Archive for April 2014
tugas kelompok 11 konflik Yugoslavia dan dampaknya
KONFLIK YUGOSLAVIA DAN DAMPAKNYA
ARTIKEL
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH
Sejarah Eropa
Yang dibina oleh Aditya Nugroho Widiadi, S.pd., M.pd.
Oleh
Fatkhur Roji (130731607258)
Galih Yoga
Wahyu Kuncoro (130731615690)
Muhammad Erik
Nizamul Karim (130731615257)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Maret 2014
ABSTRAK
Yugoslavia adalah
sebuah federasi antara tiga kerajaan, yaitu : Kerajaan Serbia, Kerajaan
Kroasia, dan Kerajaan Slovenia. Ketiga kerajaan ini mayoritas adalah keturunan
dari pemakai bahasa Slavik. Meskipun mereka dekat dalam kekeluargaan dan
bahasa, ketiga bangsa sebelum tahun 1918 belum menjadi satu kesatuan. Ketiga
kerajaan ini bergabung menjadi sebuah kerajaan yang berpusat di Hapsburg.
Semangat propaganda nasionalis dari Serbia membawa ketiganya menjadi sebuah
negara bersatu, yang menyatukan masa depan mereka menuju negara Yugoslavia.
Setelah kericuhan yang terjadi dipusat pemerintahan dan hilangnya ancaman di
Habsburg, Yugoslavia terbagi menjadi dua grup : yang mendukung pemerintah pusat
dimana dipegang oleh kerajaan Serbia dan yang mendukung pemerintah pusat sesuai
otonomi daerah. 28 Juni 1921, Pangeran
Regent mengambil jalan pembentukan
konstitusi baru, dan sejak hari “Revisionis” menjadi pimpinan politik di
kerajaan. Krisis muncul pada 20 Juni 1926, ketika Raditch menyerang pemerintah untuk proposal untuk meratifikasi Konvensi Netuno dengan Italia, Kroasia menyatakan itu bertentangan dengan kepentingan mereka. Seorang pendukung pemerintah menembaki para pemimpin dan anggota partai buruh Kroasia, menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya. Raditch sendiri kemudian meninggal akibat efek lukanya pada tanggal 8 Agustus 1928. Raja Alexander pada tanggal 5 Januari 1929,
membubarkan parlemen, membatalkanUndang-UndangDasar 1921, dan memanggil Zhivkovitch, komandan divisi penjaga yang ditempatkan di Belgrade,
untuk memimpin pemerintahan baru., pada bulan Oktober 1929 nama negara diubah dengan
proklamasi kerajaan dari "Kerajaan Serbia, Kroasia , dan Slovenia" ,
ke "Kerajaan Yugoslavia”.
Penyerangan tentara jerman pada tahun 1941 yang
di bantu Italia dan Hunggaria melakukan invasi militer ke Yugoslavia. Pasca invasi Jerman dan sekutunya melakukan pembagian atas wilayah Yugoslavia. Sementara Kroasia, Serbia,
Montenegro, dan Makedonia dimerdekakan sebagai Negara boneka yang tunduk pada Jerman.Pada bulan April 1945,
pasukan Partisan yang
dipimpin oleh Josip Broz Tito berhasil memaksa pasukan Jerman untuk angkat kaki.Di masa kepemimpinan Tito Yugoslavia cukup populer
di dunia internasional, berkat popularitas kepemimpinan pribadi
Tito.Sepeninggal
Tito, kehidupan politik dan Negara seakan-akan kehilangan arah.
Pada tahun 1989, Slobodan Milosevic terpilih menjadi presiden Negara bagian
Serbia. Bulan Desember
1990 pemerintah Negara bagian Slovenia memerdekakan
diri di ikuti oleh kroasia pada Mei 1991
dan Makedonia pada bulan September 1991. Pada tahun 2003 Yugoslavia mengganti namanya menjadi “Serbia dan Montenegro”.
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan Negara seakan-akan kehilangan arah.Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia ke arah jurang perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia,Kroasia, dan Makedonia.
Kegagalan-kegagalan perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin mengobarkan pertempuran di antara pihak-pihak yang
bertikai yang mengakibatkan timbulnya banyak sekali korban.
