi, dari sesama manusianya dan dari spesiesnya.
            Dari keempat hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap point saling berkaitan dan menjadikan penjelasan pada kondisi masyarakat yang tidak beres dan ujung masalah adalah adanya kapialisme pada masyarakat.
            Dari penjabaran mengenai keterasingan manusia, Marx juga menjelaskan tentang masyarakat berkelas dan pembagian kerja sehingga muncul pemikiran Marx berupa Materialistis Dialektis dan Historis. Dari hal tersebut itulah yang menjadikan cermin pemikiran Lenin dan Stalin. Meski dari keduanya mengalami pengurangan maupun pengurangan, itu karena pemikiran dari Marx tidak serta mentahan diserap.
            Awal terjadinya paham komunispun erat hubungannya dari latar belakang Revolusi Rusia yang dominan dilakukan kaum Bolsheviks. Awal perkaranya adalah adanya ketidakadilan dalam hal pembagian hasil kerja sehingga menjadikan suatu ketegangan dalam masyarakat industri dan terjadilah sebuah permusuhan. Marx menerangkan bahwa Komunisme dalam negara yang tinggi akan menjadi peningkatan ekonomi.
            Singkat kata marxisme yang awal perkembangan dari Karl Marx memiliki dampak tentunya pada masyarakat Eropa. Menurut buku karangan Michael Kart “Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah (1995)” meski dalam pengklasian mengalami kendali dalm tolok ukur, namun diatasi dari penghitungan banyak dan luasnya pengarut Marxisme. Di Eropa memang tidak secara langsung mendapat dampak karena kala itu Eropa masih bergejolak masalah mengenai Nasionalisme dan Sosialismeyaitu pada pertengahan abad 18 atau 19 hingga awal abad 20. Sehingga Marxisme maupun komunisme tidak menjadikan ancaman bagi Eropa. Barulah pada awal abad 20 yakni setelah adanya perang Dunia pertama, dunia digemparkan tentang keberhasilan Lenin memimpin Revolusi Oktober Rusia 1917 dan mendirikan negara komunis di Uni Soviet.
            Itulah awal mula dampak karena Marxisme, karena akibat hal tersebut Gerakan Buruh di Eropa menjadi terpecah menjadi dua : bersikap moderat(Partai Sosialis) dan revolusioner (Partai Komunis). Tidak hanya berdampak pada perpecahan dasar pastai, tapi juga terjadi pertentangan paham yang disebut Perang dinging (cold war) dan Perang Dingin (hot war).  Terjadinya kejadian ini yaitu seusai perang dunia kedua dimana semua negara memperdebatkan paham yang ada, pihak pendukung Marxisme dan anti-Marxisme.

2.3.   Dampak Revolusi Rusia bagi Indonesia
            Di Indonesia sendiri, Pengaruh Revolusi Rusia juga berdampak terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia yang tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia. Kronologi terbentuknya Partai Komunis Indonesia dimulai dengan atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia.
            Revolusi Rusia mengilhami para pemimpin dan kader Partai Komunis Indonesia untuk melawan terhadap pemerintahan resmi: melakukan kudeta ala Lenin dan Bolsheviks-nya. Partai revolusioner ini sejak tahun 1926 telah mengadakan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda meski gagal. Dalam hal berpartai politik, PKI merupakan salah satu partai yang enggan bekerja sama dengan pemerintah; mereka bukanlah organisasi yang mudah diajak kooperasi. Sebaliknya, mereka bersikap keras dan tak segan-segan berdemonstrasi dan melalukan teror terhadap rakyat yang dinilai tak sejalan ideologinya.
            Kudeta ala Bolsheviks terus berlanjut di Indonesia pasca kemerdekaan, yakni pada 18 September 1948 yang dilancarkan PKI dan Front Demokrasi Rakyat di Madiun. Kudeta pun terjadi kembali pada 30 September-1 Oktober 1965 (namun masih dinilai pro-kontra karena cukup banyak versi yang berbeda tentang siapa pelaku sebenarnya kudeta yang melibatkan Angkatan Darat ABRI ini).
KESIMPULAN
            Bentuk negara yang berupa kemonarkian absolut yang terjadi pada Rusia yang berlangsungnya secara semena-mena menjadikan faktor utama terjadinya Revolusi Rusia mencuat. Para kaum buruh, petani atau rakyat biasa lainnya hanya bisa bekerja keras saja tanpa pernah merasakan kesejahteraan. Sedangkan para kaum penguasa dan raja hanya bisa berfoya-foya dan menghamburkan kas negara. Akibat hal itu mulai munculnya persatuan kaum buruh, petani yang non-kapitalis untuk membela hak mereka yang disebut Bolsheviks. Dalam praktiknya Bolsheviks menginginkan keadilan pada kaum buruh dan petani dan mendapat kesejateraan yang sama.
Proses perevolusian ini juga banyak penunjangnya seperti tokoh Rusia yang memproklamirkan paham komunisnya yang paham ersebut diadopsinya dari pemikiran seorang tokoh bernama Karl Marx. Hingga akhirnya tokoh bernama Lenin ini mampu menggemparkan dunia dengan bentuk revolusi dengan paham komunisnya yang mempengaruhi masyarakat Eropa kala itu.
Tidak hanya dampak bagi Eropa, Revolusi Rusia yang menjadikan beberapa partai maupun pihak yang bersilih mengenai paham Komunisme, di Indonesia pula mendapat pengaruhnya. Ini ditandai dari banyak munculnya Partai atau aliran-aliran yang menyerap akal pikiran dari ajaran Komunisme itu sendiri.