Kata kunci : Yugoslavia, Serbia, Kroasia, Slovenia,
Raditch, Pashitch, Alexander ,
konflik,dampak
SEJARAH
BERDIRINYA
Yugoslavia adalah
sebuah federasi antara tiga kerajaan, yaitu : Kerajaan Serbia, Kerajaan
Kroasia, dan Kerajaan Slovenia. Ketiga kerajaan ini mayoritas adalah keturunan
dari pemakai bahasa Slavik. Meskipun mereka dekat dalam kekeluargaan dan
bahasa, ketiga bangsa sebelum tahun 1918 belum menjadi satu kesatuan.
Ketiga
kerajaan ini bergabung menjadi sebuah kerajaan yang berpusat di Hapsburg. Semangat propaganda nasionalis dari Serbia
membawa ketiganya menjadi sebuah negara bersatu, yang menyatukan masa depan
mereka menuju negara Yugoslavia. Berdasar perbedaan yang disatukan, Manifesto
Corpu tahun 1917, yang disebut juga “sertifikat kelahiran Yugoslavia” untuk memproklamasikan ke dunia bahwa
ketiganya telah membentuk suatu negara dan masa depan mereka disebut dengan
“Kerajaan dari Serbia, Kroasia, dan Slovania”.
Yang
menjadi sebuah konstitusi, demokratis dan monarki parlementer dibawah kekuasaan
Serbia dimana negara baru mempunyai bendera sendiri dan ketiga anggota
konstitusional memiliki bendera masing-masing dan memiliki kedudukan yang sama.
Akan
tetapi semangat persatuan dan kerjasama yang tertera di Manifesto Corfu gagal
diwujudkan, karena ketidakmampuannya untuk memuaskan penduduk/warga dikarenakan
kegelisan berkelanjutan dalam politik dan krisis yang kadang terjadi di
kerajaan tersebut.
Setelah kericuhan
yang terjadi dipusat pemerintahan dan hilangnya ancaman di Habsburg, Yugoslavia
terbagi menjadi dua grup : yang mendukung pemerintah pusat dimana adalah
ekspansi dipegang oleh kerajaan Serbia dan yang mendukung pemerintah pusat
sesuai otonomi daerah.
Pemilihan
konstituante pertama digelar pada 28 November 1920, Kaum buruh Kroasia (Raditch)
berhasil tepilih 50 orang dalam pemilihan sementara , namun mereka menolak
untuk mengambil jatah kursi, sehingga Pashitch bisa menguasai kekuasaan
mayoritas dalam kerajaan.
Konstitusi
Yugoslavia pada 28 Juni 1921, dengan syarat untuk pemusatan pemerintahan
diamana harus menjalankan persamaan untuk semua anggota negara dalam perintah
untuk melenyapkan perbedaan daerah. Garis perbatasan yang lama dihapuskan dan
dibentuk wilayah provinsi yang baru di bawah parlemen nasional di Belgrade.
Pemerintah lokal dipilih langsung oleh masyarakat, akan tetapi pemimpin kantor
menteri keuangan ditunjuk oleh parlemen
Akibatnya
konstitusi “ ditempatkan tidak semestinya pada kekuasaan tangan yang tidak
kompeten di Belgrade, dan mengasilkan kemunduran dalam bidang administrasi –
khususnya pada pembentukan provinsi Astro-Hungaria”.
28 Juni 1921,
Pangeran Regent mengambil jalan pembentukan
konstitusi baru, dan sejak hari “Revisionis” menjadi pimpinan politik di
kerajaan. Pemilihan pertama parlemen
digelar pada Maret 1923, dan hasilnya muncul dua pihak yaitu Pashitch dan
Raditch. Raditch menolak untuk mengijinkan perwakilan Kroasia mengambil kursi
pemerintahan, dan Pashitch memungkinkan pembentukan kementrian. Beberapa tahun
setelah pemboikotan, Raditch muncul dan menyimpulkan bahwa hasil dari ketidak
hadiran partainya karena kalah kekuatan dari Pashitch. Sesuai dengan itu,
perwakilan partai Kroasia kembali ke parlemen dan menyebabkan mundurnya
Pashitch pada Maret 1924.
Pada akhirnya raja Alexander membubarkan parlemen.
Raditch dipenjara dalam tuduhan konspirasi selama kampanye pemilihan dengan
metode tangan kuat (tangan besi) digunakan untuk melenyapkan oposisi. Meskipun
berada di penjara, dia mengumumkan bahwa partai Buruh Kroasia telah memutuskan
pembentukan kerajaan, sebuah dinasti, dan konstitusi pada 1921. Pemimpin buruh
Kroasia itu kemudian dilepaskan dari penjara, anggota partainya memberi porto
folio dalam pemerintahan pada November 1925, Raditch memasuki kabinet dan
menjadi menteri pendidikan. Ketidakmampuannya dalam menangkis serangan dari
koleganya, membuat koalisi berakhir pada April 1926.
Krisis munculpada 20 Juni 1926,ketika Raditch menyerang pemerintah untuk proposal untuk meratifikasi Konvensi Netuno dengan Italia, Kroasia menyatakan itu bertentangan dengan kepentingan mereka. Seorang pendukung pemerintah menembaki para pemimpin dan anggota partai buruh Kroasia, menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya.Raditch sendiri kemudian meninggal akibat efek lukanya pada tanggal 8 Agustus 1928.
Deputi Kroasia kemudian menarik diri dari parlemen dan mendirikan badan saingan di Zagreb, di mana mereka melewati resolusi menolak untuk mengakui hukum yang diberlakukan olehParlemen di Beograd. Pada tanggal 1 Oktober, delegasi yang
mewakili Kroasia dan Dalmatia bertemu di Zagreb dan memutuskan untuk berserikat dengan bekerja secara independen dari pemerintah Beograd dan Serbia untuk memboikot.
Para pemimpin Kroasia menolak untuk berurusan dengan
pemerintah, dan menyatakan bahwa hanya jika tawaran yang dibuat oleh Raja
sendiri akan mereka membahas situasi tersebut. Pada tanggal 1 Desember 1928,
Kroasia menolak untuk berpartisipasi dalam perayaan nasional ulang tahun
kesepuluh dari negara Yugoslavia.
Raja Alexander memutuskan bahwa Parlementeriarisme itu, bukan mengembangkan dan memperkuat rasa persatuan nasional malah memprovokasi kekacauan moral dan perpecahan nasional. Raja pada tanggal 5 Januari 1929, membubarkan parlemen, membatalkan Undang-UndangDasar
1921, dan memanggil Zhivkovitch, komandan divisi penjaga yang ditempatkan di
Belgrade, untuk memimpin pemerintahan baru.
Yugoslavia
berubah menjadi monarki absolut , asumsi kekuasaan tunggal Raja menyeluruh atas
setiap petugas negara. Pembatasan pada pers , hukuman yang ditetapkan untuk
mengkritik atau menolak ukuran kediktatoran , senjata dilarang , dan semua
pertemuan politik dilarang kecuali diizinkan oleh polisi
Akhirnya
, pada bulan Oktober 1929 nama negara diubah dengan proklamasi kerajaan dari
" Kerajaan Serbia, Kroasia , dan Slovenia " , ke " Kerajaan Yugoslavia
" . Raja Alexander berharap Serbia, Kroasia , Slovenia dan akan
mengorganisir diri non-rasial dalam kelompok Yugoslavia berdasarkan sosial ,
ekonomi , dan lain kepentingan kelas .
KONFLIK
DI YUGOSLAVIA
Yougoslavia adalah Negara muda yang penuh dengan gejolak. Bagaimana tidak setelah pembentukannya saja konflik-konflik bermunculan, baik dari eksternal maupun internal. Konflik eksternal seperti penyerangan tentara Jerman pada tahun 1941 yang
di bantu Italia dan Hunggaria melakukan invasimiliter ke Yugoslavia. Pasca invasi Jerman dan sekutunya melakukan pembagian atas wilayah Yugoslavia. Sementara Kroasia, Serbia,
Montenegro, dan Makedonia dimerdekakan sebagai Negara boneka yang tunduk pada Jerman. Dan negara-negara itulah terjadinya konflik-konflik
internal seperti konflik etnis yang
mengakibatkan pembantaian-pembantaian etnis.Seperti pembantaian etnis Serbia, Kroasia dan Makedonia.