DAFTAR RUJUKAN

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat (Dari Yang Kalsik Sampai         Yang Modern). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Heyman, Neil. 1993. Russian History. New York: A Schaum Production

Perry, Marvin. 2013. Peradaban Barat Dari Revolusi Prancis Hingga Zaman Global. Bantul: Kreasi Wacana.

Rauch, George Von. 1957. A History Of Soviet Russia. United State Of America: Frederick A. Praeger.


Vernadsky, George.1951. A History Of Russia. United State Of America: Yale      University Press Printed in the United State America.

15 Comment

  1. Unknown says:

    Ihdina Aulia Putri
    130731615740
    Di sini saya ingin mengajukan 2 pertanyaan
    1. Apa faktor/penyebab dalam pemerintahan Tsar Nicholas II yang memperbolehkan depotism dari negara-negara lain dan adakah dampak positif dan negatifnya bagi negara saat itu?
    2. Dan apa yang membuat golongan putih tetap pada pendiriannya yakni mempertahankan Tsar Nicholas II agar tetap menjadi raja?mohon penjelasannya
    terima kasih

  2. Fatkhur Roji 130731607258

    Di sini saya mau bertanya., Apa sajakah yang menghambat para pekerja dan kaum buruh (golongan merah) mengalami kesulitan untuk menggulingkan kekuasaan Tsar Nicholas II ? Mohon penjelasannya. Trims

  3. Unknown says:

    saya mau bertanya kenapa Mikhael Gorbachev mengeluarkan politik glasnost dan perestroika padahal militer uni soviet sangat kuat pada waktu 80 an? trims

  4. Trias says:

    terima kasih utk teman-teman atas pertanyaannya. yang pertama ke IHDINA AULIA P.
    1.) Faktor Tsar Rusia memperbolehkan : pd saat pemerintahannya, politik monaraki absolut sangat kuat. ditamabha kekapitalisme sangat dijunjung tinggi. penerapan ekonomi hanya ditujukan pada kaum raja dan penguasa saja. dan depotisme sendiri mengenai sistem politik perdagangan dimana laba yg didapat akan diterima kaum raja dan penguasa saja, bukan rakyat biasa.
    2.) terjadinya pergolakan di Rusia itu menybabkan perpecahan 2golongan. Gol.Merah dan Gol.Putih. kedua golongan ini masing2 memiliki tujuan dan kepentingan yg saling berlainan. Gol.Merah (pendukung kekuasaan Tsat Rusia) sdgkan Gol.Putih (menolak kekuasaan Tsar Nicholas). gol.Merah terdiri dari kaum berjoius dan bangsawan. tentu saja mereka mempertahankan kekuasaan Tsar karena mereka mendapat kekuasaan dlm hal kesejahteraan. telah disinggung di artikel kami jika pemerintahan Tsar Rusia adalah hnya utk mempersejahterakan rakyat. Dpt diterima? :)

  5. Trias says:

    Utk pertanyaan kedua dari FATKHUR ROJI
    Alasan mengapa Gol.Putih (menolak kekuasaan Tsra Rusia) adalah karena saat golongan ini terbentuk mereka memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita yaitu kesejahteraan rakyat buruh, petani dan rakyat biasa. telah dijelaskan diartikel kami, bahwa dalam proses perlawanan ini mereka hanya berandalkan tekad dan kemauan tanpa adanya pemikiran dan strategi. berbeda dgn Gol.Merah yg sejatinya terdiri dari kaum bangsawan yg mmg sudah matang dlm segala hal, sehingga pada awal proses utk menurunkan tahta Tsar, Gol.Putih mengalami kesulitan, dapat diterima? :)

  6. Unknown says:

    Rokhimatul Jannah (130731615739)

    Yang saya ingin tanyakan,
    Saya mengutip dari pernyataan saudara, yaitu "Tidak ada absolutisme, kediktatoran, atau otokrasi. Melainkan sudah menuju ke arah demokrasi, meskipun ideologi komunisme masih tetap dipertahankan. Selain itu dampak yang ditimbulkan adalah munculnya pemerintahan satu Partai (Partai Komunis),"
    dalam pernyataan tersebut di katakan Uni soviet menuju demokrasi dengan tetap mempertahankan ideologi komunismenya, itu maksudnya demokrasi yang seperti apa?
    dan pemerintahan satu partai itu sistemnya seperti apa?