Pada bulan April 1945,
pasukan Partisan berhasil meguasai wilayah Yugoslavia dan memaksa pasukan Jerman untuk angkat kaki. Pasukan
Partisan ini merupakan kelompok berhaluan komunis yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Kelompok ini merekrut anggota dari berbagai etnis dan agama, sehingga bisa merekrut anggota dengan jumlah yang banyak dan cepat. Dikombinasikan oleh aliran bantuan dari negara-negara sekutu musuh Jerman. Pada bulan November 1945
partai pimpinan Josip Broz Tito
(Naridni Front) memenangkan pemilu untuk menentukan komposisi anggota parlemen dengan perolehan suara 90%. Pada 29 November 1945
Majelis Konstituen membubarkan Kerajaan Yugoslavia dan mendeklarasikan berdirinya Republik rakyat Federal
Yugoslavia. Dengan
6 negara penyusun yaitu
Bosnia-Herzegvina, Kroasia, Makedonia, Montenegro , Serbia, dan Slovenia.
Di masa
kepemimpinan Tito Yugoslavia
cukup populer di dunia internasional, berkat popularitas kepemimpinan pribadi
Tito. Figur Tito sebagai tokoh pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena
disamping bakat kepemimpinan dan kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis
Kroasia Tito menikah dengan warga etnis Serbia. Akan tetapi keadaan kemudian
berubah yaitu ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia tanpa sempat
mempersiapkan pengganti yang sekuat dirinya.
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan
kehilangan arah. Negara yang kemudian dipimpin secara kolektip oleh suatu badan presidensi berjumlah delapan
orang dan partai juga dipimpin Presidium beranggotakan
24 orang, ternyata praktek pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama
lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan.
Demikian juga pengaruh pimpinan Federal (partai maupun Negara) menjadi semakin
berkurang, dan dilain fihak pengaruh kekuasaan Republik bagian menjadi
bertambah kuat
Semakin parahnya krisis yang menimpa Yugoslavia pada
gilirannya turut berdampak pada melonjaknya inflasi dan membludaknya
pengangguran. Dikombinasikan dengan dendam lama warisan Perang Dunia II,
hubungan antar etnis yang menghuni yugoslavia semain lama semakin memanas.
Pada tahun 1989, Slobodan Milosevic terpilih menjadi presiden
negara bagian Serbiasetelah menyatakan dukungannya pada etnis Serbia dalam
konflik antara etnis Albania dan Serbia di Provinsi Kosovo. Tak lama kemudian ,
Milosevic berhasil menempatkan sekutunya menjadi perwakilan Montenegro,
Vojvodina, dan kosovo dalam kepresidenan sehingga mereka bersedia mendukung
milosevic memperkuat kontrol pemerintaha pusat atas negara-negara bagian
yugoslavia. Namun tidak semua anggota kepresidenan memdukung rencana milosevic
tersebut.
Bulan Desember 1990 pemerintah negara bagian Slovenia
mengelar referendum yang berhasil dimenangkan oleh golongan prndukung
kemenrdekaan. Di ikuti oleh Kroasia pada Mei 1991. Tidak ingin melihat Slovenia
dan Kroasia merdeka, pemerintahan pusat Yugoslavia mengirimkan pasukan ke 2
negara bagian tersebut .
Pada Juni 1991, pasukan Yugoslavia yang didominasi etnis
Serbia memulai invasi militernya ke Slovenia. 10 hari kemudian, perang di
Slovenia berakhir setelah pemerintahan
Slovenia setuju untuk menunda kemerdekaannya. Sebenarnya penghentian
perang ini juga dikarenakan Yugoslavia ingin fokus pada operasi militer di
Kroasia dan Bosnia-Herzegovina. Dimana letak geografisnya lebih dekat dan kaum
etnis Serbianya lebih banyak. Kemudian pada Juli 1991 pasukan yugoslavia
terlibat langsung dalam konflik dan memihak etnis Serbia.
Pada bulan tahun
1991, Makedonia memisahkan diri, namun yugoslavia tidak bereaksi karena
menganggap Makedonia adalah negara yang misikin dan sedikit warga etnis Serbia
disana. Negara bagian yang menjadi arena pertumpahan darah selanjutnyad adalah
Bosnia-Herzegovina. Pada tahun 1992 pecah konflik segitiga antara etnis
Bosniak, etnis kroasian. Yang masing-masing di dukung oleh negara bagian Kroasia dan pasukan Yugoslavia.
Pada tahun 1994, etnis Bosniak dan kroasia yang awalnya
saling bermusuhan, kini setuju untuk menjalin kerja sama seteah melakukan
perundingan di Zagreb. Bersatunya etnis Bosniak dan Kroasia membuat pasukan
yugoslavia dipaksa mundur pada Agustus 1995. Selain harus berperang melawan
pasukan gabungan etnis Bosniak dan Kroasia, Yugoslavia juga menerima serangan
bertubu-tubi dari pasukan Nato. Hingga akhornya pada Desember 1995 Yugoslavia
mengakui kemerdekaan Bosnia-Herzegovia dengan terpaksa.
Pada tahun 1999,
gejolak kembali menimpa Yugoslavia menyusul pemberontakan yang dilakukan
sekelompok separatis Ushtria Clirimtare e Kosoves (tentara pembebasan Kosovo)
yang anggotanya berasal dari kaum etnis Albania. Meskipun ada perlawanan dari
Yugoslavia namun pasukanYugoslavia mendapat serangan udara dari NATO dari
Kosovo.
Pada tahun 2003 Yugoslavia mengganti namanya menjadi “Serbia dan Montenegro”. Pergantian nama tersebut sebagai tanda
berakhirnya riwayat negara Yugoslavia.Total, ada 6 negara baru yang lahir pasca
runtuhnya Yugoslavia yaitu Bosnoa-Herzegovina, Kroasia, Serbia, Slovenia,
Makedonia, dan Montenegro.
.
DAMPAK KONFLIK YOGOSLAVIA
·
Bidang politik
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan Negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang
kemudian dipimpin secara kolektip oleh suatu badan Presidensi berjumlah delapan orang dan partai juga dipimpin Presidium
beranggotakan 24 orang, ternyata praktek pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan.
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia
kearah jurang perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektip tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina.
Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991
Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah Negara sendiri.
·
Adanya Korban mulai berjatuhan.
Proses disintegrasi Yugoslavia,
secara riil dimulai dengan aksi proklamasi pemisahan diri secarasepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia
menjadi negara
yang berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991.
Pemisahan diri tersebut sedikitnya didukung oleh negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada akhirnya mendapat pengakuan masyarakat internasional padahal pemerintah Yugoslavia
berkeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah konflik bersenjata yang bermula
di Kroasiadan Slovenia.
Rumitnya permasalahan yang
terjadi di kawasan Yugoslavia khususnya di Bosnia-Herzegovina telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia
Herzegovina melalui perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh faktor-faktor internasional menjadi sangat sulit. Kegagalan-kegagalan perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin mengobarkan pertempuran di antara pihak-pihak yang
bertikai yang mengakibatkan timbulnya banyak sekali korban.
·
Slovenia dan Kroasia merdeka.
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menghendaki pembubaran Federasi Yugoslavia
yang diikuti adanya Republik-Republik Bagian yang merdeka.
Dari Republik-Republik yang merdeka tersebut kemudian di bentuk Negara berdaulat yang mendapat pengakuan satu sama lain maupun dari masyarakat internasional dan selanjutnya bergabung kembali dalam suatu Negara baru dengan bentuk Konfederasi. Pihak
Serbia (Republik Serbia
dan Republik
Montenegro) dan Propinsi Otonom Vojvodina maupun Kosovo menentang
ide Kroasiadan Slovenia tersebut di atas dengan alas an bahwa Kroasia di tuduh ingin melegalisasi perbatasan-perbatasan
yang memisahkan antar Republik-Republik satu sama lain menjadi perbatasan negara yang diakui oleh masyarakat internasional.