    -terima kasih-

  7. Unknown says:

    niki dwi ayunungtyas (130731615704)
    saya akan menjawab pertanyaanya mas Widi Yoga

    itu dikarenakan pada tgl 11 maret mikhael gorbacbev terpilih menjdai skertaris jendral komunis da residen unisoviet
    yang kemudian menghadapi kesulitan ekonomi dan politik melalui glasnot keterbukaan.prestorioka atau strukturisasi
    lalu glasnot dan prestorika mempunyai maksud untuk menjadikan komunisme dalam bentuk baru , tapi program tersebut tidak mendapatkan sambutan baik di dalam negeri akibat kentalnya bentuk komunisme yang sudah lama.
    dan glasnot juga di buat untuk menjadikan bidang ekonomi uno soviet lebih terbuka dan transparan dari pada sebelumnya . lalu prestorika di buat untk memperbaiki bidang politik uni soviet agar lebih terstuktr dr pada sebelumnya ...
    bagaimana mas widi ??? bisa d terima ?? :)

  8. Unknown says:

    saya mau bertanya ya ..!!
    ,setelah terjadi revolusi rusia , apakah yang terjadi pada masyarakat rusia sendiri ?
    terus di materi anda ada pernyataan" Dalam pemerintahannya Tsar Nicholas II lebih banyak memajukan sistem ekonomi yang progresif , bukti bahwa pada saat itu tsar nicolas II lebih banyak memajukan sistem ekonomi yang progresif itu apa ?

  9. Unknown says:

    Jawaban untuk Mbak Rohim,,

    Pada bulan Januari 1987, Gorbachev menyerukan demokratisasi dengan memperkenalkan unsur-unsur demokrasi seperti Pemilihan Umum dengan banyak calon dalam dinamika politik Uni Soviet. Gorbachev menggulirkan pembaharuan-pembaharuan untuk mengurangi kendali Partai Komunis terhadap aparat pemerintah, Partai Komunis tetap menjadi partai tunggal, namun sudah diperkenalkan pemilihan umum sebagai salah satu wujud untuk mengenalkan dmokrasi kepada rakyat Uni Soviet guna menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
    seperti itu mbak rohim,, Ideologinya masih komunis,,namun Unsur demokrasi sudah sedikit diperkenalkan.
    begitu mbak rohim,,terima kasih,,maaf jika terdapat kekurangan

  10. Unknown says:

    niki dwi ayuningtyas (130731615704)

    saya akan menjawab pertanyaanya maya
    Yang terjadi pada masyarakat rusia setelah revolusi adalah masyarakat rusia sangat akrab dengan paham komunis dan sosialisme yang di cetuskan oleh Vladimir Lenin,,pada sektor perekonomian pun mengalami perubahan karena seluruh kendali ekonomi di kendalikan oleh pemerintah.

    Buktinya kemajuan sistem ekonomi adalah rusia memajukan perekonomian dengan cara meningkatkan produksi pertanian dan memajukan industri.
    mungkin begitu mbak maya,,terima kasih,,mohon maaf jika banyak kekurangan ...
    bagaimana bisa d terima ?? :)

  11. Unknown says:

    saya tnya lagi ya terus mengapa Kudeta ala Bolsheviks terus berlanjut di Indonesia pasca kemerdekaan ? apa faktor yang menyebabkan kudeta itu terus terjadi ? terima kasih

  12. Unknown says:

    saya akan menjawab pertanyaan mbk Maya,,

    sebenarnya kudeta ala Bolsheviks itu menjadi inspirasi bagi kaum komunis yang ada di Indonesia untuk melakukan kudeta yang sama seperti yang dilakukan Bolsheviks di Rusia. karena Kaum Komunis di Indonesia menginginkan Indonesia menjadi Negara Komunis dan Sosialis seperti Rusia.
    begitu mbak maya,,maaf bila ada kekurangan,,terima kasih

  13. Unknown says:

    Hafidh Ikhsan Fauzi
    (130731607297)

    saya mau bertanya mengapa Pada tahun 1903 Partai Sosial Demokrat pecah menjadi Partai Sosialis (Menshevik) dan Partai Partai Komunis (Bolshevik). apakah keduanya saling bertentangan?? lantas bagaimana dengan cita2 serta tujuan awal didirikanya partai Sosial Demokrat itu sendiri?? terimakasih.

  14. Unknown says:

    niki dwi ayuningtyas (130731615704)

    saya akan menjawab pertanyaan mas hafid..

    1. bertentangan , karena partai sosialis tu bersifat minoritas keanggotaan partai sedangkan komunis bersifat mayoritas yang perubahanya secara revolusioner dgn pimpinan pusat yang ketat.

    2. george plekhanov mendirikan partai sosialis demokrat dgn progamnya yg modern, yaitui persamaan dlm hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, serta perbaikan nasib buruh dan petani. tujuan ini hendak d capai dengan cara diplomasi politik dan pemogoan.

    bagaimana mas hafid ?? bisa d terima. mf jika ada kekurangan ..

  15. Unknown says:

    Diskusi blog ditutup dan dilanjutkan di kelas. Terimakasih atas partisipasinya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About Me

pendidikansejarahofferingdum
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info