Keadaan demikian yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari pihak-pihak luar telah mengakibatkan Slovenia
dan Kroasia secara bersama-sama pada tanggal 25 Juni 1991
memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan
di dalam Negara antara yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan.
·
Pengakuan Masyarakat Eropa dan
Internasional.
Kelompok Masyarakat Eropa yang sejak semula turut terlibat dalam proses
disintegrasi Yugoslavia menghadapi gerakan Slovenia dan Kroasia yang memproklamirkan kemerdekaannya tersebut. Di lain pihak Kroasia dan Slovenia terus mendesak untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional terutama dari kelompok Masyarakat Eropa.
Sementara itu Masyarakat Eropa membentuk suatu Komisi Arbitrasi untuk mengkaji kelayakan dari keinginan-keinginan Republik-Republik
Yugoslavia untuk mendapatkan pengakuan.
Padatanggal 15 Januari 1992 hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa mengatakan bahwa Slovenia dan Makedonia telah memenuhi syarat untuk mendapat pengakuan, Kroasia belum memenuhi syarat sebelum mengubah Undang-Undang-nya yang
mengatur etnis-etnis minoritasnya sedangkan Bosnia
Herzegovina akan mendapat pengakuan setelah menyelenggarakan
referendum di wilayahnya.
Puncak pengakuan Negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah pengakuan AS terhadap
Slovenia dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992
yang turut pula mendorong negara-negara maupun lembaga internasional memberikan pengakuannya terhadap Kroasia dan Slovenia.
·
Deklarasi Yugoslavia baru (Republik
Federal Yugoslavia)
Keadaan yang semakin tidak menentu di wilayah Republik-Republik Bagian Yugoslavia baik
di Slovenia, Kroasia maupun
Bosnia Herzegovina telah memaksa Parlemen Federal
Yugoslavia untuk bersidang
yang selanjutnya mengesahkan Undang-UndangDasar yang
baru.
Undang-Undang Dasar yang baru tersebut menetapkan pembentukan Yugoslavia
yang baru sehingga pada tanggal 27 April 1992
diproklamirkan Republik
Federal Yugoslavia yang anggotanya terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montenegro di
dalam wilayah perbatasan yang ada sekarang. Dengan deklarasi Yugoslavia
baru tersebut secara de facto dan de
jure telah menjadikan Republik-Republik Kroasia, Slovenia,
Bosnia Herzegovina dan Makedonia tidak anggota Yugoslavia
lagi.
·
Banjir darah di Bosnia.
Republik Bosnia Herzegovina
terletak di bagian sentral
Yugoslavia, dan sering dianggap sebagai "miniatur
Yugoslavia" karena penduduknya
multi nasional yaitu terdiri dari bangsa Muslim, Serbia
danKroasia yang bercampur menjadi satu. Itulah sebabnya Republik tersebut sebelum mendapat pengakuan internasional masih dilanda pertikaian-pertikaian seperti masalah etnis.
Perbedaan-perbedaan yang mendalam
di antara penduduk
Bosnia Herzegovina ditambah dengan gesekan-gesekan dari pihak luar telah memercikkan api pertikaian di antara mereka yang akhirnya berubah menjadi perang saudara, agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia
Herzegovina.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa edisi koleksi. 2007. Icons of the World. 79-82
Benns F, Lee. 1943. Europe Since 1914. Binghamton: Vaill-Ballou Press (USA)
The
Rise and Fall of Yugoslavia: from King Aleksandar to Marshall Tito, 1918-1980 karya.
MatjažKlemenčič . Univerzita v Mariboru.
Perang Yugoslavia. http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Yugoslavia, (online), diakses 27 Februari 2014.
Yugoslavia Negeri
Multirasial yang Tinggal Kenangan. http://republik-tawon.blogspot.com/2013/11/yugoslavia-negeri-multirasial-yang.html, (online), diakses 27 Februari 2014.
About Me
- pendidikansejarahofferingdum
Diberdayakan oleh Blogger.
free music at divine-music.info